Pemateri: Ust. Rusydan Abdul Hadi, Lc
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Segala puji bagi Allah SWT sang Rabbul alamin atas segala nikmatnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua terutama nikmat iman yang masih bisa kita rasakan ketika membaca tulisan ini. Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta orang-orang yang mengikuti jalan kebenarannya hingga hari kiamat kelak.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah…
Sebelum memulai khutbah pada siang hari ini, ijinkan khatib untuk memberi wasiat baik kepada diri khatib pribadi maupun kepada jamaah sekalian, untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 102:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah…
Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 185:
يرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ
Yang artinya:
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran.
Meskipun ayat tersebut berbicara mengenai ibadah puasa, namun Imam As Syaukani dalam kitab tafsirnya Fathul Qadir menyebutkan bahwa kehendak Allah SWT dalam ayat ini mencakup semua perkara agama.
Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa semua bagian dari agama Islam merupakan sesuatu yang mudah dan memudahkan bagi manusia. Tidak ada satu bagian pun dari agama ini yang bertujuan menyulitkan kehidupan manusia.
Dalam hal puasa misalnya, meskipun secara umum kita diwajibkan untuk mengerjakannya selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Namun tidak lantas syariat Islam secara kaku mengabaikan ragam kondisi manusia. Bagi orang yang sedang dalam perjalanan dan sakit yang tidak memungkinkan untuk puasa, mereka dipersilahkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Begitupun dengan shalat, meskipun terdapat beberapa gerakan tubuh yang menjadi rukun, dalam artian jika gerakan tersebut terlupa maka shalatnya menjadi batal. Namun ketentuan tersebut nyatanya berlaku bagi orang yang mempunyai kemampuan fisik yang memadai saja.
Bagi orang yang memiliki keterbatasan kemampuan fisik, boleh melakukan shalat dengan duduk, berbaring, atau isyarat yang sudah pasti mengabaikan gerakan-gerakan yang menjadi rukun shalat. Namun tidak lantas, hal tersebut menjadikan shalat seseorang menjadi tidak sah dan dia juga tidak perlu menggantinya di hari lain.
Orang yang melakukan thawaf dalam ibadah haji, memang diharuskan dalam keadaan suci. Namun bagi wanita yang sedang haid dan waktu kepulangannya ke tanah air mepet diperbolehkan thawaf dalam keadaan belum suci dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah…
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
Yang artinya:
Sesungguhnya agama ini mudah. Tidaklah seseorang memberat-beratkan diri dalam agama melainkan ia akan dikalahkan (tidak mampu). Maka bersikaplah lurus, mendekatlah (kepada kebenaran), dan bergembiralah. Serta mintalah pertolongan (untuk istiqamah) dengan beribadah di waktu pagi, di waktu sore, dan sebagian waktu malam.
Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani menjelaskan dalam kitabnya yang sangat masyhur Fathul Bari bahwa hadis tersebut menunjukkan bahwa agama Islam ini lebih mudah dibanding agama-agama sebelumya. Allah SWT telah mengangkat beban-beban syariat yang berat yang pernah dipikul oleh umat-umat terdahulu.
Beliau Al Hafidz Ibnu Hajar mencontohkan bahwa umat terdahulu ada yang ketika ingin bertaubat, maka cara bertaubatnya adalah dengan membunuh diri mereka sendiri. Sedangkat taubatnya kita hari ini cukup dengan meninggalkan perbuatan dosa yang telah dilakukan serta berkemauan kuat untuk tidak mengulanginya lagi.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah…
Ada tiga rangkaian kata yang harus kita cermati dalam hadis yang kita sebutkan tadi yaitu saddidu, qaribu, absyiru, bersikaplah lurus, mendekatlah, dan bergembiralah.
Bersikap lurus berarti kita mempunyai ketepatan dalam beramal sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mendekat berarti dalam beramal shalih kita harus mempunyai upaya maksimal untuk menyamai apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan bergembira berarti jangan sampai amal ibadah yang kita lakukan melampaui batas kemampuan kita sehingga melelahkan diri kita.
Pada hadis tersebut juga dijelaskan mengenai efek buruk yang akan didapat ketika seseorang tidak menjalankan ketiga tadi dalam beribadah. Yaitu dia akan dikalahkan, ya dia akan kalah, dia akan kelelahan dan mungkin akan berhenti selamanya dari melaksanakan ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
اَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
ٱلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ، وَٱلْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّالِمِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى ٱللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah…
Namun ada hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam beribadah meskipun kita sudah bersikap lurus, mendekat kepada kebenaran, dan bergembira. Sebagaimana yang termaktub dalam kalimat penutup hadis yang saya sebutkan tadi:
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
Serta mintalah pertolongan (untuk istiqamah) dengan beribadah di waktu pagi, di waktu sore, dan sebagian waktu malam.
Hal ini mengingatkan kita untuk senantiasa menundukkan serta merendahkan diri ketika di hadapan Allah SWT. Kita harus mempunyai keyakinan sepenuhnya bahwa keistiqomahan kita, konsistensi kita dalam melaksanakan ibadah tidak akan tercapai tanpa pertolongan Allah SWT.
Maka dari itu ada sebuah doa yang mungkin sudah sering kita baca di waktu pagi dan petang, namun masih perlu untuk kita renungi maknanya secara lebih mendalam:
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Menjaga dan Mengatur, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah seluruh urusanku, dan jangan biarkan aku bergantung pada diriku sendiri walau sekejap mata.
Sebelum mengakhiri khutbah pada siang hari ini, marilah kita bershalawat kepada baginda nabi besar Muhammad SAW. Karena barangsiapa yang memperbanyak shalawat, akan dekat dengan beliau di negeri akhirat.
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
اللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِينَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي فِلَسْطِين، وَفِي غَزَّةَ، وَفِي كُلِّ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ،
اللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا هٰذَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ،
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Download PDF Materi Khutbah Jum’atnya di sini :
DOWNLOAD






