Oleh: Abu Athif, Lc. –غفر الله له ولواديه-
Himayah Foundation – Hukum kumandang takbir di dua hari raya (idul fithri dan idul adlha) adalah sunnah[ Al Fairuzabadi al Syairazi, Abu Ishaq Ibrohim bin Ali bin Yusuf, Al Muhadzdzab fii Fiqh Madzhab al Imam al Syafi’I (Beirut: Daar al Fikr, tc, tahun 1414 H) juz 1 hal 168]. Untuk takbir di hari raya idul fithri didasarkan pada firman Allah ﷻ :
﴿وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ﴾ -(البقرة: ۱۸٥)-
Artinya: Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. [QS. Al Baqoroh: ayat 185]
Sementara perintah takbir di waktu idul adlha didasarkan pada firman Allah ﷻ:
﴿لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ﴾ -(الحج: ٢۸)-
Artinya: Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. [QS. Al Hajj: ayat 28]
Didasarkan pula pada hadits Nabi Muhammad ﷺ:
عن نافع ، عن عبد الله بن عمر أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ يَخْرُجُ فِي الْعِيْدَيْنِ مَعَ الفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ، وَعَبْدِ اللهِ ، وَالعَبَّاسِ ، وَعَلِيٍّ ، وَجَعْفَرَ ، وَالْحَسَنِ ، وَالْحُسَيْنِ ، وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، وَزَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ ، وَأَيْمَنِ ابنِ أُمِّ أَيْمَن – رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ – رَافِعًا صَوْتَهُ بِالتَّهْلِيْلِ وَالَّتكْبِيْرِ ، فَيَأْخُذُ طَرِيْقَ الحَدَّادِيْنِ حَتَّى يَأتِيَ الْمُصَلَّى ، وَإِذَا فَرَغَ رَجَعَ عَلَى الحَذَّائِيْنَ حَتَّى يَأْتِيَ مَنْزِلَهُ (رواه البيهقي في السنن الكبرى)
Artinya: Dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah ﷺ keluar di dua hari raya (idul fithri dan idul adlha) bersama Fadhl bin Abbas, Abdullah, Abbas, ‘Ali, Ja’far, Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, Aiman bin Ummi Aiman –semoga Allah meridhoi semuanya- dengan meninggikan suara tahlil dan takbir, lalu beliau mengambil jalannya orang-orang yang mengambil buah hingga sampai tiba di tempat sholat id, dan apabila telah usai (dari pelaksanaan sholat id) beliau langsung bergegas seperti orang-orang yang mempercepat jalannya hingga tiba di rumah beliau. [HR. al Baihaqi dalam Al Sunan al Kubro]
Al Fairuzabadi al Syairazi, Abu Ishaq Ibrohim bin Ali bin Yusuf, Al Muhadzdzab fii Fiqh Madzhab al Imam al Syafi’I (Beirut: Daar al Fikr, tc, tahun 1414 H) juz 1 hal 168