Pentingnya Rencana Dalam Dakwah
Oleh: Ust. Burhan Shodiq
Sebuah perjalanan dakwah layaknya perjalanan safar. Perlu direncanakan dengan baik. Agar perjalanan bisa sampai pada tujuan. Jika perjalanan tidak direncanakan maka ia telah merencanakan sebuah kegagalan.
Maka tidak jarang kita temukan, orang sudah berdakwah bertahun tahun tapi ma|ah banyak menemukan kendala. Hasil dari dakwahnya tidak nampak sama sekali. Tidak ada pertambahan jumlah jamaah, tidak ada pula jumlah tambahan dukungan terhadap dakwah islam.
Dakwahnya terus menerus mendapat tekanan dan tidak mendapatkan progres yang berarti. Jalan di tempat dan tidak ada kemajuan. Kenapa bisa seperti ini. Apakah ini sebuah ujian dakwah? Atau ma|ah ini sebuah signal bahwa kita kurang serius dalam menggarap dakwah kita?
Rasulullah bersabda: “Orang yang berjihad (bermujahadah) adalah orang yang memerangi nafsunya dalam (pendekatan dirinya kepada) Alloh.” ( HR At-Tirmidzi, At Thabrani, lbnu Hibban dan Al-Hakim, dari Fadlolah bin Ubaid.)
Yang Sungguh Sungguh Pasti Beda
Seorang dai yang sungguh-sungguh merencanakan dakwahnya tentu lain berbeda dengan dai yang hanya asal jalan. Mereka yang sungguh-sungguh akan benar-benar memperhatikan setiap tahapan dakwah yang dia rencanakan. Setiap peluang dia manfaatkan. Setiap rencana dia lakukan dengan baik.
Karena jika dakwah tidak direncanakan hasilnya tidak akan optimal. Mengelola peternakan saja akan bisa hancur manakala tidak ada perencanaan dalam pengelolaannya. Tidak dipikirkan dengan baik segala resikonya. Tetapi hanya jalan apa adanya.
Apalagi jika yang kita kelola adalah dakwah. Sebuah upaya perubahan yang sangat membutuhkan keseriusan dalam pengelolaannya. Jika dakwah hanya dilakukan dengan sambil lalu alias cuma di sisa sisa tenaga saja, maka bisa dipastikan hasilnya tidak akan bagus.
Maka seorang dai harus benar-benar memerhatikan rencana apa saja yang sudah dia siapkan. Rencana tahap pendek, tahap menengah dan tahap panjang. Apa saja rencana jangka pendeknya. Coba tentukan dari masyarakat yang kita dakwahi. Apa yang ingin kita sampaikan kepada mereka. Tema apa yang ingin kita sampaikan dan pahamkan. Jangan sampai tubrukan dengan pentahapan yang lainnya.
Jangka pendek setidaknya diberlakukan selama setahun. Selama setahun anda ingin melakukan apa. Apa saja yang akan anda persiapkan. Siapa saja yang akan anda [libatkan dalam dakwah ini. Siapa saja yang akan anda mintai pertimbangan dalam soal ini. Semua tertata rapi dalam sebuah rencana yang bagus.
Rencana dan program itu sebaiknya berkesinambungan. Satu dengan yang lain ada kaitannya. Ada pentahapannya. Seperti orang sekolah. Ada kelas kelasnya. Ada pula langkah langkah yang dibutuhkan. Sebab kalau tidak, dakwah kita seperti mengulang ulang saja. Tidak ada perubahan dan tidak ada perbaikan.
Jangka Menengah Dan Jangka Panjang
Tidak boleh pula dilupakan bahwa dakwah juga butuh perencaan jangka pendek dan jangka panjang. Jangka menengah setidaknya 1 hingga 5 tahun ke depan. Sedangkan jangka panjang bisa berlanjut lebih dari lima tahun ke depan.
Apa yang ingin kita tumbuhkan dari masjid kita. Siapa yang akan menggantikan kita kelak. Itu bagian dari apa yang menjadi pemikiran kita sekarang. Apakah kita akan diam saja. Lalu mengatakan bahwa, toh nanti pasti juga ada penggantinya. Kalau kita tidak mengkader, maka kader itu tidak akan ada.
Perlu diusahakan kader-kader dakwah yang bagus. Mumpuni di berbagai bidang Sehingga pengelolaan SDM menjadi lebih terarah. Tidak malah mandul dan tidak memiliki penerus perjuangan.
Dalam setiap pengkaderan itu pasti akan melahirkan kader-kader pengganti yang Siap menggantikan kita di masa depan.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisaa: 9)
Rencana jangka panjang akan membantu kita memetakan dakwah di masa depan. Apakah kita akan merencanakan sebuah kampung yang lebih Islami dari sebelumnya. Ataukah kita akan merencanakan masjid yang lebih berdaya daripada sebelumnya.
Rencana yang baik juga akan membuat para pelaku dakwah lebih bersemangat. Sebab mereka jadi tahu kira-kira akan bergerak seperti apa. Ibarat berjalan jauh, dia sudah tahu peta mana saja yang akan dia lewati. Kalau sudah diketahui peta atau jalan mana yang akan dia lewati, maka dia akan mampu mengukur berapa lama perjalanan dan berapa biaya yang dia butuhkan.
Tugas besar dakwah ini harus benar benar dilakukan secara serius dan simultan. Syekh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata, “Kewajiban Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah menyampaikan menyampaikan risalah, dan begitulah tugas seluruh para rasul alaihimusshoiatu wassalam. Dan kewajiban umat adalah menyampaikan apa yang beliau sampaikan.”
(majalah ar risalah: 204)