Kalimat Tauhid, Penuh Keutamaan Namun Dihinakan

Kalimat Tauhid, Penuh Keutamaan Namun Dihinakan

 

Oleh: Ust. Zaid Royani, S.Pd.I (Ketua Himayah Foundation)

Sungguh miris hati ini ketika mendengar kasus penangkapan seorang muslim karena dituduh membawa bendera merah-putih bertuliskan kalimat tauhid. Yang lebih membuat hati ini miris adalah hal ini tidak terjadi di negara-negara Barat, yang mayoritas penduduknya non-muslim, namun justru terjadi di negara Indonesia yang penduduknya, pemimpinya mayoritas muslim.

Menurut aparat penegak hukum tindakan ini termasuk bentuk penghinaan terhadap simbol-simbol negara. Logika sederhananya adalah ketika menuliskan kalimat tauhid di bendera itu dinilai sebagai bentuk penghinaan itu berarti menganggap kalimat tersebut hina, dan ini bentuk penghinaan terhadap Islam. Wal ‘Iyadzu billah

Tidak diragukan lagi, orang yang mempermasalahkan bendera bertuliskan kalimat tauhid ada pada dua kemungkinan, pertama jika ia sebagai non-muslim maka ia adalah kafir harbi (orang kafir yang memerangi Islam) kedua, jika ia muslim maka ia adalah munafiq atau jahil (bodoh).

Semoga beberapa penjelasan ini dapat mengingatkan mereka yang masih jahil terhadap keutamaan dan keagungan kaliamt tauhid.

 

Manusia Mulia Karena Tauhid

Manusia mulia bukan karena jabatan, bukan karena harta, bukan karena wanita. Namun karena satu hal yaitu tauhid.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Padahal kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (QS. Al Munafiqun: 8).

Umar bin Khattab pun mengingatkan hal ini, beliau berkata:

نَحْنُ قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالإِسْلاَمِ فَمَهْمَا اِبْتَغَيْنَا العِزَّةَ بِغَيْرِهِ أَذَلَّنَا اللهُ

“Kita adalah bangsa yang dimuliakan dengan Islam, maka ketika kita mencari kemuliaan dengan seliannya maka Allah akan hinakan kita.”

Seorang presiden, menteri, polisi, tentara tidak dimuliakan karena jabatannya, namun karena Islam. Kalaulah mereka mulia karena jabatan maka Allah tidak akan menghinakan Firaun dan bala tentaranya.

Seorang konglomerat tidak dimuliakan karena hartanya, namun karena Islam. Kalaulah ia mulia karena hartanya niscaya Allah tidak akan menghinakan Qarun dan hartanya.

Lihatlah betapa hinanya bangsa Arab di mata bangsa Romawi dan Persi sebelum datangnya Islam, mereka dipandang sebelah mata dan tidak diperhitungkan. Namun setelah datangnya Islam kemuliaan bangsa Arab menjatuhkan kemuliaan bangsa Romawi dan Persi.

Dari sini kita faham bahwa kalimat tauhid adalah perkara yang dapat memuliakan dan menghinakan seseorang. Mulia karena menerimanya hina karena meninggalkannya. Maka ketika seorang pemimpin ingin hidupnya mulia jangan sekali-kali ia menghinakan kalimat tauhid. Sebab, jika ia menghina kalimat tauhid sejatinya ia sedang mengundang sebuah kehinaan.

Maka sungguh sangat mengherankan orang-orang yang mengaku bertauhid (mengesakan Allah) namun justru menjadi orang paling pertama menghinakan kalimat tauhid, paling getol untuk menkriminalisasi kalimat tauhid, paling anti terhadap kalimat tauhid.

 

Manusia Selamat Karena Tauhid

Perkara kedua yang harus diketahui oleh orang yang jahil terhadap keagungan kalimat tauhid adalah bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan seseorang dari mara bahaya dunia dan akhirat daripada kalimat tauhid.

Seseorang dapat selamat dari jilatan api neraka karena tauhid.

Rasulullah SAW bersabda:

فَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلىَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِيْ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ

Sesungguhnya Allah mengharamkan Neraka (untuk membakar) orang yang mengucapkan: La Ilaha Illah dengan mengarapkan wajah Allah.” (HR. Bukhari)

Bagitupula seseorang akan terhindar dari mara bahaya di dunia ketika mereka bertauhid. Allah ta’ala berfirman:

وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ

“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.  (QS. Luqman: 32)

Cobalah kita mengingat kembali apa yang diucapkan ketika manusia sedang dilanda musibah kecil atau besar, seperti sunami, tanah longsong dan lainnya, tidak ada  yang mereka ucapkan kecuali kalimat tauhid.

Dari ayat dan hadis di atas pun kita faham, bahwa dengan kalimat tauhid seseorang dapat selamat dan dapat celaka. Selamat karena mengamalkannya, celaka karena meninggalkannya.

Maka jika mereka yang memiliki wewenang hukum di negeri ini ingin selamat dari jilatan api neraka dan terhindar dari bahaya dunia, jangan sekali-kali menghinakan kalimat tauhid, karena kalimat itulah yang akan menyelamatkan kalian.

Manusia Teguh Karena Tauhid

Perkara ketiga yang harus difahami oleh orang yang anti terhadap kalimat tauhid adalah bahwa tidak ada perkara yang dapat meneguhkan seorang hamba dari pada kalimat tauhid.

Allah ta’ala berfirman:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Makna qaulun tsabit adalah kalimat thayyibah (ucapan-ucapan yang baik) kalimat tauhid termasuk dalam pengertian ucapan yang baik.

Kalimat tauhid akan menguatkan dan meneguhkan seseorang dalam menghadapi masalah kehidupan dunianya. Karena itu Allah dan Rasul-Nya selalu mengingatkan kita tidak lalai dari dzikir kepada Allah, kalimat dzikir yang paling utama adalah kalimat tauhid.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)

Lihatlah dengan apa para pejuang kemerdekaan Indonesia meneguhkan semangat mereka untuk melawan penjajah kafir? Maka jawabannya adalah dengan kalimat tauhid, Laa Ilaha Illah dan pekikan takbir Allahu Akbar.

Kalimat tauhid pula akan menguatkan seseorang ketika seseorang berada di pintu gerbang kematian.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13)

Allah akan mengutus para malaikat untuk meneguhkan orang bertauhid di akhir hayatnya agar tidak takut dan bersedih. Takut terhadap apa yang akan terjadi di depan dan sedih terhadap apa yang ditinggalkan.

Kalimat tauhid pula yang akan menguatkan seseorang ketika berada di alam kubur. Tidak ada kekuatan yang bisa meneguhkan seseorang ketika menjawab pertanyaan malaikat daripada kalimat tauhid.

Maka, ketika para pemegang kekuasaan, presiden, menteri, jendral militer dan lainnya, ingin mendapat kekuatan dalam menyelesaikan bebagai problematika yang terjadi di negeri ini, maka cintailah kalimat tauhid itu, mendekatlah kepadanya, amalkanlah ia. Jangan justru menjauh darinya, membencinya, menghinakannya. Sebab hal itu justru akan menjauhkan kita dari kekuatan hati.

Ketika para pemimpin negeri ini ingin mampu dan mudah mengucapkan kalimat tauhid laa ilaha illah di akhir hayatnya, maka jangan sekali-kali menghinakan kalimat itu, memusuhi orang yang ingin menegakan kalimat itu, menangkap orang yang membawa kalimat itu. Sebab jika ia  melakukannya maka khawatir di akhir hayatnya ia seperti firaun yang tidak mampu mengucapkan kalimat tauhid.

Ketika para pemimpin negeri ini lancar dalam menjawab pertanyaan para malaikat di kuburnya kelak, jangan sekali-kali melakukan kriminalisasi terhadap para pejuang kalimat tauhid.

Semoga nasehat ini dapat sampai kepada mereka yang sedang duduk di kursi-kursi kekuasaaan, agar ingat kembali dan sadar terhadap kemuliaan dan keagungan kalimat tauhid. Wallahu a’lam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *