Amalan Sunnah di Bulan Dzulhijjah
Oleh: Ust. Zaid Royani, S.Pd.I
Bulan yang paling dicintai Allah adalah bulan-bulan haram, di antara bulan haram, bulan yang paling dicintai adalah bulan Dzulhijjah, sedangkan hari yang paling utama dalam Dzulhijjah adalah sepuluh hari pertama darinya, Kerena itu Allah bersumpah dalam surat al-Fajar.
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)
Ibnu Abbas dan lainnya menyebutkan bahwa makan malam yang sepuluh itu adalah sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah.
Begitupula Nabi menyebutkan bahwa, “Hari yang paling mulia di dunia adalah hari sepuluh (sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah). (HR. Al-Bazzar dan Al Hakim dishahihkan oleh Al-Albani)
Dari sini kita faham bahwa 10 hari pertama bulan dzulhijjah merupakan hari mulia, dan tidak ada yang memuliakan hari-hari itu kecuali seorang mukmin. Maka tidak ada cara yang bisa dilakukan seorang mukmin dalam menyambut hari-hari mulia ini kecuali dengan menghiasinya dengan amalan shalih.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.)
Masyallah… Allah sedang memberi kabar gembira berupa dibukakannya pintu kebaikan yang pahalanya setara bahkan melebihi dari pahala jihad fi sabilillah. Pahala jihad fi sabilillah? Ya, begitulah cara Allah meng-‘obral’ pahala di hari yang mulia. Tidak tanggung-tanggung.
Ketika kita belum mampu berjihad atau belum mendapat peluangnya, maka caranya mudah beramal yang maksimal di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah setidaknya bisa menyalurkan niatan kita untuk berjihad.
Ketika telah ditawarkan peluang pahala yang besar maka tidak sepantasnya seorang mukmin untuk menyia-nyiakan tawaran itu. Hendaknya ia mampu memaksimalkannya dengan baik. Ada beberapa jenis amalan ibadah yang ditawarkan untuk dimaksimalkan pada hari-hari tersebut. Di antaranya:
Pertama, Haji dan umroh
Dua ibadah ini merupakan ibadah yang paling utama untuk dikerjakan pada bulan dzulhijjah. Rasulullah bersabda:
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
“Satu umroh dengan umroh berikutnya dapat menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada balasan untuk haji mabrur kecuali surga.” (Muttafaq ‘alaih)
Bagi yang memiliki kemampuan untuk berangkat haji atau umroh maka hendaknya memanfaatkan hari mulia ini. Namun bagi yang belum teruslah memohon agar Allah memberi kemampuan untuk berangkat haji dan umroh.
Kedua, Berpuasa.
Puasa merupakan amalan ibadah yang pahalanya langsung dari Allah ta’ala tanpa perantara. Karena besarnya pahala puasa, Allah pun mengkhususkan satu puasa pada bulan ini, yaitu puasa hari arofah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صيام يوم عرفة احتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده
“Puasa hari arofah, aku berharap kepada Allah agar dengannya menghapuskan dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (HR. Muslim)
Hingga Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa puasa pada hari arofah merupakan puasa yang sangat dianjurkan.
Ketiga, Shalat.
Shalat memang ibadah rutin yang kita kerjakan setiap hari, namun shalat harus menjadi ibadah utama pada bulan dzulhijjah, mengapa? Karena shalatlah ibadah paling kuat dan intens untuk mengontrol keterkaitan hati seorang hamba kepada Rabbnya, maka hendaknya seorang mukmin meningkatkan kembali semangat shalat dengan menjaga waktu-waktunya, menambah dengan shalat-shalat nafilah lainnya.
Keempat, Dzikrullah
Menautkan hati kepada Allah dengan dzikir pada hari-hari ini termasuk ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw:
ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر، فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”. (HR. Ahmad)
Dalam riwayat Bukhari disebutkan bahwa Abu Hurairah dan Ibnu Umar pada hari-hari ini pergi ke pasar dengan mengumandangkan takbir sehingga orang-orangpun ikut bertakbir.
Kelima, Shadaqah
Dari sekian jenis amalan ibadah, shadaqah termasuk amal ibadah unggulan. Karena ibadah inilah yang diinginkan mereka yang terlanjur masuk ke liang lahat, karena mereka tahu itulah amalan yang paling besar untuk membantu mereka kelak di dalam kubur.
Allah berfirman:
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Maka bershadaqah di bulan Dzulhijjah merupakan amalan yang tepat secara fadhilah amal dan waktu.
Dan tentunya masih banyak lagi jenis amalan-amalan yang dapat dikerjakan seseoang ketika meyambut bulan yang di dalamnya terdapat hari-hari yang dimuliakan Allah ini. Setidaknya beberapa amalan di atas bisa mewakili dari sekian banyak amal yang tergolong amal kebaikan. Wallahu a’lam.