Susahnya Menjaga Rahasia Bagi Wanita
Wanita itu makhluk yang paling tidak bisa menjaga rahasia. Orang barat bilang, “GOT some top-secret info you’d like to stay that way? Don’t tell a woman! Punya beberapa informasi yang sangat rahasia yang ingin anda amankan? Jangan ceritakan pada seorang wanita!
Dan berapa lama wanita mampu menjaga rahasia? Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim yang dipimpin Michael Cox, direktur Wines of Chile, Kerajaan Inggris Raya, menunjukkan angka yang cukup ‘mengerikan’. Wanita hanya mampu menyimpan rahasia hanya dalam kurun waktu 48 jam. Akurasi penelitian ini cukup tinggi karena samplenya berjumlah sekirar 3.000 wanita dewasa.
Resipien alias penerima informasi yang paling umum adalah suami, pacar, sahabat, saudari atau ibu. Mereka adalah pribadi yang paling dekat dan kerap menjadi tempat curhat.
Penelitian semacam ini tidak hanya sekali atau dua kali dilakukan. Sudah berkali-kali dengan hasil yang sama. Intinya secara umum, sifat wanita memang suka bergosip dan mengungkapkan perasaan. Penyebabnya, menurut penelitian yang dilakukan Universitas Tuft, Messachusetts, amerika, sebuah rahasia adalah beban bagi wanita. Beban ini berdampak hingga ke indera mereka. Mereka pun ingin segera melepas beban tersebut dengan cara membagi kepada orang lain.
Muslimah sekalian, mungkin anda akan menyangkal tidak seperti itu, anda bisa menjaga rahasia. Boleh-boleh saha menyangkal karena ini adalah sifat wanita secara general. Beberapa pribadi, bisa jadi tidak seperti kebanyakan. Hanya saja, Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam sendiri memang telah mengingatkan sejak sekian ribu tahun lalu bahwa kebanyakan wanita memang suka membocorkan rahasia.
Selain karena dosa “tidak mensyukuri pemberian suami”, dosa “suka membocorkan rahasia” menjadi factor utama, mengapa wanita menjadi mayoritas di neraka. Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam bersabda,
“Ditampakkan neraka kepadaku, manakala aku merasakan sengatan panasnya, aku mundur. Dan aku melihat penghuni mayoritasnya adalah wanita yang jika dipercaya menyimpan suatu rahasia, mereka menyebarkannya…” (HR. Ahmad dinyatakan shahih oleh Imam adz Dzahabi).
Jangankan muslimah kebanyakan, istri Nabi pun tak luput dari sifat ini. Bukan hal yang aneh karena bagaimana pun, istri Nabi juga manusia yang pernah salah dan khilaf. Masih ingat dengan kisah Hafsoh yang membocorkan rahasia Nabi kepada Aisyah?
Kisah ini sampai ditera dalam al-Quran dalam surat at-Tahrim ayat 3. Suatu ketika, Hafsoh tengah pergi kerumah ayahnya. Ketika pulang ke rumah, ia melihat Rasulullah tengah berduaan dengan Mariyah di rumahnya. Hafsoh pun marah besar. Apa yang dilakukan Rasulullah bukanlah sesuatu yang dilarang, hanya saja hari itu adalah waktu bagi Hafsoh untuk bisa bersama dengan Nabi. Tak mengherankan jika Hafsoh sangat tidak berkenan. Nabi berusaha membujuk Hafsoh hingga berjanji untuk mengharamkan Mariyah al-Qibitiyah dan meminta Hafsoh untuk tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun.
Tapi tak selang berapa waktu, Hafsoh telah menceritakan kejadian tersebut kepada Aisyah. Lalu, Alloh Subhanahu wata’ala pun memeritahukan hal ini kepada Nabi dan memperingatkan kedua istrinya dalam firman-Nya,
وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثاً فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَن بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ ﴿٣﴾ إِن تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا وَإِن تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ ﴿٤
- Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
- Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mu’min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula. (QS. At-Tahrim: 3-4)
Semua ini merupakan peringatan berharga bagi wanita muslimah. Tah dimungkiri, karakter dasar wanita memang suka mengungkapkan perasaan dan memperbincangkan banyak hal. Kebutuhan mereka untuk bicara dan didengar jauh lebih besar dari kaum lelaki. Tugas wanita adalah melatih diri agar bisa menjaga lisan dari membicarakan segala hal.
Mengurangi Kemungkinan Membocorkan Rahasia
Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kemungkinan membocorkan rahasia orang adalah dengan tidak mendengarkan rahasia orang. Yaitu dengan menurunkan tingginya hasrat untuk mengetahui rahasia orang. Ini tidak mudah karena sepertinya, wanita juga ‘terbekali’ dengan rasa penasaran yang tinggi terhadap apa yang terjadi pada orang lain. Semua informasi, penting atau tak penting, serasa ingin diserap, lalu disalurkan.
Para muslimah harus mewaspadai hal ini. Kegemaran mendengar berita dan rahasia lalu memperbincangkan semua yang didengar bukanlah hal baik. Rasulullah menyebutnya sebagai dusta. Beliau bersabda,
“Cukuplah seseorang disebut pendusta bila ia menyampaikan seluruh apa yang ia dengar”. (HR. Muslim)
Perlu dicatat bahwa ada sebuah kaidah yang dinyatakan “al-Jazaa’ min jinsil amal”, balasan akan sesuai dengan jenis amal. Artinya, jika kita mudah membocorkan rahasia dan menyebarkan aib orang lain, besar kemungkinan, rahasia dan aib kita juga akan dibicarakan orang. Jika seorang muslimah kerap membicarakan segala hal tentang teman-temannya kepada suaminya, tak menutup kemungkinan, segala hal tentang dirinya juga diceritakan oleh wanita kain kepada suaminya. Wallohua’lam bish showab. Semoga Alloh menjaga kita semua dari semua akhlak yang tercerla.
(ar risalah: 151)