Ujian  Kunci Kemenangan

Ujian  Kunci Kemenangan

Bala Ujian adalah sejarah dan kisah panjang sejak diturunkannya kalimat La ilaha illalloh ke muka bumi. Para nabi dan orang-orang yang jujur imannya silih berganti menerima bala ujian. Demikian juga dengan para pemimpin yang memegang tauhid.

Oleh karena itu, siapa saja yang meniatkan dirinya secara tulus untuk memikul kalimat La ilaha illalloh dan membela serta ingin menegakkannya di muka bumi, ia harus mau menebus status mulia ini dengan menanggung beban-beban berat, baik itu kelelahan, keletihan, dan bala.

Lihatlah, di manakah posisi Anda? Jalan ini adalah jalan yang Nabi Adam harus menanggung kelelahan dalam menempuhnya. Karena jalan ini pula, Nabi Nuh mengisi hidupnya penuh derai air mata. Disebabkan jalan ini Al-Kholil (kekasih Alloh) Ibrohim dilempar ke dalam api. Nabi Ismail harus rela diterlentangkan untuk disembelih. Nabi Yusuf rela dijual sebagai budak dengan harga murah, dan mendekam di penjara bertahun-tahun. Nabi Zakariya digergaji tubuhnya. Nabi Yahya disembelih. Nabi Ayyub bergelut melawan penyakit. Nabi Dawud menangis melebihi kebiasaan manusia biasa. Nabi Isa dipaksa hidup dalam keterasingan. Dan Nabi Muhammad sendiri harus hidup akrab dengan kemiskinan dan berbagai intimidasi.

Alloh menguji sebagian makhluk dengan makhluk yang lain, menguji orang beriman dengan orang kafir, sebagaimana menguji orang kafir dengan orang beriman. Ujian bala seperti ini adalah bagian yang menjadi jatah bersama bagi semua manusia.

Sebagaimana Firman-Nya: “Maha Suci Alloh Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67]: 1- 2)

Imam Muslim meriwayatkan dari Nabi dalam hadits qudsi yang beliau riwayatkan, “Sesungguhnya Aku mengutusmu, wahai Muhammad, untuk menguji dirimu dan menguji manusia denganmu.”.

Kita ketahui dari Al-Quran dan Sunnah, bahwa ada di antara para nabi itu  yang dibunuh dan dicincang tubuhnya oleh musuh, seperti Nabi Yahya. Ada juga yang hampir dibunuh oleh musuhnya lalu pergi menyelamatkan diri seperti Nabi Ibrohim, beliau kemudian berhijrah ke negeri Syam. Demikian juga Nabi Isa, karena akan dibunuh maka beliau diangkat oleh Alloh ke langit.

Orang-orang beriman terdahulupun, kita saksikan ada yang disiksa dengan siksaan yang keji. Ada yang dilemparkan ke parit-parit api. Ada yang menemui kesyahidan. Ada yang hidup di bawah kesusahan, kekerasan, dan penindasan. Maka, jika kita hanya melihat sisi ini saja, seolah-olah di manakah janji Alloh bahwa Dia akan memenangkan mereka di dunia, padahal mereka ada yang diusir, dibunuh, dan disiksa?!!

Ditimpakannya bala adalah takdir Alloh untuk semua makhluk-Nya. Yang membedakan adalah, untuk orang-orang pilihan, ujian itu akan semakin keras dan berlipat-lipat dari orang biasa. Sebab mereka ini adalah orang-orang yang diperhatikan Alloh.

Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja mengatakan: “Kami beriman,” sementara mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan Alloh akan benar-benar tahu siapakah orang-orang yang benar dan siapakah orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabût:  1 – 2).

Maka bersabarlah dan tetaplah Istiqomah karna dengan ujian Allah akan menjanjikan kepada hambanya kemenangan, sebagaimana Hujan yang akan memunculkan pelangi keindahan.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *