Semarang, (11/12/2023)
Himayah Foundation Chapter Semarang pada akhir tahun 2023 kembali mengadakan Safari Dakwah bersama Ust. Akhlis Marzuki, da’i asal Bekasi yang juga sebagai pembina Himayah Foundation.
Menyambangi 5 titik Safari Dakwah, pada kali ini, tema yang diangkat masih melanjutkan tema sebelumnya yang belum selesai yaitu, Kuatkan Ikatan Iman, bagian 2. Jika bagian pertama membahas tentang perusak-perusak iman, maka pada safari dakwah ini membahas tentang penguat-penguat iman.
Beberapa ringkasan kajian yang Ustadz Akhlis sampaikan sebagai berikut ;
- Ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci juga karena Allah. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda :
“Tali ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah” (HR. Ahmad no.18524, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 3030).
Orang beriman itu cintanya amat sangat kepada Allah. Sebagaimana firmanNya :
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al Baqarah : 165)
- Orang yang imannya kuat tidak akan tergiur dengan iming-iming duniawi. Lihatlah kisah para nabi, dan shalihin sebelum kita.
- Cara agar iman kita menguat diantara dengan ;
Pertama, mencintai Allah dan RosulNya dengan sepenuh hati. Karena dengan mencintai Allah dan RasulNya diatas cinta yang lainnya akan mendapatkan manisnya iman.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ”alaihi wasallam bersabda :
“Ada tiga perkara yang jika ketiganya ada dalam diri seseorang, maka ia akan merasakan manisnya iman. Pertama, jika Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada apa pun selain keduanya. Kedua, jika ia mencintai orang lain hanya karena Allah. Ketiga, jika ia tidak suka untuk kembali ke dalam kekafiran sama seperti ia tidak suka dilemparkan ke dalam api neraka. (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, tazkiyatun nafs. Yaitu membersihkan jiwa dari hal-hal yang menjadikan kerasnya hati atau matinya hati, dengan cara menjauhkan diri dari syirik dan berbagai maksiat dan dosa, serta mendekat taat kepada Allah dengan ilmu, ibadah dan amal sholih.
Sungguh beruntung mereka yang selalu mensucikan jiwanya. Sebagaimana firman Allah, “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu).” (QS. Asy Syams : 9)
Ketiga, dzikrullah. Dzikrullah secara bahasa adalah mengingat Allah. Tetapi hakekat dzikrullah yaitu menghadirkan Allah dalam setiap keadaan dan disetiap permasalahan.
Seseorang yang berumahtangga dan memahami hakekat dzikrullah, maka yang ada adalah kebahagian demi kebahagiaan. Sebaliknya, rumah tangga yang tidak memahami dzikrullah, maka yang ada adalah kesengsaraan demi kesengsaraan. Dengan dzikrullah, kita akan dijaga oleh Allah.
Keempat, membaca Al Qur’an dan mentadabburinya. Orang yang membaca Al Qur’an saja akan mendapatkan pahala. Apalagi bisa memahami arti dan mentadabburinya. Salah satu cara agar bisa memahami Al Qur’an adalah minimal dengan memahami artinya. Mungkin saja kita pernah khatam membaca Al Qur’an, tetapi pernahkah kita khatam membaca arti dari ayat-ayat Al Qur’an, 30 juz?
Jangan lupa juga berdo’a agar Al Qur’an yang kita baca dan tadabburi menjadi sarana kita mendapatkan hidayah Allah, rahmat dan juga syifa (obat).
Kelima, sering-sering membaca kisah orang-orang shalih. Dengan membaca kisah-kisah para shalihin, akan menjadikan bertambah kuat keimanan kita.
Lihatlah beberapa kisahnya, seperti : Abu Bakar yang membebaskan Bilal bin Rabah tanpa menawar sedikitpun karena panggilan iman. Lihatlah Khalid bin Walid, panglima yang selalu memenangkan peperangan, yang dengan ikhlas menerima perintah Umar bin Khattab untuk berhenti sebagai panglima dan digantikan oleh Abu Ubaidah. Lihatlah kisah ash-habul Kahfi yang berlari bersembunyi dari kejaran Raja Dikyanus demi menyelamatkan iman mereka. Lihatlah Nabi Ibrahim yang berani seorang diri menghadapi Raja Namrudz. Dan lihat pula kisah para wanita shalihat yang mempertahankan iman mereka sampai nyawa mereka terenggut, seperti Asiyah istri Fir’aun, Masyithoh, Sumayyah, dan sebagainya.
Keenam, mendatangi majelis-majelis ilmu. Sebab, dengan mengikuti majelis-mejalis ilmu, seseorang akan mendapatkan petunjuk dalam hidupnya, dan beribadah sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, tanpa ilmu, seseorang akan berada dalam kebodohan dan jauh dari petunjuk.
Ketujuh, menyibukkan diri dalam kebaikan, ibdah dan amal sholih. Sebab kalau kita tidak menyibukkan diri dalam kebaikan, ibadah dan amal sholih maka syetan akan menyibukkan kita kedalam dosa.
Kedelapan, memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah. Sebab, dengan istighfar dan taubat kepada Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita. Dan istighfar sendiri memiliki banyak keutamaan agar iman kita semakin menguat.
Kami ucapkan jazaakumullahu khairan kepada para muhsinin/muhsinat dan segenap kaum muslimin/muslimat yang telah membantu berjalannya Safari Dakwah ini. Baarokallohu fiikum. []
(Rep : Abie Zaidan)