Safari Dakwah ke-3 Chapter Semarang; Marhaban Yaa Ramadhan 1443 H

Himayah Foundation – Semarang, (12-13/4/2022). Himayah Foundation kembali menyelenggarakan Safari Dakwah ke-3 pada hari Sabtu-Ahad, 12-13 Maret 2022 di Kota Semarang.

Safari Dakwah kali ini diadakan sebelum masuk Bulan Ramadhn 1443 H. Oleh karena itu salah satu tema yang diangkat yaitu Tarhib Ramadhan 1443 H.

Selain materi menyambut Ramadhan, beberapa masjid yang disinggahi safari dakwah masih melanjutkan tema-tema kajian sebelumnya.

Di Masjid Assalam, Mugas Dalam, mengangkat tema “Tarhib Ramadhan ; Menyambut Ramadhan dengan Taqwa, Memakmurkan Masjid dengan Cinta”. Dihadiri jamaah yang cukup banyak dan antusias mendengarkan kajian yang disampaikan Ustadz Akhlis Marzuki.

Ustadz Akhlis menyampaikan taushiyah menyambut Ramadhan 1443 H, diantaranya menyitir QS. Al Baqoroh 183-186, bahwa ayat 183 Surah Al Baqoroh tidak berdiri sendiri, akan tetapi bersambung ke ayat-ayat berikutnya. Sehingga orang yang melakukan shiyam Ramadhan harapannya bukan hanya, la’allakum tattaquun – agar kamu bertakwa (QS. Al Baqarah : 183), akan tetapi juga la’allakum tasykuruun -agar kamu bersyukur (QS. Al Baqarah : 185), dan juga la’allahum yarsyuduun – agar mereka (kita) memperoleh kebenaran (QS. Al Baqarah : 186).

Beliau juga menyampaikan hadits Nabi Shalallahu’alaihi wasallam, tentang celakanya orang yang melakukan shiyam Ramadhan tetapi tidak diampuni dosa-dosanya oleh Allah Ta’ala :

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad, shahih).

Juga hadits tentang orang yang shiyam Ramadhan tetapi sia-sia tidak mendapatkan pahala shiyam :

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroni)

Ustadz Akhlis juga membetulkan istilah ta’jil yang selama ini disalahfahami kebanyakan masyarakat. “Ta’jil itu artinya menyegerakan berbuka puasa, bukan makanan untuk berbuka”, jelasnya. “Kalau orang mengatakan, “Yuk segera makan ta’jil, maka kurang tepat. Atau, “Mau kemana, Bu”, dijawab sang Ibu, “Mau cari ta’jil”, lah, “Ta’jil kok dicari..?, Ta’jil itu artinya menyegerakan”. “Maka, yang benar cari makanan ifthor (tho’am li ifthor), jadi jangan keliru lagi, ya”, papar Ustadz Akhlis.

Tidak lupa, Ustadz Akhlis mengajak kepada para jamaah dalam menyambut Ramadhan nanti dengan memperbanyak qiroatul Quran, bersedekah, berdoa, istighfar dan menyiapkan ruhiyah menghadapi Ramadhan 1443 H.

Semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan dan bisa memaksimalkan ibadah didalamnya dengan baik. Aamiin.

(Rep : Azaid)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *