Eratkan Ikat Pinggangmu
Oleh: Ust. Dani Abdul Karim, M.Pd.I
Tidak terasa bulan Ramadhan ini akan berlalu dan kita berada di penghujung bulan mulia ini, bulan yang dimana penuh keutamaan dan keagungan, bulan yang dimana Allah Ta’ala mengabarkan akan turunnya Al Quranul Karim bahkan di bulan inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyempurnakan dalam menyetorkan (mentalaqqikan) Al-Quran kepada Malaikat Jibril ‘alaihissalam.
Setidaknya ada tiga ciri hati yang bersih kala menemui bulan mulia ini.
Pertama, Perasaan yang teramat gembira saat hendak berjumpa dengan bulan suci ini dengan segala kemuliaannya.
Kedua, Bertambahnya kegembiraan dan rasa syukur atas kesempatan yang Allah berikan untuk mengawali dan berjalan di bulan ini, tetapi di balik itu ada perasaan kehati-hatian demi menjaga amalan-amalan shalih yang dilaksanakan baik dari segi kualitas dan kuantitas agar segala apa yang telah diikhtiarkan dapat diterima di sisi Allah Ta’ala.
Ketiga, Perasaan akan kesedihan yang mana Bulan yang penuh keberkahan ini akan pamit meninggalkannya, inilah yang dirasakan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Bulan yang dimana kita tidak akan yakin untuk berjumpa kembali ditahun mendatang, dulan yang dimana kita tidak akan yakin bahwa masih diberi kesempatan umur panjang untuk menikmati malam lailatul Qadar, tetapi kita harus yakin bahwa Allah dan Rasul-NYA selalu memberikan peluang besar bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa.
Oleh karenanya mari kita melihat bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyikapi akhir bulan Ramadhan ini. Sebagaimana yang digambarkan oleh ibunda Aisyah radhiyallahu anha dalam riwayat yang shahih:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Dalam riwayat ini ibunda Aisyah mengabarkan tiga upaya Rasulullah dalam memaksimlkan sepuluh hari terakhirnya di bulan Ramadhan.
Pertama, kencangkan ikat pinggang.
Menurut para ulama makna mengecangkan ikat pinggang adalah satu ungkapan untuk menjauhi istri-istri beliau artinya beliau tidak berjimak dengan istri-istrinya. Menurut Al Khithabi maknanya adalah lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Kedua, menghidupkan malam-malam.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Malam yang dimana Rasulullah perintahkan untuk mencari keutamaannya, beliau bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Muslim)
Keutamaan lailatul qadr telah Allah Ta’ala jelaskan di dalam Al Quran:
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 3)
Kita tidak yakin mampu menghidupkan malam kita selama 1000 bulan untuk mencari kemuliaannya, tetapi Allah memberikan kesempatan untuk memanfaatkan saat Lailatul Qadar.
Ketiga, membangunkan keluarganya.
Membangunkan anak-anak dan istri-istri kita dari lamunan dan kelalaian serta dari indahnya malam mengajak untuk menghidupkan malam-malam di sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini terutama pada malam bilangan ganjil, untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala agar kita dapat sukses dalam menyikapi hari-hari terakhir bulan mulia Ini.
Kita berdoa agar kita dan keluarga dapat berjumpa dengan malam Lailatul Qadar, dapat merasakan indahnya beribadah di dalamnya. Aamiiin yaa rabb.