TEKS KHUTBAH IDUL FITRI 1440 H
JALAN KEMENANGAN DAN KEMULIAAN
Oleh: Ust. Ibnu Syarqi, Lc
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله
لا اله الا الله و الله أكبر
الله أكبر و لله الحمد
إِنَّ اْلحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونستغفره ونستهديه و نتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له, أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى على محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلي يوم الدين
أما بعد, قال تعالى فى القران الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
ياأيها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله وؤسوله فقد فاز فوزا عظيما
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وفي رواية أبى داود وكل ضلالة فى النار
Allahu akbar Allu akbar Allahu akbar walillahil hamdu.
Jamaah shalat iedul fithri yang berbahagia…
Akhirnya sampailah kita di hari ini. Sebuah episode perjalanan dimana ramadhan berakhir dan berlalu dari lembaran kehidupuan kita. Ramadhan berlalu dengan segala catatan amalan kita. Berbahagialah mereka yang mengisi lembar catatan amalnya dengan warna warni kebajikan terbaik sejak awal hingga akhirnya. Siang hari Ramdhan bagi mereka adalah hari-hari perjuangan, sedangkan malam harinya adalah jalan penghambaan. Sebaliknya sungguh sedih dan merugi siapa saja yang membiarkan lembaran hari ramadhannya berlalu sia-sia, tanpa mengisinya dengan catatan amalan yang mulia.
Sampailah kita dipagi hari ini, hari kebahagiaan dan kemenangan kita di dunia sebelum kita -in syaa Allah- merayakan kemenangan puncak di akhirat, yaitu ketika Allah Azza wajalla dengan rahmatNya mengizinkan tapak kaki kita melangkah memasuki surgaNya; tempat yang hanya menyuguhkan kenikmatan dan tiada lagi kepayahan dan kesusahan. Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan; kegembiraan saat ia berbuka, dan kegembiraan saat berjumpanya dengan Rabbnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar walillahil hamdu
Jamaah shalat ied yang berbahagia
Ramadhan yang telah beralu dari kehidupan kita sejak awal mengajarkan kepada kita tentang jalan kemenangan. Dan ramadhan mengajarkan pula kepada kita bahwa jalan kemenangan bukan jalan yang mudah. Kemenangan harus diraih dengan melalui rasa lelah, membelenggu nafsu yang memburu, pengorbanan yang tidak ringan, serta ujian yang menghiasi perjalanan. Akan tetapi perjuangan, ujian dan pengorbanan itu pada akhirnya berujung manisnya kemenangan.
Jamaah shalat ied yang berbahagia…
Sejarah umat ini mencatat rangkaian perjuangan dan kemenangan umat Islam; Pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 H Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersama para shahabat beliau yang mulia memenangkan perang Badar; hari ditegaskannya pemisahan antar kebenaran dan kebatilan. Dibulan Ramadhan pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada tahun ke-8 Hijriyah menakkan kota Mekah yang sebelumnya menjadi pusat tempat kaum musyrikin merencanakan makar dan melancarkan permusuhan mereka kepada Islam dan kaum muslimin.
Sejarah hari-hari Ramadhan juga mengisahkan kepada kita tentang bagaiamana Sa’ad bin Abi Waqash, panglima muslim para era kekhalifahan Umar bin Khathab, pada tahun ke-5 H/636 M, memimpin 30 ribu pasukan muslim, berhasil memenangkan pertempuran Qadisiyah dan menaklukkan pasukan Persia yang ketika itu berkekuatan 200 ribu personil.
Ramadhan juga mencatat tentang kisah Thariq bin Ziyad, panglima muslim pada era kekhilafahan umawiyah menebar dakwah Islam hingga ke benua Eropa hingga berhasil menaklukkan semenanjung Andalusia yang meliputi Spanyol dan Portugal pada tahun 93 H/711 M.
Ramadhan berkisah tentang Saifuddin Quthuz yang berhasil menghempaskan pasukan Tatar Mongol yang terkenal tangguh dan kejam, dalam pertempuran ‘Ain Jalut. Juga tentang Muhammad Al-Fatih, peletak kekhalifahan Turki Utsmani yang sukses menaklukkan ibukota Romawi Timur yang bernama Konstatinopel. Demikian pula Shalahuddien Al Ayyubi berhasil merebut kembali Baitul Maqdis dari cengkraman pasukan salib dalam pertempuran Hiththin juga pada bulan ramadhan.
Allahu akbar Allahu akbar walillahil hamd…
Kemenangan adalah ketetapan yang telah digariskan oleh Allah Azza wajalla untuk para rasulNya dan orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Kami pasti akan memenangkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan kelak pada hari (kiamat) dimana para saksi akan berdiri.” (QS. Al-Mukmin: 51)
“Dan Kami berkewajiban selalu menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Rum: 47)
Allah juga berfirman,
“Dialah (Allah) yang mengutus RasulNya dengan membaca petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan atas seluruh agama, meskipun orang-orang musyrik itu tidak menyukainya.” (QS. At-Taubah: 33)
Inilah janji Allah dan Allah Maha Menepati janjiNya. Bahwa pertolongan dan kemenangan bagi agama dan hamba-hambaNya yang beriman adalah sebuah kepastian.
Pertanyaannya, lalu mengapa kita, kaum muslimin diberbagai belahan dunia mengalami kekalahan dalam berbagai bidang kehidupan? Mengapa umat islam terpinggirkan dalam bidang sosial politik, lemah dalam militer, kalah secara ekonomi? Mengapa umat muslim diberbagai belahan dunia menjadi korban kezaliman; penindasan, pengusiran, pembersihan etnis, pemenjaraan hingga pembantaian secara sadis oleh para penguasa zalim dan orang-orang kafir?
Pertama, kita mesti mengimani bahwa keadaan yang tengah melanda kaum muslimin hari ini adalah bagian dari takdir dan ketetapan Allah. Ketetapan yang mengandung hikmah. Tertundanya pertolongan Allah dan kemenangan bisa karena kita memang belum layak untuk mendapatkannya, atau Allah hendak menguji agar kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, mencurahkan warna warni pengorbanan, mengadu dan hanya bersandar hanya kepada Allah. Allah berfirman,
“Demikialah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah membinasakan mereka, akan tetapi Allah hendak menguji kamu dengan sebagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” (QS. Muhammad: 4)
Kedua, adalah karena pertolongan Allah janjikan kepada hamba-hambanya yang memenuhi syarat, mereka yang mau membayar harga dari sebuah kemenangan dan kemuliaan. Oleh karena itu menjadi kewajiban kita untuk mengetahui dan memenuhi syarat kemenangan, sehingga mendapatkan pertolongan dan kemuliaan dunia dan akhirat. Dan jalan dan syarat mendapatkan kemenangan itu sesungguhnya telah Allah terangkan di dalam Al-Qur’an dan telah pula dicontohkan oleh Nabi kita Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam serta para pendahulu umat ini.
Syarat pertama, yaitu keimanan yang benar dan jujur, yang menghujam di dalam jiwa. Keimanan yang benar dan tauhid yang bersih adalah landasan utama semua bentuk kemuliaan dan kemenangan. Sebaliknya kemenangan tidak layak disebut sebagai kemenangan jika iman dan tauhid tidak menjadi motivasi dan penggeraknya. Itulah yang Allah tegaskan dalam firmanNya,
“Sesungguhnya Kami pasti akan memenangkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan kelak pada hari (kiamat) dimana para saksi akan berdiri.” (QS. Al-Mukmin: 51)
Beriman kepada Allah berarti memenangkan Allah atas selainNya, menjadikan Allah dan RasulNya lebih dicintai daripada apapun selain keduanya. Beriman berarti kita membuktikan keimanan dalam wujud amal nyata, karena keimanan bukan sebatas pengakuan lisan, akan tetapi komitmen untuk beramal shalih, menyemai bibit kebajikan, menjadikan agama sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat sehingga agama Allah benar-benar menjadi pranata sosial yang hidup ditengah-tengah kehidupan kita. Agama tidak hanya dipakai di masjid, tetapi juga di kantor, sekolah, tempat kerja, dan seterusnya. Agama tidak hanya dipraktikkan dalam ibadah ritual akan tetapi juga dalam kehidupan muamalah dan hubungan sosial.
Beriman berarti memenangkan syariat Allah atas segala macam bentuk syariat yang lain. Tetap teguh mempertahankan tauhid dan memegang teguh keimanan, meskipun harus kehilangan dunia itulah kemenangan, karena kemenangan sejati adalah kemenangan akhirat. Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya jika kamu orang yang beriman.” (QS. ALi Imran: 139)
Ayat ini membicarakan tentang rasa lemah dan kesedihan yang menimpa kaum muslimin pasca perang uhud. Lalu Allah menghibur kaum mukminin bahwa kekalahan dunia dalam peperangan melawan orang-orang kafir tetap menyisakan kemenangan yang jauh lebih agung yaitu kemenangan ukhrawi dengan memperolah pahala dan keteguhan iman.
Syarat kedua, memiliki kesadaran dan komitmen untuk menolong agama Allah. Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
“Dan Allah benar-benar akan menolong siapa yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Yaitu orang-orang yang jika Kami beri kedudukan mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan kepada Allah jua kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 40-41)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa syarat utama mendapatkan kemenangan dan pertolongan Allah dengan menolong agama Allah. Menolong agama Allah berarti menyuarakan kebenaran, meluruskan penyimpangan, menyeru kepada yang ma’ruf dan melarang kemungkaran. Kemenangan tidak akan pernah diraih oleh orang-orang yang membiarkan penyimpangan, kemungkaran, kezaliman, keculasan dan kebatilan. Kita harus bangkit melakukan perbaikan, menyuarakan kebenaran meskipun manusia tidak menyukainya. Sebab dengan menolong agama Allah pertolongan Allah akan diberikan, karena balasan setimpal dengan perbuatan.
Allahu akbar Allahu akbar walillahil hamd.
Jamaah shalat ied yang dirahmati Allah…
Syarat ketiga, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas adalah menguatkan hubungan kepada Allah dengan menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah ibadah terbaik, pilar agama Islam, pembeda antara muslim dan orang-orang kafir, shalat adalah penenteram jiwa, saat dimana seorang hamba sangat dekat kepada Allah, saat yang paling tepat untuk memohon dan berdoa kepada Allah agar diberikan kemenangan. Kemenangan tidak akan diraih oleh kaum yang meremehkan hubungannya kepada Allah. Sebab pertolongan dan kemenangan berasal dari Allah.
Syarat keempat, yaitu menunaikan zakat; menunaikan hak kaum lemah, fakir dan miskin dalam harta kita. Artinya umat pemenang adalah umat yang rela mengorbankan sebagian hartanya dijalan Allah. Mereka menjadikan hartanya sebagai sarana untuk menolong agama Allah. Sebab ia menyadari bahwa harta adalah karunia sekaligus ujian dari Allah untuk melihat apakah ia akan menjadi hamba yang bersyukur atau justeru menjadi manusia yang kufur. Beruntunglah mereka yang hartanya menjadikan dirinya semakian dekat kepada Allah. Sebaliknya sungguh merugi mereka yang justeru diperbudak oleh dunianya, oleh benda mati yang akan ditinggalkannya. Lain dari itu perjuangan meraih kemenangan dan kemuliaan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit; oleh itu Allah menyebut berjihad dengan harta sebelum berjihad dengan jiwa.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah serta berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (QS. At-Taubah: 20)
Syarat kelima, bersabar. Jalan perjuangan untuk meraih kemuliaan dan kemenangan bukanlah perjalanan sesaat. Perjalanan meraih kemenangan adalah perjalan yang panjang. Mempertahankan iman, menyuarakan kebenaran, meluruskan penyimpangan dan melawan kemungkaran dan kezaliman pasti akan berhadapan dengan tantangan dari yang ringan hingga yang berat. Lain dari itu kemenangan tidak bisa diukur dengan deret hitung bahkan dengan umur kita. Sebab bisa jadi kita tidak sempat merasakan kenikmatan berujud kemenangan dunia. Oleh karena itu sabar adalah senjata utama dalam menapaki jalan kemuliaan dan perjuangan menuju kemenangan itu. Keteguhan berada di atas prinsip dan jalan yang benar ketika berhadapan dengan berbagai ujian, itulah kemenangan yang sesungguhnya.
Allahu akbar Allahu akbar walillahil hamd.
Jamaah shalat ied yang dirahmati Allah…
Ibadah Ramadhan bertujuan menjadikan kita peribadi, keluarga, masyarakat dan umat yang mulia, bahkan paling mulia dengan taqwa; sebab yang paling mulia dari kita adalah yang paling bertakwa. Artinya bahwa kita akan menjadi pribadi yang mulia bila peribadi kita bertakwa, keluarga kita akan menjadi keluarga yang mulia bila dalam kehidupan berkeluarga kita bertakwa, demikian pula sebagai masyarakat dan umat, kita akan menjadi umat yang mulia, dihormati oleh kawan dan disegani oleh lawan jika dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita menjadi nilai takwa sebagai acuan dan pijakan menjalan kehidupan kita dalam berbagai sisi kehidupan. Inilah kunci sekaligus jalan kemuliaan dan kemenangan.
Akhirnya, marilah kita rendahkan hati dan jiwa kita kepada Allah, menengadahkan tangan kita kepada Allah dalam doa.
اللهم صلِّ وسلِّم على عبدك ورسولك محمد، البشير النذير، والسراج المنير، وارضَ اللهم عن الأربعة الخلفاء الراشدين المهديين: أبي بكرٍ، وعمر، وعثمان، وعلي، وعن بقيَّة الصحابة، وعن التابعين، وتابعي التابعين، ومَن تَبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، وعنَّا معهم بعفوك وكرمك وإحسانك يا أرحم الراحمين
اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين، وأذلَّ الشرك والمشركين، ودمِّر أعداء الدين، وانصُر عبادك الموحِّدين
اللهم اخذل اليهودَ والشيوعيِّين وجميع المُلحِدين ومَن تابعَهُم ووالاهم
اللهمَّ انصُر المجاهدين الذين يُقاتِلون لتكونَ كلمة الله هي العُليَا
اللهم انصُرهم في كل مكان
اللهم سدِّد سِهامهم وآراءهم، وثبِّت أقدامهم
اللهم ادفَع عنَّا الغَلاء والرِّياء، والربا والزنا والزلازل والمِحَن وسوء الفتن ما ظهر منها وما بطن، عن بلدنا هذا خاصَّة، وعن سائر بلاد المسلمين عامَّة يا رب العالمين
اللهم آمنَّا في أوطاننا، وأصلِح واحفظ ولاة أمورنا
اللهم وفِّقهم لما فيه عزُّ دِينك ونصْر أمَّة الإسلام
اللهم اجعَلْهم هُداةً مُهتَدِين صالحين مُصلِحين
اللهم ارزُقهم البطانةَ الصالحة الناصحة لدِينها وأمَّتها، وأبعدْ عنهم بطانةَ السوء يا حي يا قيوم
الله ثبِّتنا على قولك الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخِرة
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
عباد الله
إنَّ الله يأمُر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القُربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغْي، يعظُكم لعلَّكم تذكَّرون، وأوفوا بعهد الله إذا عاهَدتُهم، ولا تنقضوا الأيمان بعد توكيدها، وقد جعَلتُم الله عليكم كفيلًا، إنَّ الله يعلم ما تصنعون.