Setan Tak Akan Salah Pilih Musuh
Oleh: Taufiq Anwar
Hizb artinya segolongan orang yang memiliki kekuatan atau setiap kelompok orang yang menyatukan ambisi dan kerja. Di dalam Al Qur’an, semua kata hizb maupun ahzab disebutkan dalam konteks negatif, kecuali yang dinisbatkan kepada Allah, menjadi hizbullah.
Al-Qur’an seakan ingin menegaskan bahwa hanya ada dua hizb (pasukan); hizbullah dan hizbun selain hizbullah. Dan penisbatan kata hizb selain kepada Allah hanyalah kepada setan, menjadi hizbusy-syaithon. Jadi, hanya ada dua hizb; hizbullah (pasukan Allah) dan hizbusy syaithan (pasukan setan).
Tidak adakah golongan tengah yang tidak memusuhi setan tapi juga tidak memihak kepada hizbullah? Jika ada, otomatis akan menjadi hizbusy syaithan karena hizbullah tidak menerima anggota yang tidak memusuhi setan dan tidak memeri loyalitas mutlak kepada Allah.
Di pasukan manakah kita berada? Sebagai muslim, tentu kita berpikir, pasti termasuk hizbullah. Namun benarkan bahwa setiap muslim pasti menjadi hizbullah? Belum tentu, sebab pada kenyataannya, ada orang muslim yang justru lebih layak disebut hizbusy syaithan daripada orang kafir sendiri. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena identitas keanggotaan hizbullah bukan sekedar status muslimnya, tapi keislaman dan loyalitasnya. Oleh karenanya, salah satu cara identifikasi termudah apakah seseorang termasuk hizbullah atau bukan adalah dengan megetes loyalitasnya. Kepada siapakah loyalitasnya diberikan? Jika kepada selain Islam maka setebal apapun tulisan Islam di KTPnya, dia bukanlah hizbullah.
Atau, jika kita ingin mengetahui siapakah sebenarnya hizbullah sejati, kita bisa melihat, siapakah yang benar-benar menjadi musuh hizbusy syaithan. Mengapa? Karena setan bisa saja salah dalam beberapa hal, tapi dia tak mungkin salah dalam menentukan musuh utamanya. Dan musuh bebuyutan setan adalah para hizbullah sejati.
Kita ambil contoh riil. Sekarang ini, siapakah yang berani menyebut Amerika, Israel, Rusia dan bala tentaranya sebagai hizbullah? Tidak ada.
Mereka adalah hizbusy syaithan dan memang tidak ada yang lebih layak digelari sebutan ini melebihi ketiga negara adikuasa tersebut berikut para ahzab (koalisi)-nya. Siapakah musuh mereka ? kepada siapakah moncng senapan dan arteleri mereka diarahkan?
Mereka adalah muslim-muslim militan. Mujahid-mujahid yang melakukan perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman Amerika, Israel, komunis, syiah dan sekutunya.
Memang, pada prakteknya, silogismenya tidak sesederhana ini; setiap yang mengaku mujahid pasti hizbullah. Pasalnya, ada yang mengaku mujahid tapi sebenarnya adalah mujahidin palsu bentukan musuh. Identitas mereka akan terkuak karena pada akhirnya mereka akan tetap mengarahkan moncong senjata kepada mujahidin dan umat Islam, dan bukan kepada Amerika atau kepada hizbusy syaithan yang lain. Merusak citra jihad dengan tingkah polah yang tak Islami.
Pasalnya pula, sesama hizbusy syaithan kadangkala juga saling tembak. Orang-orang kafir pada dasarnya meang saling bermusuhan meski terlihat bersatu. Amarika lawan Rusia. Nazi versus Yahudi. Tapi yakinlah, apabila mereka bertemu dengan musuh bebuyutan mereka, hizbullah, segala jenis golongan hizbusy syaithan pasti akan bersatu.
Dan satu hal yang sangat disayagkan, kebanyakan umat Islam justru tidak mengenal anggota-anggota hizbullah ini. Umat Islam justru mengenali mereka sebagai kelompok separatis, radikalis dan sebutan buruk lainnya akibat hanya melahap informasi yang disebarkan media sekuler. Begitulah musuh-musuh Islam menyebut hizbullah dalam media-media mereka.
Kebencian mereka termuntahkan dalam bentuk sebutan-sebutan buruk, stigmatisasi, pembelokan opini, manipulasi fakta dan lain sebaiknya. Intinya merusak kewibawaan hizbullah di mata kaum muslimin sendiri. Akibatnya, jumlah hizbullah sedikit dan mungkin akan selalu sedikit. Mereka pun harus selalu melakukan perang asimestris, perang yang tak seimbang dari segi jumlah maupun segi lainnya.
Dari segi jumlah mereka kalah banyak karena harus melawan koalisi segala bentuk kekufuran. Bahkan, ada kalanya mereka juga masih dimusuhi umat Islam sendiri karena stigmatisasi musuh. Dari segi senjata, teknologi, dan unsur yang lain mereka juga kalah telak. Alhamdulillah, meski demikian mereka selalu memiliki Allah, hinga mereka pun akan selalu menang.
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (QS. Al Maidah: 56)
Bersama Allah, hizbullah akan selalu menang, apapun hasil pertempurannya. Bahkan meskipun suatu saat mereka harus tertangkap, gagal dalam penyerangan, terbunuh oleh operasi pasukan khusus, terpenjara dan bahkan terbantai sekalipun, mereka tetap menang. Mengapa? Karena mereka masuk surga dan orang yang masuk surga (ashabul jannah) berarti telah menang (faizun). Adapun hizbusy syaithan akan selalu kalah dan merugi meskipun mereka terlihat menang di media, di medan perang atau pada pencanangan program. Mengapa? Karena mereka akan berakhir di neraka sedangkan ashabun naar adalah orang-orang yang merugi (khasirun).
“…Bahwa sesungguhnya golongan syaithan (hizbusy syaithan) itulah golongan yang merugi.” (QS. Al Mujadalah: 19)
Oleh karenanya, jangan salah pilih golongan. Mungkin kita belum dikaruniai kesempatan menjadi mujahidin dan menjadi hizbullah sejati, namun jangan sampai sekedar menempatkan hati dan loyalitas saja kita salah. Lihatlah lebih jernih dengan kacamata iman dan ilmu, dan buanglah kacamata media-media musuh yang lensanya selalu terbalik. Semoga dengan itu, kita akan disatukan dengan hizbullah di akhirat. Aamin. Wallahua’lam.
(ar risalah 186)