Download Materi Khutbah Jum’at: Penyebab Kehinaan Atas Umat

Materi Khutbah Jum’at
Penyebab Kehinaan Atas Umat
Oleh: Ust. Fajar Jaganegara, S.Pd.I

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى  إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وقال رسول الله :إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Alhamdulillah segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masih menghidupkan iman dalam diri kita, sehingga kita berkesempatan untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya lewat amal-amal ketaatan, dan semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kesabaran serta keistiqomahan untuk selalu berada di atas jalan kebaikan dan kebenaran.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alahi wa salam, kepada keluarga, para sahabat yang mulia, para tabi’in dan tabiut tabi’in serta siapa saja dari umatnya yang sabar mengikuti jejak langkahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Semoga kelak pada hari kiamat kita diakui sebagai umatnya dan memperoleh syafa’atnya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Tidak lupa khatib berpesan untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Ta’ala, karena takwa adalah bekal terbaik untuk menghadap Allah, sebagaimana firman-Nya:

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ

“Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (al-Baqarah: 197)

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Allah subahanahu wa Ta’ala menjanjikan kemenangan dan kemuliaan kepada orang-orang beriman. Bahwa mereka yang tunduk serta patuh kepada-Nya akan memperoleh kemuliaan ketika di dunia dan kelak di akhirat.

Islam Allah jadikan agama yang mengatur kehidupan manusia, dan dengannya Allah memperbaiki sistem dan perilaku kehidupan manusia sesuai dengan nilai-nilai yang Allah inginkan. Maka ketika nilai-nilai tersebut diterapkan, Allah menjanjikan bagi manusia kehidupan yang penuh dengan rahmat dan kebaikan.

 Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدۡ سَبَقَتۡ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِنَّهُمۡ لَهُمُ ٱلۡمَنصُورُونَ وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلۡغَٰلِبُونَ

“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (QS. Ash-Shaffat: 171-173)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini merupakan janji Allah Ta’ala kepada para Rasul dan orang-orang beriman yang mengikuti mereka, bahwa pertolongan Allah akan diberikan kepada mereka ketika di dunia maupun di akhirat. Dan janji kemenangan kepada mereka adalah benar adanya. (Tafsir al-Quran al-‘Adzim, 7/45)

Allah juga berjanji:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur:55)

Akan tetapi Allah juga memberikan satu ketetapan atas manusia, bahwa kemenangan itu dipergilirkan di antara hamba-hambanya. Satu waktu mereka berada di atas angin kemenangan dan di lain kesempatan mereka terpuruk jatuh dalam kekalahan.

Mengapa kemenangan yang Allah janjikan kepada orang-orang dicabut dan diberikan kepada orang-orang selain mereka? Tidak lain karena mereka jatuh kepada hal-hal yang seharusnya mereka tinggalkan dan meninggalkan sesuatu yang harusnya mereka kerjakan.

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Dalam sebuah hadist Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dijelaskan beberapa faktor penyebab kenapa umat Islam bisa jatuh pada kehinaan. Di mana mereka direndahkan oleh musuh-musuh Islam. Mereka menjadi umat yang dikalahkan dan dihinakan, dizhalimi, ditindas, dan dikusai oleh orang-orang yang jahat kepada mereka.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, mengikuti ekor sapi, ridha dengan bercocok tanam dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud)

Hadist ini mengandung tiga hal yang menjadi penyebab kehinaan atas umat Islam. Dan tiga variabel ini telah kita saksikan hari ini.

Pertama, Tenggelam dalam transaksi ribawi.

Jual beli ‘inah adalah rekayasa transaksi keuangan, di mana pada hakikatnya dari transaksi ini adalah pinjaman ribawi namun berkedok jual beli. Jual beli ‘inah hanya satu contoh dari sekian transaksi ribawi lainnya. Hari ini kita menyaksikan bagaimana sistem keuangan yang mengatur kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanaya akad-akad ribawi.

Padahal Allah Ta’ala telah memerintahkan meninggalkan segala bentuk transaksi ribawi, bahkan Allah mengumumkan perang bagi mereka yang melakukannya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ فَأۡذَنُواْ بِحَرۡب مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu”  (QS. Al-Baqarah: 278-279)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam juga melaknat mereka yang bekerja dalam pusaran transaksi ribawi:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama (dalam melakukan yang haram)” (HR. Muslim no. 1598).

Maka adakah yang akan selamat dalam perang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai lawan? Dan apakah mungkin ada kebaikan dalam roda ekonomi umat jika mereka men dlakukan perbuatan yang Allah dan Rasul-Nya laknat dan perangi?

Kedua, Sibuk Dengan Urusan Dunia

dalam hadist ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menyebutkan variabel kedua yang menyebabkan kehinaan atas umat Islam. Yaitu, mereka terlalu sibuk dengan urusan dunia mereka.

Inilah maksud dari mengikuti ekor sapi dan ridha dengan pertanian; mereka sibuk dalam urusan duniawi. Sehingga waktu mereka habis untuk mengejar harta dan melupakan urusan agama dan jihad. (Abu Thayyib al-‘Adzim Aabadi, ‘Aun al-Ma’bud, 9/302)

Bukan berarti tidak boleh berternak dan bercocok tanam, akan tetapi hadis ini menjelaskan keadaan di mana kondisi umat Islam melalaikan urusan agama mereka. Dan konsentrasi mereka hanya fokus pada urusan dunia saja.

Padahal apa yang ada di dunia tidak akan pernah sebanding dengan apa yang Allah janjikan di Akhirat. Allah berfirman:

أرَضِيتُم بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا مِنَ ٱلۡأٓخِرَةِۚ فَمَا مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 38)

Ketiga, meninggalkan jihad di jalan Allah.

Ketika umat Islam disibukkan dengan urusan-urusn dunia dan meninggalkan berjuang di jalan Allah. Maka Allah timpakan kehinaan kepada mereka. Allah cabut rasa takut musuh-musuh Islam kepada mereka. Hingga akhirnya mereka tenggelam dalam kelenaan dan kehinaan.

Jihad adalah perangkat yang Allah berikan kepada umat Islam untuk menjaga kemuliaan agama. Dan Allah telah membeli jiwa orang-orang beriman dengan harga berupa Surga. Bagi mereka yang mau menjualnya di jalan Allah. Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ ٱشۡتَرَىٰ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَنفُسَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلۡجَنَّةَۚ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقۡتُلُونَ وَيُقۡتَلُونَۖ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقّا فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ وَٱلۡقُرۡءَانِۚ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِۚ فَٱسۡتَبۡشِرُواْ بِبَيۡعِكُمُ ٱلَّذِي بَايَعۡتُم بِهِۦۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS.At-Taubah:111)

Maka tidak akan kemulian bagi Islam dan kaum muslimin, jika kita menghabiskan harta, usia, dan tenaga kita untuk mengejar dunia yang sementara dan mengabaikan kenikmatan Surga yang kekal selamanya. Maka orang yang berakal tentu mengabaikan yang fana untuk sesuatu yang kekal.

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Ini adalah tiga hal yang hari ini terjadi di tengah-tengah kehidupan kaum muslimin. mereka tenggelam dalam transaksi ribawi yang menjadi penyebab turunnya kemurkaan Allah.

Mereka terlalu sibuk dengan urusan dunia mereka, larut di dalamnya, mengabaikan urusan agama mereka. Mereka sibuk mengikuti pantat sapi dan bercocok tanam dan menjadikan dunia sebagai puncak cita-cita mereka.

Mereka juga meninggalkan berjuang di jalan Allah, mengabaikan perintah-perintahNya dan mengerjakan apa yang dilarang-Nya, mereka tidak peduli lagi dengan syariat-Nya. Hingga akhirnya umat ini Allah timpakan kehinaan dan tenggelamkan dalam lumpur kerendahan.

Bahkan Nabi shalallahu ‘alaihi salam mengibaratkan keadaan ini, seakan-akan mereka telah keluar dari agama mereka sehingga mereka harus segera bergegas kembali pada Allah dan Rasul-Nya.

Ketika mereka telah kembali kepada apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan, dan lebih mengutamakan akhirat dari dunia dan berjihad di jalan Allah. Maka Allah berjanji akan menurunkan pertolongan-Nya dan memberikan kemuliaan itu kembali kepada mereka.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad :7)

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Mari di Jumat penuh berkah ini kita segera menyadari dan menginsafi diri masing-masing setiap kita. apakah penyebab dari Allah hinakan umat ini dan terlambatnya pertolongan Allah karena sebab dosa-dosa kita?

Maka semoga siapa saja di antara kita yang hingga hari ini masih terkurung dalam transaksi-transaksi ribawi diberikan hidayah dan taufik untuk berhenti dan bertaubat. Siapa saja di antara kita yang lalai dengan urusan agamanya segera sadar, dan siapa saja yang belum tergerak hatinya untuk berjuang segera bergerak.

InsyaAllah, jika kita sama-sama berbenah dan terus memperbaiki diri, Allah akan segera hilangkan kehinaan ini dan turunkan pertolongan-Nya dan kembalikan kemuliaan kaum muslimin.

  بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ؛ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. نَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله عَزَّ وَجَلَّ والتَّمَسُّكِ بِهَذَا الدِّينِ تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَيْطَانِ الرَجِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنْ اليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا،

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَناَ دِينَناَ الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِناَ وَأَصْلِحْ لنَاَ دُنْيَاناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُناَ وَأَصْلِحْ لَناَ آخِرَتَناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُناَ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَناَ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لُناَ مِنْ كُلَّ شَرٍّ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِن الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ.

اللَّهُمَّ إِنّاَ نَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ. وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِناَ خَيْرًا.

الَلَّهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ الَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ لَناَ فِيْ عَاقِبَةِ الأُمْورِ الَلَّهُمَّ اجْعَلْ آخِرَ مَاتُعْطِيْنَا مِنَ الخَيْرِ رِضْوَانِكَ وَالدَّرَجَاتُ العُلىَ مِنْ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ.

فَاللهم أَسْعِدْ فِي هَذَا الْعِيْدِ قُلُوْبَنَا وَفَرِّجْ هُمُوْمَنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ..

وَصَلَّ اللهم عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Jangan lupa klik tombol share di bawah, Semoga Bermanfaat!
Terimakasih, Jazakumullah Khairan, Barakallahu Fiikum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *