Ramadhan Saatnya Move On

Allah menjadikan beberapa tempat, waktu, dan perbuatan yang lebih utama dari yang lain. Misalnya, Allah menjadikan shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi lebih utama dari shalat di masjid yang lain. Demikian juga dengan Ramadhan yang lebih utama dari sebelas bulan lainnya.

Ketika bulan Ramadhan tiba, Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’i bersabda, “Bulan yang penuh berkah telah tiba kepada kalian. Allah mewajibkan kalian berpuasa di bulan ini. Dan pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup, dan setan-setan akan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang terlalangi mendapatkan kebaikannya maka ia tidak akan mendapatkannya.

Luar biasa bukan? Ramadhan merupakan kesempatan besar bagi kita untuk mengerjakan kebaikan, masuk surga, selamat dari neraka, dan mengalahkan setan, sayang sekali kalau kita tidak bisa memanfaatkan peluang emas ini.

Namun harus diakui bahwa Ramadhan itu berat. Dr. Raghib as-Sirjani menyebutkan hal yang membuat Ramadhan  terasa berat dalam bukunya yang berjudul Ramadhan wa bina`ul Ummah, yaitu.

  • Puasa Ramadhan merupakan kewajiban sementara tabiat manusia akan lagi dari kewajiban.
  • Puasa Ramadhan dilakukan sebulan penuh. Kita tidak boleh menggantinya di hari lain kecuali dengan alasan yang sesuai syar’i. Kadang Ramadhan datang di musim panas, saat kerjaan menumpuk, atau saat kita sedang melakukan aktivitas yang memerlukan energi besar, ujian misalnya. Namun Ramadhan must go on. Ramadhan harus tetap berjalan sebulan tanpa boleh diajukan atau diundurkan.
  • Ramadhan adalah proses keluar dari kebiasaan lama. Bila biasanya kita makan siang jam 12 maka kita keluar dari kebiasaan tersebut selama 30 hari. Kita akan merasa lapar, haus, letih, tapi kita harus sabar.

Yang lebih berat dari itu semua, kita harus berpuasa sebagaimana yang dikehendaki Allah. Jadi masalahnya bukan hanya makan dan minum saja, tapi harus mengisinya dengan aneka kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan.

Meskipun berat, bukan berarti kita boleh menghabiskan hari-hari kita buat nonton TV, main game, tidur, dan aktivitas tidak produktif lainnya. Justru seharusnya kita bisa move on dengan Ramadhan. Selama sebulan kita dididik untuk memenuhi perintah Allah dengan sempurna. Ramadhan mendidik kaum muslimin agar menundukkan syahwatnya pada posisi yang benar. Itu semua merupakan pelatihan karena tak selamanya kita hidup nyaman dan berkecukupan. Ada masa dimana kaum muslimin tidak menemukan makanan dan minuman.

Ketika perang Tabuk, makanan yang tersedia setiap harinya tidak lebih dari segenggaman tangan. Para mujahidin tidak mendapat air dalam waktu yang lama. Demikian pula saat perang Khaibar, makanan yang ada sangat sedikit hingga mereka menyembelih keledai jinak namun Rasulullah melarang memakannya.

Saat ini saudara kita di Suriah, Palestina, Myanmar, dan di belahan bumi lainnya juga merasakan hal yang sama. Bahkan sebagian mereka terpaksa memakan kucing untuk sekedar menyambung hidup. Namun mereka tetap bergerak, berjuang melawan kezaliman dengan segala keterbatasan.

Ketika Ramadhan seorang muslim akan merasakan penderitaan dan kesulitan yang dirasakan oleh saudara muslim yang lain. Mukmin yang merasakan lapar dan dahaga pada siang hari bulan Ramadhan akan memahami bahwa masih banyak saudara di belahan bumi lain yang merasakan kelaparan. Bahkan mereka tidak tahu apakah mereka dapat berbukan saat adzan Maghrib menggema. Apabila seorang muslim merasakan penderitaan kaum muslimin lain di belahan dunia akan muncul rasa solidaritas, saling membantu, serta akan terealisasilah kemenangan.

 

Bangunlah wahai penidur

Bila sampai detik ini kamu masih menghabiskan waktu Ramadhan dengan tidur, ayo bangun dan bergerak. Umat menantikan peranmu untuk kebangkitan Islam. Mari kita isi Ramadhan ini dengan kegiatan yang positif. Lakukan beberapa hal ini agar Ramadhan kamu bermakna.

  • Kerjakanlah shalat lima waktu secara berjamaah di masjid bagi laki-laki dan shalat pada awal waktu di rumah bagi wanita.
  • Kerjakanlah shalat sunnah qabliyah ba’diyah, shalat fajar, shalat dhuha, dan lainnya.
  • Berusahalah untuk bisa khusyuk dalam shalat.
  • Setidaknya khatamkanlah al-qur’an sekali dalam Ramadhan.
  • Jagalah shalat tarawih sejak malam pertama Ramadhan.
  • Perbanyaklah sedekah. Usahakan bersedekah setiap hari meskipun hanya sedikit.
  • Bantulah orang yang membutuhkan atau ikut serta dalam kegiatan sosial.
  • Jauhi TV. Kalau pun membuang waktu di depan TV itu halal, kamu tetap rugi besar karena Ramadhan terlalu berharga untuk disia-siakan.
  • Ajaklah orang-orang di sekitarmu untuk pergi ke masjid bersamamu.
  • Ramadhan merupakan kesempatan besar untuk bertaubat. Karena kamu gak akan sungkan untuk berbuat baik.

Sahabat muda, Ramadhan merupakan satu pilar Islam yang utama. Kita akan mampu membangun Islam yang kokoh, umat yang kuat, di atas pondasi yang kuat ini; Ramadhan.

Sumber: majalah arrisalah edisi 157

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *