Get Motivated From Within

Get Motivated From Within

Berapakali kamu bilang pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu, namun kamu tidak segera melakukannya? Atau mungkin kamu pernah merasa frustasi dan menemui jalan buntu ketika menyelesaikan tugas. Lalu kamu memilih berhenti sejenak dan melayang buana mencari motivasi di dunia nyata maupun maya.

Hampir setiap orang pernah mengalami hal tersebut. Hanya saja ada orang yang kemudian mendapat jalan pulang motivasi untuk melanjutkan tugasnya sehingga sukses. Namun tak sedikit yang tersesat dalam petualangan tak berkesudahan hingga akhirnya menelantarkan tugasnya.

Mencari motivasi dan tips dari buku atau petuah orang bijak itu sah-sah saja. Namun, motivasi yang paling hebat adalah motivasi yang muncul dari dalam diri, ada beberapa alasan mengapa motivasi tak kunjung datang.

Memandang rendah diri dan merasa tidak bisa.

Kita memang bukan manusia super yang punya kekuatan super untuk melakukan apapun. Kita memang punya banyak keterbatasan dan ketidaksempurnaan, tapi Allah membekali kita dengan mata, telinga, dan hati untuk bereksplorasi. Bila kita terbiasa rendah diri dan berpikir tidak bisa maka kita akan terjebak dalam pikiran tersebut. Akhirnya potensi yang kita miliki terkubur oleh perasaan sendiri.

Membayangkan hasil terburuk dari tiap situasi

Belum memulai sudah optimis bahwa pekerjaan yang akan kita lakukan bakalan gagal. Agenda yang sudah direncanakan jauh-jauh hari pun tidak berbekas lantaran terbayang halangan dan rintangan yang (sebenarnya belum tentu) akan menghadang di depan.

Jika selalu menggambarkan garis akhir atau finis di kepalamu sebagai kegagalan, wajar saja kalau kamu tidak ingin menyelesaikan pekerjaanmu atau tidak memulainya sama sekali. Walaupun belum tidak ada sikap positif akan kesuksesan akan mendorongmu berlari lebih cepat mengetahui hasil akhirnya.

Target yang terlalu muluk

Untuk mencapai target yang besar dan jauh, buatlah terminal-terminal kecil untuk pemberhentian. Dengan begitu, kamu bisa melihat hasilnya dalam waktu yang lebih singkat dan semakin cepat terinspirasi dari penyelesaian tiap target. Kegagalan memenuhi target yang terlampau kompleks dan tidak realistis seringkali merusak semangat.

Mengerjakan tugas mendekati tenggat

Motivasi diri tidak hanya perkara menyelesaikan pekerjaan pada waktunya, tapi juga kemampuan memacu diri untuk bergerak menyelesaikan tugas ketikga diperlukan bukan ketika terpaksa.

Pekerjaan yang dilakukan dengan sistem kebut semalam seringkali menghasilkan output yang kurang memuaskan. Sistem ini juga tidak akan berguna untuk tugas-tugas sulit dan lama yang tidak mungkin diselesaikan dalam waktu semalam.

Tidak bijak mengatur waktu

Jika kamu sering lupa waktu ketika berselancar di dunia maya tanpa tujuan yang jelas, bagaimana kamu bisa mengingatkan dirimu sendiri untuk menyelesaikan targetmu di hari itu. Sejatinya hanya kita sendiri yang benar-benar bisa mengontrol waktu kita. Membagi waktu kapan harus memulai dan mengakhiri pekerjaan.

Terlena sosial media

Aktif di banyak media sosial ternyata cukup melelahkan dan menyita waktu. Sebentar-bentar HP bergetar, mulai dari pesan WA, BBM, FB, Twitter, dan yang lain. Hal ini membuat kita berusaha melakukan pekerjaan sembari tetap chatting dengan teman-teman. Hal ini bisa rentan menghilangkan fokus dan konsentrasi.

Enggan mengakui kesalahan

Ketika terbiasa melimpahkan kesalahan kepada orang lain, kita tidak akan tahu bagaimana cara memperbaiki dan memotivasi diri. Evaluasi diri atas kegagalan yang kita terima perlu dilakukan tanpa harus mencari kambing hitam.

Mudah puas dengan hal kecil

Ketika terbiasa dengan hal-hal remeh, besar kemungkinan kita akan takut dan malas ketika harus berkerja keras menyelesaikan tugas yang sulit. Daripada mengerjakan dan menghadapi kesulitan, kamu justru melarikan diri ke hal-hal menyenangkan. Akibatnya kamu butuh waktu lebih lama untuk mengerjakan satu tugas karena diselingi kesenangan kecil tersebut.

Salah memilih mimpi

Pantas saja jika kamu terus-menerus merasa putus asa dan frustasi ketika kamu tidak menyukai pekerjaan dan mengerjakannya dengan terpaksa. Bisa saja kamu berpura-pura yakin dengan pilihan itu karena bisa menyenangkan orang lain. Dengan begitu kamu akan mudah patah semangat atau tidak puas seberapa baikpun kamu mengerjakan pekerjaan itu. Karena pada saat bersamaan kamu tahu ada hal lain yang bisa membuatmu lebih bahagia dan bersemangat.

Itulah beberapa penyebab semala ini kamu sulit sekali memotivasi  diri untuk tidak menunda atau menyerah tiap menemui kesulitan. Nah mari kita mencari jalan keluar dari kebiasaan yang tiak produktif tersebut.

Sumber: majalah ar risalah rubrik fityan 14 edisi 164

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *