Satu Permintaan Ringan

Satu Permintaan Ringan

Oleh: Abu Athif, Lc –غفر الله له ولواديه-

Kenikmatan dan keindahan dunia seringkali melalaikan manusia dari tugas utamanya, yaitu beribadah kepada Allah. Banyak keinginan duniawi yang ingin diwujudkan. Demi meraihnya, dibuatlah segala macam rencana dan strateginya. Tidak jarang, dari semua rencananya itu harus rela untuk mengorbankan apa yang disukai oleh dirinya. Bahkan sampai pada taraf membahayakan diri sendiri.

Lihat saja apa yang di kerjakan oleh pemburu dunia. Tidak peduli siang atau malam, ketika iming-iming materi yang menggiurkan ada di depan mata dengan resiko berbahaya langsung saja dikerjakan olehnya. Tidak peduli pula dengan kehormatan dan harga diri, tatkala uang segepok di pelupuk mata, apa pun resikonya siap dilaksanakan.

Kesibukan duniawi yang menguras pikiran dan tenaga sering membuat hati tak sempat lagi untuk memikirkan bagaimana sholat khusyu’. Bahkan sekedar untuk berdzikir mengucapkan kalimat thoyyibah tak lagi ada waktu untuknya. Semua potensi diri difokuskan untuk target dunianya. Tidak jarang pula, niatan ibadah yang mulia ditujukan hanya demi kesuksesan dunianya. Mulailah kecintaan kepada dunia disejajarkan dengan kecintaan kepada Allah. Tak pelak, perbuatan syirik pun terjadi tanpa disadari.

Sementara ketika umur telah beranjak senja, jasad tak lagi mampu menyangga. Ungkapan keluh dan kesah selalu menghiasi lisannya. Tidak ada lagi rasa syukur dan sabar, yang ada justru prasangka buruk kepada Sang Pemberi hidup. Sebuah pertanyaan mendasar menggelayuti pikiran, Apa yang diperoleh dari semua kerja kerasnya selama ini?! Semua berujung pada fatamorgana dunia.

Wahai jiwa yang berharap kebaikan dunia dan akhirat, masihkah terbersit dalam benak pikiran kita akan kewajiban yang banyak dan berat dalam kehidupan dunia ini ?! Sementara Allah Yang Maha Penyayang telah menegaskan tidak ada satu tugaspun yang diperintahkan kepada manusia dan jin selain dari beribadah hanya kepada-Nya. Di saat yang bersamaan Allah Yang Maha Pengasih juga telah menjamin keberlangsungan hidup dan rizki kita agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Simaklah bagaimana Allah ta’ala berfirman :

﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)﴾

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberikan makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pemberi rizki lagi Pemilik Kekuatan yang kokoh”. (QS. Al Dzariyat; 56 – 58)

Ketika semua berada di hadapan Allah ta’ala, tak ada lagi yang bisa dibanggakan dari prestasi dan kerja keras duniawi melainkan hanya prestasi ibadah kepada-Nya semata. Itulah satu permintaan dari Allah Yang Maha Penyayang. Namun sebagian besar manusia melalaikan dan mengabaikannya.

Sebuah hadits qudsi memberikan penjelasan kepada kita tentang satu permintaan dari Allah yang lebih ringan dibandingkan dengan siksaan penduduk neraka yang paling ringan. Dari Anas bin Malik –semoga Allah meridoinya- telah meriwayatkan dari Nabi Muhammad  -shollallohu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda:

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ أَكُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ فَيَقُولُ نَعَمْ فَيَقُولُ أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِي صُلْبِ آدَمَ أَنْ لَا تُشْرِكَ بِي شَيْئًا فَأَبَيْتَ إِلَّا أَنْ تُشْرِكَ بِي –رواه البخاري-

“Allah berfirman kepada penduduk neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat; Jikalau engkau memiliki semua yang ada di bumi apakah engkau mau menebus siksaan ini dengannya? Lalu berkatalah penduduk neraka yang paling ringan siksanya: Ya. Lalu Allah berfirman: Sejatinya Aku menghendaki dari engkau lebih ringan dari pada ini saat engkau berada di tulang sulbi Adam agar engkau tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku lalu engkau justru mengabaikannya dan berbuat syirik kepada-Ku”. (HR. Bukhori)

Masihkah kita menyibukkan dan membebani hidup kita dengan hasrat syahwat duniawi ?! sementara Allah hanya menghendaki dari kita semua satu permintaan ringan saja agar kita tidak menyekutukan sesuatu apa pun dengan-Nya.

Semoga Allah Yang Maha Penyayang senantiasa memberikan kepada kita semua petunjuk agar kita mampu menunaikan permintaan-Nya hingga akhir hayat nanti.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *