Peran Dakwah Dalam Merebut Opini
Oleh: Ust. Burhan Shodiq
Diakui atau tidak memang dakwah itu perebutan opini. Menjadi pelik manakala kita kalah terus dalam perebutan opini.
Dari Tsauban, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), Iayaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkok.’ Seorang laki-Iaki berkata, ‘Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?’
Beliau menjawab, ‘Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut (para musuh) kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian al-Wahn.’ Seseorang lalu berkata, ‘Wahai RasululIah, apa itu al-Wahn?’ Beliau menjawab, ‘Cinta dunia dan takut mati’.” (HR. Abu Daud)
Coba anda bayangkan medan dakwah di depan Anda. Opini buruk tentang Islam mendominasi. Hijab disudutkan. Umat Islam disalahpahami. Islam menjadi bulan-bulanan. Apa yang asli dari Islam malah dijauhi. Sedangkan yang bukan dari Islam malah diaku aku sebagai bagian dari Islam. Lalu apa yang akan anda lakukan?
Jangan bingung. Segera lakukan sesuatu untuk menghadapi ini. Perlu anda tahu, bahwa menangnya isu yang buruk soal Islam, karena memang sejak awal sudah disebarkan secara Iuas. Media-media yang kuat modalnya menjadi corong pertama untuk menyebarkan isu ini. Kejahatan yang dilakukan oleh umat Islam diulang-ulang dan diperbanyak. Sehingga tersemat di benak masyarakat betapa muslim itu ternyata keras dan kasar.
lnilah yang anda juga lakukan. Anda harus menyematkan kepada masyarakat bahwa Islam itu tidak seperti yang digambarkan. Anda bisa menyampaikan opini itu di media-media yang anda punya. Anda bisa menyampaikan melakukan ceramah yang anda lakukan. Sampaikan kebenaran kepada umat. Sampaikan fakta dan data yang akurat tentang hal ini. Fokus pada apa yang anda sampaikan.
Anda juga bisa menulikan opini sehat ini di berbagai cetakan yang anda bisa jangkau. Bisa melalui buletin, bisa mading atau bahkan hanya melalui sosial media yang anda miliki. Karena hal ini akan mampu membantu menyebarkan opini bagus soal Islam. Meski kalah di soal dana, tetapi anda tidak boleh putus asa.
Sehingga opini bisa berimbang. Tidak selalu dimenangkan oleh opini negatif. Karena jika anda hanya diam, maka opini negatif yang menang. Tetapi jika anda berbuat maka anda bisa melakukan sesuatu agar opini positif itu didengar.
Lalu Apalagi?
Jika sudah terbentuk opini bahwa Islam itu rahmatan lil alamin, maka anda perlu mengajak masyarakat untuk menjadi pengusung opini itu. Mereka yang selama ini mungkin hanya menjadi pendengar, ajaklah untuk menjadi penyeru. Orang orang yang berani mengambil langkah untuk memajukan Islam. Mereka tidak hanya diam berpangku tangan, melainkan mau berbuat sesuatu dengan potensi yang mereka miliki.
Sehingga seperti pasukan yang siap digerakkan, mereka akan membantu kerja dakwah di masa datang. Meniadi sebuah kebanggaan manakala mereka mau membantu perjuangan kaum muslimin.
Mereka akan membantu menyebarkan opini positif tentang Islam. Sebab jika semua Anda lakukan sendiri, maka anda akan kepayahan. Tetapi jika dakwah ini dikerjakan dengan bersama sama memanfaatkan network yang ada, maka akan Iebih mudah menjangkau kalangan luas.
Kenapa kita harus melakukan ini? Karena pihak pengusung kebatilan juga melakukan hal yang sama. Mereka akan segera mengusung orang orang yang sudah menjadi pengikutnya. Mereka lembagakan dan siap untuk digerakkan. Baru setelah itu mereka akan melakukan akuisisi terhadap daerah yang mereka kuasai.
Langkah Berikutnya
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah dengan menguatkan posisi dakwah di masyarakat. Yakni dengan mendirikan Iembaga-lembaga dakwah yang simultan. Lembaga ini sebagai bentuk eksistensi dakwah Islam di wilayah itu.
Lembaga-lembaga ini penting untuk dibuat dalam rangka melakukan penguatan dakwah di lokasi anda. Ibarat lidi, mereka perlu diikat agar kuat. Sebab lidi satu per satu tidak akan bisa membersihkan sampah di halaman depan. Tetapi jika lidi itu diikat kuat , maka akan memudahkan untuk membersihkan halaman depan. Seberapapun sampahnya akan mudah untuk dibersihkan.
Tahap-tahap inilah yang hendaknya dibangun oleh individu dai. Agar dakwahnya bisa merebut hati dan memenangkan hati ummat. Diterima kebenaranya, dan dibela manakala ada ancaman terhadapnya.
(majalah ar risalah: 208)