Sedekah Tersembunyi

Sedekah Tersembunyi

Oleh: Ust. Ahmad Taqiyuddin, Lc

Terdapat sebuah nasyid sangat indah yang berbunyi:

هَلْ لَكَ سِرُّ عِنْدَ اللهِ ؟

بَيْنَكَ أَنْتَ وَ بَيْنَ اللهِ

هَلْ لَكَ صَدَقَاتٌ تَخْفَى

لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ اللهِ

قِصَصٌ لاَ تُكْشَفُ إِلاَّ

بِكِتَابِكَ حِيَن تَرَى اللهَ

مَا أَحَرَاكَ بِهَذَا أَنْ يَكْبُرُ

قَدْرَكَ عِنْدَ اللهِ

Adakah rahasia bagimu di sisi-Nya?

Rahasia antara dirimu dan diri-Nya.

Adakah sedekah yang engkau sembunyikan?

Tak ada yang mengetaui kecuali diri-Nya.

Kisah yang tak terungkap kecuali…

Oleh lembaran catatanmu saat berjummpa dengan-Nya.

Sungguh pantas karenanya

engkau mendapatkan kedudukan tinggi di sisi-Nya.

Nasyid ini memberikan satu motivasi agar dari sekian banyak amal seorang hamba hendaknya ada beberapa amalan yang ia rahasiakan, hanya Allah dan dirinya yang mengetahui.

Salah satu amalan yang bisa dijadikan rahasia dengan Allah adalah shadaqah. Para ulama salaf telah banyak memberikan contoh teladan dalam hal ini.

Sayyiduna Zainal Abidin radhiyallahu anhu setiap malam memberikan bantuan kepada penduduk Madinah tanpa sepengetahuan mereka. Mereka menyadari bahwa bantuan itu berasal dari beliau, setelah bantuan tersebut terhenti bersamaan dengan wafatnya.

Imam Al Khuraibi menyatakan, bahwa di antara kebanggaan para salaf ketika mereka memiliki amalan amalan tersembunyi. Mereka mengatakan,

إِنِّي لَأَوَدُّ أَنْ أَعْمَلَ بِطَاعَةٍ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ

“Sungguh, Aku sangat bangga ketika beramal ketaatan, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.”

Bahkan ada di antara mereka yang berpuasa sunnah selama 40 tahun, tanpa sepengetahuan tetangga dan istrinya.

Al Imam Asy Syafi’i berharap bahwa manusia belajar ilmu darinya tanpa harus mengenalnya.

Al Imam Al Mawardi tak berhasrat kitab kitabnya tersebar pada masa kehidupannya. Kitab kitab itu tersebar setelah wafatnya.

Al Imam Al Auza’i tak tertarik untuk menangis di hadapan manusia, beliau lebih tertarik untuk menangis saat terbaring di atas ranjangnya.

Abdullah bin Mubarak senantiasa menggunakan topeng saat berjihad. Ketika terungkap jati dirinya, beliau marah karena khawatir kalau kalau amalnya tidak diterima.

Mereka sungguh sangat semangat untuk menyembunyikan ketaatan, lebih rapat dibandingkan menyembunyikan kemaksiatan.

Demi Allah, musuh terbesar manusia adalah syahwatnya. Syahwat yang senantiasa mengajak untuk menampakkan prestasinya, menonjolkan namanya dengan harapan ridho dan wajah manusia.

Para ulama, diantaranya Imam Ath Thabari menganjurkan kepada kita untuk tidak banyak menampakkan amal. Kecuali, seseorang mampu memerangi syahwat qalbunya, dan juga pada amal amal yang memang harus nampak, seperti ibadah haji dll. Sebagaimana juga boleh menampakkan amal dalam rangka memberikan contoh dan motivasi kepada sesamanya.

Sungguh tidak ada perkara yang lebih berat dibandingkan meluruskan niat dan mengikhlaskan hati.

Mudah mudahan kita termasuk hamba hamba-Nya yang mukhlis. Aamiin..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *