SALAH TAPI MINTA MAAF SUSAH
Mungkin kita pernah mengalami situasi kita salah, tapi sulit sekali untuk minta maaf. Kita sadar bahwa kita salah, tapi untuk meminta maaf rasanya berat banget. Di dalam hati kita ada rasa malu, gak enak hati, takut gak dimaafin yang diblender jadi satu. Saat itu seolah ada setan yang berbisik di telinga kita, “Udahlah gak perlu minta maaf, malu-maluin tau’. Kamu gak salah apa-apa kok, kemarin itu kan gak sengaja. Lama-lama dia juga bakal lupa.” Ego kita menyeru kita untuk lari dari masalah tersebut dan mencari cara lain. Namun, kita tidak boleh mengabaikan situasi ini. hubungan kita dengan orang tua, sahabat, atau yang lain akan jadi gak sehat bila kita gak pernah belajar untuk menghadapi masalah tersebut dengan rendah hati meminta maaf.
Jika kita ragu-ragu untuk minta maaf ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.
- Memohon Ampun Kepada Allah
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 133-134)
- Tekan Ego Sekuat-Kuatnya
Kita harus menahan ego untuk benar-benar meminta maaf. Hal ini menunjukan bahwa kita menghargai hubungan hubungan baik. Kalaupun kita merasa gak bersalah, sebaiknya kita tetap meminta maaf dan bersikap baik karena Allah.
- Segera meminta maaf
“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Saat mereka bertemu yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Yang paling baik dari keduannya adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Abu Dawud).
- Mengakui kesalahan dengan ikhlas
Akui dengan jantan bahwa kita salah dan katakan dengan jelas bahwa kita minta maaf secara tulus. Jangan minta maaf dengan suara tertahan atau tampak terpaksa. Bertanggung jawab atas kesalahan adalah tanda kekuatan, kerendahan hati, dan kebijaksanaan kita.
- Jika situasi memungkinkan, jelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bangun kembali kepercayaan dan keyakinan mereka ke kita.
- Tunjukan bahwa kita peduli dengan menyatakan apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut.
- Jadikan kejadian tersebut sebagai pelajaran. Kita perlu memperbaiki akhlak dan prrilaku kita kepada orang lain. Hubungan kita dengan orang lain merupakan bagian dari Islam dan akhlak kita akan memengaruhi beratnya timbangan kita di akhirat.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kadang ada hal-hal yang sulit banget buat dimaafin. Banyak dari kita susah memaafkan orang tua, teman, atau saudara kita ketika mereka mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu yang tidak mengenakkan di hati. Membiarkan hal ini berlama-lama dalam diri kita jelas tidak sehat, baik secara agama maupun psikologis.
Marah Itu Alamiah
Sebagai manusia kita dibekali emosi sehingga muncul perasaan marah dan kesal ketika ada orang yang menyakiti adalah wajar. Rasulullah saw memberi waktu maksimal tiga hari buat kita cooling down dari rasa itu. Namun hal itu akan jadi tidak sehat dan merusak ketika kita tidak bisa memaafkan dan move on.
Memaafkan Itu Membebaskan
Memaafkan berarti kita tidak menyimpan dendam terhadap orang yang telah menyakiti kita. Memaafkan berarti bila kita memiliki kesempatan untuk membalas, kita tidak akan melakukannya. Memaafkan berarti kita tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Artinya kita kembali dapat berhubungan secara normal dengan dia.
Memaafkan berarti juga kita membenarkan apa yang sudah mereka lakukan. Misalnya, jika kita memberikan kepercayaan kepada seseorang kemudian ia mengkhianati kepercayaan tersebut, memaafkan bukan berarti kita harus mempercayai mereka lagi untuk hal tersebut, tanpa ada penjelasan yang jelas. Kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi dan berlaku baik kepadanya.
Meraih ridha Allah dengan memaafkan
Sesulit apapun kita harus bisa memaafkan orang lain, sebab memaafkan punya banyak sisi positif. Ketika kita sibuk dengan kesalahan orang lain kita akan kehilangan kenikmatan dalam beribadah. Bahkan kita kehabisan waktu buat memikirkan masa depan kita sendiri. Seorang yang dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah pernah membuka rahasianya kepada Abdullah bin Amru. “Satu-satunya hal yang saya lakukan adalah bahwa saya tidak menyimpan dendam apapun terhadap setiap muslim atau iri pada siapapun atas karunia yang telah Allah berikan kepada mereka,” jelasnya.
Itulah mukmin sejati. Fokus kita tidak hanya berapa banyak kita shalat meskipun itu juga sangat penting. Namun kita juga mengharap ridha Allah dengan memaafkan orang lain. “ Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.” (QS. Asy-Syura: 37)
Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk memaafkan kesalahan orang lain dan mengampuni dosa kita. Amin. Wallahu a’lam.
(majalah ar risalah rubrik fityan :07)