Rahasia Dicintai dan Dihormati

Rahasia Dicintai dan Dihormati

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Qs. Maryam: 96)

Banyak cara yang dilakukan orang untuk mengundang simpati orang lain. Dengan unjuk kemampuan, memperlihatkan amal atau mengikuti apapun kemauan orang-orang dan tak sedikit yang pergi kedukun untuk dipasangkan susuk kewibawaan. Padahal cara seperti itu justru menjatuhkan kewibawaan dia dihadapan manusia, tidak akan menimbulkan rasa cinta manusia terhadapnya, bahkan mengundang murka sang pencipta.

Orang yang beramal dengan tujuan riya’ maka Allah akan menunjukkan riya’nya, dan orang yang beramal karena ingin sum’ah, maka Allah akan membuat orang-orang mendengar rahasia sum’ahnya. Dan orang-orang yang mencari kewibawaan dengan mendurhakai Allah, maka Allah akan menghinakannya. Karena balasan itu setimpal dengan amal perbuatan.

Amal shalih, penyebab hadirnya cinta kasih.

Ketika seseorang beramal hanya karena Allah semata, bukan lantaran ingin disanjung atau dipuji, maka Allah akan mencintainya, dan Allah akan menumbuhkan cinta manusia terhadapnya.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya terhadap ayat ini, menyebutkan suatu kisah dari Hasan Al-Bashri yang bercerita: “Ada seseorang berkata; “Sungguh aku akan beribadah kepada Allah dengan ibadah yang dengannya aku akan dikenang orang.” Maka tidaklah orang melihat ia kecuali dalam keadaan shalat. Ia menjadi orang yang pertama kali masuk masjid dan terakhir kali keluar darinya. Tapi orang-orang tak ada yang menganggapnya hebat, padahal ini telah berlangsung selama tujuh bulan. Ketika dia berjalan melewati suatu kaum, mereka berkata: ‘lihatlah orang yang suka pamer ini.’ Lalu iapun menyadari kesalahnnya, lalu ia berkata, ‘aku akan menjadikan seluruh amalku hanya untuk Allah semata.’ Ia tidak menambah apa-apa selain meluruskan niatnya, dan ia tidak menambah porsi amalnya. Lalu saat ia melewati suatu kaum, mereka berkata; ‘sekarang, semoga Allah merahmati sifulan.’ Lalu Hasan Al-Bashri membaca firman Allah:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (Qs. Maryam: 96)

Tentang ayat tersebut Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya jika Allah mencintai seseorang hamba, maka Dia memanggil jibril dan berfirman; ‘Wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai sifulan, maka cintailah ia.’ Kemudian Jibril menyeru pada penduduk langit dan berkata; “sesungguhnya Allah mencintai sifulan.” Maka seluruh penduduk langitpun mencintainya, kemudian turunlah rasa cinta itu di(hati) para penduduk bumi. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah “sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang maha pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”  (HR Muslim)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menumbuhkan rasa cinta hamba-hamba-Nya terhadap orang yang beriman dan beramal sholeh, amal yang diridhai oleh Allah dan mengikuti syariat Muhammad saw.

Beramal Secara Sembunyi

Dalam rangka menjaga niatnya karena Allah, para ulama’ dahulu memperbanyak amal-amal yang rahasia. Inilah yang menyebabkan mereka berwibawa, kharismatik dan dicintai oleh orang orang yang beriman. Seperti yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab r.a

Suatu kali, beliau keluar dalam gelapnya malam seorang diri. Dia memasuki rumah demi rumah, lalu ada seseorang melihat umar, namun beliau tidak menyadarinya. Orang itu adalah Thalhah r.a. Thalhah sempat curiga terhadap beliau. Mengapa beliau memasuki rumah itu? Kenapa seorang diri? Kenapa harus malam hari? Kenapa beliau tidak ingin di lihat orang? Ketika pagi hari, Thalhah mendatangi rumah yang didatangi Umar, ternyata hanya nenek tua buta dan renta.Thalhah bertanya “apa yang dilakukan laki-laki yang mendatangi rumahmu semalam?”nenek itu menjawab, “ia menjengukku sejak lama untuk membantuku.” Mendengar penuturan nenek itu, Thalhah bergumam pada dirinya sendiri, “celakalah wahaiThalhah,layaknya kamu mencurigai umar?” Inilah diantara yang menyebabkan Umar dicintai kawan dan ditakuti lawan.

Sedekah yang dilakukan secara sembunyi–sembunyi  sangat dianjurkan, karena hal itu bisa lebih menjaga keikhlasan, Allah SWT berfirman;

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Baqrah: 271)

Nabi saw juga menyebutkan salah satu golongan yang akan dinaungi Allah SWT dihari yang tiada naungan-Nya adalah: “Dan seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya.” (HR. Bukhari)

Hadits ini menunjukkan keutamaan bersedekah dengan sembunyi-sembunyi dibanding terang-terangan. Seorang tabi’in yang sangat disegani, yakni Ali bin Husain ra menyukai hal ini, setiap malam beliau membagikan makanan setiap malam kepada seratus orang penduduk madinah. Mereka tidak tahu siapa yang membantu mereka kecuali setelah wafatnya beliau.

Tidak lantas seluruh amal harus dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, sebagian bahkan harus dilakukan secara terang-terangan seperti shalat jama’ah, zakat dan amalan-amalan lain yang memang harus diketahui orang lain.

Intinya, jangan sampai kita rajin beramal ditengah keramaian namun malas saat sendirian. Alangkah baik jika ibadah yang kita lakukan dalam kesendirian lebih banyak dari pada yang kita lakukan secara terang-terangan. Karena hal ini lebih bias menghadirkan keikhlasan. Wallahua’lam bissawab.

(abu umar abdillah, ar risalah: 99)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *