Makar Fir’aun Menghadang Dakwah Islam
Kisah kematian Fir’aun ada pelajaran berharga bagl Ulul Ahab. Belajar dari kisah Fir’aun bukan untuk diikuti. Akan tetapi, diwaspadai jadi orang Jangan seperti Fir’aun. Fir’aun potret penguasa yang diktator. dhalim dan kejam.
Fir’aun banyak membuat makar dalam menghalang-halangi dakwah tauhld ini. la banyak melakukan perbuatan thaghau (melampui batas) dan banyak pula kerusakan. Intinya satu dia lngin memadamkan cahaya Allah, baik dengan mulutnya atau kekuatannya.
Makar Fur’aun yang ingin memadamkan cahaya Allah itu, ibarat ia ingin memadamkan cahaya Matahari dengan mulutnya. Maka itu mustahil. Allah tetap akan menyempurnakan cahayanya meskipun orang-orang kafir membencinya.
Fir’aun memang berbuat makar, tetapi Allah sebaik-baik pembuat makar. Akhir hidup Fir’aun cukup mengenaskan ia mati tenggelam di laut Merah. Meskipun ia mengaku beriman kepada tuhannya Bani Israil dan mengaku diri berserah diri kepada Allah. Akan tetapi, ketika nyawa sudah sampai ditenggorokan taubatnya tidakditerima.
Pengakuannya dijawab Allah: “Apakah sekarang baru kamu percaya, padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Yunus : 91)
Makar Fir’aun
Didunia ini berlaku hukum kausalitas, sebab akibat. Kenapa Flr’aun dimatikan dalam kondisi yang menggenaskan tentu ada sebabnya. Padahal dia itu memiliki pasukan yang banyak, akan tetapi dia matinya tenggelam di Iaut Merah.
Kematiaan Flr’aun itu ternyata merupakan puncak gunung es atas makarnya terhadap dakwah tauhid ini. Ketika Musa alaihissalam diutus Allah sebagai Rasu-Nya Fir’aun bukannya menerima, akan tetapi dengan berbagai strategi ia berusaha menolak seruannya.
Makar-makar Fir’aun untuk menghalangi dakwah tauhid itu adalah sebagai berikut. Mungkin makar seperti ini juga muncul di zaman ini. Untuk itu dengan mempelajari makar Fir’aun, bisa dijadikan pelajarannya pula bagaimana menghadapinya.
Pertama, Membunuh Karakter Da’i.
Trik Character Assassination (pembunuhan karakter) terhadap da’i dilakukan fir’aun. Cemoohan dan olok-olokan dialamatkan kepada Nabi Musang Langkah flr’aun ini memiliki tujuan untuk menjatuhkan jiwa dan mental Nabi Musa selaku da’i.
Allah berfirman :”Dan sesungguhnya telah kamu utus Musa dengan membawa ayat-ayat kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir’aun, Haman dan Qarun. Maka Mereka berkata : (Ia) adalah seorang ahli sihiryang pendusta.” (05. Al Mu’min : 23-24).
Meskipun Nabi Musa mendapatkan serangan, beliau tetap menyampaikan hujah dan bukti yang bisa mematahkan narasi Fir’aun.
Kedua, Fir’aun memenjarakan da’i atau membunuhnya
Ketika Fir’aun kalah dalam perang narasi dengan Nabi Musa. Fir’aun mengancam akan memenjarakan sang da’i. Tujuannya ingin menghalangi tersebarnya misi dakwahnya. Bahkan Fir’aun akan meneror kepada pengikutnya dan membunuh Nabi Musa.
Allah ta’ala berfirman : “Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan membawa kebenaran dari sisi kami, mereka berkata, “Bunuhlah anak-anak orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.” Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka). Dia berkata fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya), ”Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendak/ah ia memohon kepada tuhannya.” (QS. Al Mu’min : 25-26)
Kejahatan Fir’aun membunuh anak-anak bani lsrail terjadi dua kali. Pertama, ketika dia bermimpi bahwa akan lahir anak laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaannya.
Kedua, Ketika Nabi Musa mendakwahi Fir’aun. Dengan tujuan untuk menghinakan Bani Israil agar merasa sial dengan keberadaan Musa dan memperkecil bilangan mereka.
Makar Fir’aun untuk membunuh Nabi musa menunjukkan keingkaran, kerasnya hatinya serta kekurang ajarannya kepada tuhan. Upaya pembunuhan terdahap pemimpin gerakan Islam menegaskan permusahannya terhadap dakwah. Dan upaya melenyapkan gerakan Islam itu melalui pembunuhan tokoh dan pemimpinnya.
Ketiga, Fir’aun menuduh Nabi Musa ingin mengganti undang-undang dan membuat kerusakan
Fir’aun merasa khawatir bila Musa mengubah pendirian manusia dan menganti tradisi dan adat istiadat mereka yang selama ini telah dia bina. Dalam sikapnya ini Fir’aun berpura-pura sebagai seorang yang mengharapkan kebaikan bagi manusia. Dia memperingatkan manusia dari Musa, padahal kenyataannya dia adalah ’Maling teriak maling’.
Hal ini terlihat dari perkataan Fir’aun yang disitir oleh Allah dalam firman-Nya: ”Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”. (QS. Al Mu’min: 226)
Keempat, Menghasung orang akan memusuhi pejuang Islam
Fir’aun mengumpulkan kaumnya, lalu berseru kepada mereka seraya memperagakan dan membangga-banggakan dirinya sebagai raja negeri Mesir. Dengan seluruh kekuatan medianya ia berusaha mempengaruhi rakyatnya agar tidak mengikuti dakwah Nabi Musa ‘alaihissalam.
Allah menceritakan peristiwa itu dalam firman-Nya: “Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. Az-Zuhkruf: 54).
Maka ketika Fir’aun dan kaumnya membuat Allah murka ketika dia dan pasukannya mengejar Nabi Musa dan Bani Israil. Allah menghukum mereka dengan menenggelamkan mereka di Iaut. Dan peristiwa itu dijadikan Allah sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang sesudah mereka. Agar tidak mengerjakan seperti apa yang telah dilakukan Fir’aun. (An Najah 156-Abu Khalid)