Urgensi Kurban Merajut Persaudaraan

Urgensi Kurban Merajut Persaudaraan

 

Ibadah kurban merupakan bukti cinta seseorang kepada Allah, Rasul-Nya dan syariat Islam. Demikian itu karena kecintaan seorang hamba kepada Allah Ta’ala membutuhkan bukti nyata. Bukti tersebut yaitu kita mengikuti dan malaksanakan segala syariat yang Rasulullah tetapkan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Selain syariat Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, Ibadah kurban sendiri telah ada semenjak generasi pertama anak Adam. Di mana pada saat itu Qabil dan Habil, yang merupakan kedua anak kandung nabi Adam, mempersembahkan kurban atas apa yang mereka miliki. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 27:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa”

Dari sini jelas bahwa kurban merupakan syariat agung untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Selain itu, ibadah kurban pun dapat dikatakan sebagai bukti akan ketakwaan seseorang, sehingga Allah hanya akan menerima ibadah kurban dari orang yang bertakwa.

Teladan dari Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam

Selain dari pengorbanan yang dilakukan generasi awal manusia di dunia. sejarah kurban yang dilakukan umat Islam pun tidak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, seorang nabi yang amat bertakwa. Di mana beliau benar-benar menjalankan perintah Allah Ta’ala, meskipun perintah tersebut di luar kebiasaan dan nalar manusia, yaitu menyembelih anaknya sendiri.

Allah Subahanahu wata’ala berfirman dalam surat Ash-Shaffat ayat 103-105:

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ، وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ، قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim”. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Urgensi Ibadah Kurban Bagi Umat Islam

Dari kedua kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurban merupakan ibadah yang bernilai sangat tinggi. Sehingga, Allah memerintahkan hamba-hambanya untuk berkurban sebagai bukti akan kecintaan dan ketakwaan mereka kepada-Nya. Untuk itu setidaknya ada 3 urgensi kenapa kita perlu berkurban,

Pertama: Sebagai bukti ketakwaan. Keimanan serta ketakwaan seseorang tentu membutuhkan bukti nyata, berupa pengorbanan yang hendaknya ia lakukan. Sehingga, melaksanakan syariat kurban merupakan bukti keimanan seseorang kepada Allah, dan yang demikian itu harus diiringi ketakwaan.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Hajj ayat 37:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”

Kedua: Sebagai bentuk rasa syukur. Bentuk rasa syukur seseorang atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan adalah dengan cara menggunakan nikmat tersebut untuk menedekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Untuk itu, kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah karuniakan pada diri kita, baik yang terlihat seperti: mata, telinga, tangan, kaki dan lainnya; ataupun yang tidak terlihat seperti: pembuluh darah, syaraf, sel dan lain sebagainya, merupakan nikmat yang patut untuk kita syukuri.

Sehingga dengan melakukan ibadah kurban, seakan-akan kita telah menyukuri berbagai nikmat yang Allah karuniakan pada diri kita, karena binatang yang kita kurbankan memiliki organ tubuh sebagaimana yang kita miliki. Bahkan terkait ibadah kurban sebagai rasa syukur ini, Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Kausar ayat 1-2:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”

Ketiga: menumbuhkan jiwa sosial. Berkurban tidak hanya ibadah yang terkait hubungan manusia dengan Allah saja. Melainkan, ia juga ibadah yang bersifat sosial, sehingga akan menumbuhkan persaudaraan, sifat saling berbagai serta menghilangkan sifat rakus dan tamak.

Sebagaimana kita ketahui bahwa binatang memiliki sifat rakus dan tamak, maka dengan menyembelih binatang kurban, seakan-akan kita telah menyembelih sifat-sifat kebinatangan tersebut. Untuk itu, ibadah kurban sangat penting untuk dilaksanakan, khususnya bagi yang memiliki harta untuk membeli binatang sembelihan.

Terkait pentingnya ibadah kurban ini, Rasulullah pernah bersabda riwayat Ibnu Majah, no. 3123 dan Ahmad, no. 8273:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Siapa yang memiliki kelapangan rezeki lalu tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati lapangan tempat salat kami”

Penutup

Dari seluruh pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ibadah kurban merupakan ibadah yang bernilai sangat tinggi. Ia merupakan bukti dari keimanan dan ketakwaan seseorang; juga merupakan bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah karuniakan; serta dengannya akan menumbuhkan jiwa sosial merajut persaudaraan. Oleh karenanya, Rasulullah mengancam mereka yang mampu tapi enggan melakukan ibadah kurban. Semoga kita dapat melaksanakan ibadah kurban tahun ini. aamiin ya Rabb

Amir Sahidin

Mahasiswa Doktoral Unida Gontor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 Himayah Foundation