Khilafah, Rahmat Bagi Seluruh Alam

Khilafah, Rahmat Bagi Seluruh Alam

Hari -hari ini, sepertinya ada yang alergi atau phobia mendengar kata khilafah, seolah khilafah adalah monster yang menakutkan. Bukan hanya dinegeri kita Indonesia, melainkan juga dibeberapa negara yang hegemoni barat sangat kuat menekan. Yang lebih menyedihkan diantara yang phobi system khilafah / (baca: system islam) mereka yang notabene mengaku sebagai umat islam, sungguh sangat menyedihkan. Saya (penulis) kira orang yang phobi dengan khilafah membaca judul diatas, pasti memerah wajahnya,panas otaknya hingga hampir pecah. Wallahu a’lam. Tapi mari kita biaca khilafah / system islam / syareat islam sesuai dengan fakta dan data, tentu didasari hujjah dalil kuat, baik secara nash syar’I maupun ditinjau dari sisi history / sejarah, khilafah bukan hanya milik organisasi tertentu, tapi sesungguhnya khilafah adalah milik islam.

Bahwa khilafah sama dengan system islam atau syareat islam itu sendiri, sebab sungguh tidak ada system yang menaungi serta merealisasikan ajaran islam secara sempurna baik dari segi ibadah, muamalah, maupun penerapan hukum/ hudud, melainkan negeri itu berbentuk khilafah yang menebar rahmat dan kasih sayang. Harusnya seorang mukmin hatinya tunduk dengan hukum-hukum Allah, bukan kepada hukum-hukum selain Allah, karena sejak pertama seorang mukmin mengikrarkan dua kalimat syahat sesungguhnya ia sedang bersaksi bahwa tidak ada hukum yang paling tepat untuk menghukumi dirinya serta manusia melainkan hukum Allah ta’ala yang demikian itu sebagaimana firman Allah ta’ala ;

وَأَنِ ٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ وَٱحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَنۢ بَعْضِ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ لَفَٰسِقُونَ

“Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Maidah ; 49)

Imam Muhammad ‘Ali Ash Shobuni dalam tafsyirnya shofwatut tafasir menjelaskan ayat diatas ;

فإن أعرضوا عن الحكم بما أنزل الله و أرادو غيره فاعلم يا محمد أنما يريد الله أن يعاقبهم ببعض إجرامهم

“Maka sungguh jika mereka berpaling dari hukum yang telah Allah tetapkan (syari’at islam) dan justru menginginkan hukum lain (system yang lain, seperti hukum demokrasi, atau adat istiadat yang bertentangan dengan hukum Allah), maka ketahuilah wahai Muhammad, sesungguhnya Allah hendak menghukum / mengadzab mereka, disebabkan karena sebagian kedurhakaan mereka”. (shafwatut tafasir ; 1/ 347)

Sebenarnya masih banyak ayat yang berbicara tentang hal ini, namun sungguh satu ayat ini saja, dengan sangat jelas menyatakan bahwa hukum Allah itulah yang akan membawa rahmat, sebab jika manusia menginginkan hukum lain niscaya Allah turunkan malapetaka kepada mereka. Kemudian mari kita renungkan, apakah mungkin hukum Allah ditegakkan dengan sistem demokrasi atau cara lain yang diciptakan serta bersumber dari para pemikir kafir Yunani yang membenci islam, sedangkan mereka berusaha dengan kebenciannya untuk menghancurkan islam sehancur-hancurnya?. Maka jelaslah bawa hukum Allah terealisasi  hanya dengan system khilafah dan itu telah terbukti selama 13 abad yang lalu ketika umat islam kuat dan sadar akan imannya.

Berbicara tentang rahmat, Rahmat bukan sekedar mendapat kebahagiaan didunia saja, makmur, tentram, aman, damai, ataupun Sentosa. Rahmat itu meliputi kebahagiaan dunia dan akherat dan itu hanya diberikan bagi manusia yang benar imannya kepada Allah ta’ala, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas RadhiyaAllahu ‘anhuma ;

من آمن بالله واليوم الآخر كُتب له الرحمة في الدنيا والآخرة ، ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف .

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka ditentukan untuknya rahmat baik didunia maupun diakheraat, dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan ditimpakan kepada mereka sebagaimana umat-umat yang kafir dahulu ditimpa dari berbagai  bencana.”

Demikian juga tafsir dari ayat وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين, bahwa pendapat yang kuat tentang makna rahmatan lil ‘alamin adalah pendapat yang juga disampaikan oleh Ibnu Abbas ;

وهو أن الله أرسل نبيه محمدا صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع العالم ، مؤمنهم وكافرهم . فأما مؤمنهم فإن الله هداه به ، وأدخله بالإيمان به ، وبالعمل بما جاء من عند الله الجنة . وأما كافرهم فإنه دفع به عنه عاجل البلاء الذي كان ينزل بالأمم المكذّبة رسلها من قبله “

“Bahwa Allah ta’ala mengutus nabi-Nya Muhammad saw sebagai rahmat bagi seluruh alam, baik yang mukmin maupun kafir. Adapun kaum mukminin (bentuk rahmat yang mereka dapatkan adalah) Allah memberikan hidayah-Nya melalui nabi Muhammad saw, sehinga masuk iman kepada hati orang mukmin, dan dengan amal dan iman tersebut orang mukmin mendapatkan Jannah. Adapun kaum kafirin, (bentuk rahmat dengan diutusnya Muhammad saw adalah) dengan ditundanya bala’ dan azab, yang mana umat -umat yang mendustakan para Rasul sebelum Nabi Muhammad, (mereka disegerakan Allah adzabnya didunia).” (tafsir At Thobari ; 18/ 551-552)

Oleh karena itu, khilafah merupakan rahmat bagi seluruh alam, sebab dengan khilafah tersebut kaum mukminin bisa dengan totalitas mengaplikasikan iman serta ibadah mereka kepada Allah ta’ala, dan itu menjadi sebab kebahagiaan mereka didunia dengan tersebarnya kedamaian dan akhlaqul karimah, dan kelak diakherat mereka mendapatkan janji Rabbnya yaitu ridho-Nya serta Jannah yang kenikmatannya tiada tara. Adapun orang kafir merekapun mendapatkan rahmat dengan ditundanya adzab mereka, serta dalam khilafah Islamiyah mereka mendapat keadilan islam, diperlakukan dengan manusiawi, bahkan sejarah membuktikan orang kafir dahulu lebih suka dibawah system khilafah dari pada dibawah kendali raja-raja dzolim mereka.

Mari kita simak persaksian penulis barat T.W. Arnold, dalam bukunya The Preaching of Islam, menuliskan bagaimana perlakuan yang diterima oleh non-Muslim yang hidup di bawah pemerintahan Daulah Utsmaniyah. Dia menyatakan, “Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan pada mereka, dan perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen”.

Lebih lanjut Arnold kemudian menjelaskan; “Perlakuan pada warga Kristen oleh pemerintahan Ottoman -selama kurang lebih dua abad setelah penaklukkan Yunani- telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa. Kaum Kalvinis Hungaria dan Transilvania, serta negara Unitaris (kesatuan) yang kemudian menggantikan kedua negara tersebut juga lebih suka tunduk pada pemerintahan Turki daripada berada di bawah pemerintahan Hapsburg yang fanatik; kaum protestan Silesia pun sangat menghormati pemerintah Turki, dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam… kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemerintahan Sultan.”

Jelaslah sudah, bahwa syari’at islam yang berbentuk khilafah Islamiyah, menjadi naungan terindah baik umat islam. Karena sesungguhnya syariat itu ditetapkan bertujuan untuk tegaknya (mewujudkan) kemashlahatan manusia di dunia dan Akhirat”. Dalam fikih islam para ulama menyebut maksud dan tujuan dalam bahasa fikih  dengan maqoshidusy syari’ah, yaitu memelihara agama, jiwa, harta, akal dan keturunan.

Begitu pula tidak disangsikan lagi bahwa khilafah Islamiyah merupakan peradaban terbaik untuk manusia, tak terkecuali mereka yang bukan dari kaum muslimin. Oleh karena itu sungguh aneh jika ada orang islam membenci khilafah Islamiyah, bagaimana mungkin orang yang mengaku beriman kepada Allah, tapi ia membenci kebijakan Allah. Sungguh hanya musuh-musuh islamlah yang membenci khilafah. Wallahu a’lam bishshawwab.

Muhammad Kusnan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *