Jadi Muslimah Ga Melulu Soal Penampilan
Oleh: Ust. Burhan Sodiq
Era kekiniian, muslimah jadi target incaran. Kalau zaman dulu dikenal sederhana dalam gaya tapi bermakna dalam tutur kata. Mungkin sekarang slogannya berubah. Gaya harus nyata, soal kata kata nanti saja.
Indonesia berpenduduk mencapai 267 juta jiwa dengan populasi 130 jiwa adalah wanita. Tentu saja hal ini menjadi pasar potensial untuk jualan alat kecantikan. Kementerian Perindustrian mencatat, pada tahun 2017, industri kosmetik di tanah air mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95 persen industri kosmetika nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM). Hanya 5 persen merupakan industri dengan skala besar.
Dari sekian industri itu, beberapa di antaranya menyasar muslimah sebagai target pasarnya. Tentu saja mereka segera menyusun strategi pemasaran yang ciamik untuk menggaet konsumen mereka. Edukasi ke arah bahwa muslimah harus tampil cantik dan mempesona tentunya sudah disiapkan dengan sangat baik.
Lalu apa yang terjadi?
Yang terjadi adalah misconcept pada pikiran kaum muslimah. Beberapa di antaranya menganggap bahwa penampilan adalah nomor satu. Sehingga anggaran terbanyak digunakan untuk mempercantik diri. Tidak mengapa hilang berjuta juta asal abi tidak melirik kemana-mana.
Mereka berlomba-lomba mendapatkan penampilan terbaik dengan merogoh kocek yang tidak sedikit. Satu persatu produk dicoba. Untuk memenuhi kebutuhan agar tampil memesona di segala suasana.
Itulah kenapa produk kecantikan membanjiri kanal-kanal medsos. Segala grup jualan isinya tentang kosmetika muslimah. Ada yang membuat lebih cantik, lebih glowing bahkan lebih lebih lainnya. Sibuklah hati kaum wanita dengan produk produk ini. Mereka berburu dan berlomba lomba. Demi agar tampil lebih segar dan lebih menarik dari muslimah lainnya.
Khawatirnya kesibukan ini melenakan hati. Muslimah lebih sibuk memilih lipstick yang sehat, daripada sibuk memperbaiki amal shalihya. Muslimah lebih sibuk dengan alis yang memanjang indah, daripada sibuk dengan memperbaiki bacaan tilawah. Muslimah sibuk dengan menghias pipi tapi lupa menghias akhlak diri.
Tarik Remnya
Untuk itulah muslimah perlu untuk menarik rem mereka terhadap soal kosmetika ini. Janganlah mereka berlebih lebihan dalam urusan ini. Memenuhi meja kaca dengan aneka produk berbeda beda. Tetapi lupa bahwa kosmetika hanya sekedarnya saja.
Para muslimah harus mulai jujur pada dirinya sendiri. Apakah berhiasnya sudah berlebihan atau masih dalam batas batas aman. Karena jika mereka tidak jujur dalam soal ini, mereka akan anggap sebuah kesalahan menjadi sebuah kebiasaan. Sebuah keterlenaan menjadi sebuah kegemaran.
Kembalilah kepada indahnya bimbingan Islam. Berhias dengan aturan aturan agama. Sesuai dengan perintah Nabi dan para ulama. Tidak berhias dengan berlebihan dan melanggar aturan. Karena setiap kesalahan yang dibuat, akan berakhir dengan penyesalan yang sangat.
Wajah bukan Ajang Perlombaan
Tidak perlu menjadikan wajah sebagai ajang perlombaan. Melihat kawan nampak lebih segar lalu anda para muslimah menjadi kebingungan. Produk apa yang dia pakai, perawatan apa yang dia gunakan. Semua ada porsi masing masing. Yang penting wajah anda bersih, hidup anda juga bersih. Penampilan anda tidak kotor tidak kumal dan tidak berbau, itu sudah sangat cukup.
Sembari terus memerbaiki diri dengan meningkatkan takwa kepada Allah. Memperbagus tutur kata dan akhlak budi pekerti, itu lebih prioritas daripada berpikir menghaluskan pipi yang sudah mulus.
Jangan Stress Karena Penampilan
Jangan sampai para muslimah justru malah stress dan tertekan karena tidak bisa membeli kosmetik andalan. Tapi tidak pernah stress dan tertekan karena dosa dan kesalahan kesalahan. Ada baiknya segalanya ditata ulang. Dikuatkan yang perlu dikuatkan. Karena pada setiap amal yang baik akan menumbuhkan semangat yang baik pula. Bahkan menjadi cantik itu dimulai bukan dari saat memakai kosmetik. Tapi menjadi cantik dimulai saat anda mau menjadi diri anda sendiri.