Download Materi Khutbah Jum’at: Tiga Misi Penting Setiap Muslim

Materi Khutbah Jum’at
Tiga Misi Penting Setiap Muslim
Oleh: Abu Athif, Lc

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى  إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وقال رسول الله :إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Kita harus sadar bahwa kita hidup di zaman yang penuh dengan ajakan kemaksiatan dan seruan kemungkaran. Sebuah data di akhir tahun 2018 menunjukkan bahwa konten negatif yang tersebar di internet mencapai 984.441 konten. Ini berarti kita dibanjiri seruan dan ajakan maksiat sebanyak 2.697 konten setiap hari. Tiga teratas dari konten negatif yang menyebar itu adalah berisi tentang pornografi, perjudian dan penipuan.

Ditambah lagi dengan munculnya perang informasi sebagai taktik perang masa kini yang dinilai efektif dan efisien untuk menguasai dan menyebarkan informasi sesuai target yang diinginkan. Ribuan informasi yang membanjiri kehidupan manusia setiap hari sering kali membuat umat muslim terkikis keimanan dan keislamannya sedikit demi sedikit tanpa disadari. Inilah era perang pemikiran yang tidak berdarah namun serangannya bisa sampai masuk ke aliran darah.

Di tengah derasnya perang pemikiran seperti saat ini, seorang muslim haruslah menyadari apa yang menjadi misi dalam hidupnya. Hidup tanpa memiliki misi yang jelas pasti akan mudah dimanfaatkan oleh pihak lain demi kepentingan yang seringnya mengarah pada pengrusakan aqidah dan akhlak umat Islam.

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Setidaknya ada tiga misi penting yang harus diemban oleh setiap muslim dalam rangka melawan segala macam bentuk kerusakan dan kedzoliman di kehidupan dunia ini. Ketiga misi tersebut tertuang dalam salah satu firman Allah ﷻ:

﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ۝﴾

Artinya: “Dan Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. [QS. Ali Imran: 104]

Misi pertama: adalah menyeru kepada kebaikan.

Kebaikan yang dimaksud dalam ayat di atas sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’anul Adzim adalah mengikuti Al Quran dan Sunnah Nabi ﷺ. Maknanya megajak seluruh manusia untuk berIslam. Ayat yang mulia ini memberikan pesan penting bahwa kita berkewajiban untuk mendakwahkan Islam. Para ulama menjelaskan bahwa hukum berdakwah adalah fardhu kifayah. Maknanya apabila telah dikerjakan oleh sebagian maka gugurlah kewajiban bagi yang lain.

Dari penjelasan ini memberikan pengertian bahwa hakikatnya setiap muslim harus mempersiapkan dirinya untuk turut serta dan berkontribusi secara aktif dalam menyebarkan kebaikan Islam. Dengan lisan, perbuatan, harta benda dan segala macam bentuk dukungan moril dan materil haruslah dikerahkan untuk menyebarkan Islam seluas-luasnya.

Berdakwah dalam rangka menyeru manusia menuju ketaatan kepada Allah adalah misi kehidupan yang kita dapatkan dalam lembaran sejarah para pendahulu dari kalangan para Nabi dan Rasul hingga generasi salafus sholih. Menapaki jalan dakwah hakikatnya menapaki jalan orang-orang terbaik pilihan Allah. Tidakkah kita sadari bahwa tugas utama Nabi kita tercinta Muhammad ﷺ adalah berdakwah ?! maka tak ada lagi alasan bagi kita sebagai pengikutnya untuk berlepas diri dari dakwah.

Memikul beban dakwah Islam sejatinya adalah peluang emas untuk memiliki prestasi tinggi di hadapan Allah yang melebihi dari segala macam bentuk kenikmatan duniawi. Nabi ﷺ bersabda:

” فو اللَّهِ لأنْ يهْدِيَ اللَّه بِكَ رجُلًا واحِدًا خَيْرٌ لكَ من حُمْرِ النَّعم” -متفقٌ عليهِ-

Artinya: “Maka Demi Allah, Sesungguhnya ketika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui perantara dirimu, perkara itu jauh lebih baik bagimu dari pada Unta berpunuk kemerah-merahan (simbol kekayaan dunia) –muttafaqun ‘alaihi- 

Terbukti dalam sejarah, kekuatan dakwah mampu memberikan perubahan peradaban dunia. 23 tahun dakwah Nabi Muhammad mampu merubah tatanan peradaban dunia. Kemudian dilanjutkan oleh para khulafaur rosyidin, Islam tersebar ke penjuru dunia. Dakwah terus berlanjut hingga tercapainya realisasi sabda Nabi ﷺ:

 لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلَا يَتْرُكُ اللَّهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ ، بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ ، عِزًّا يُعِزُّ اللَّهُ بِهِ الْإِسْلَامَ، وَذُلًّا يُذِلُّ اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ –رواه أحمد في مسنده-

“Sungguh perkara agama ini (Islam) akan sampai pada apa yang dilalui oleh malam dan siang dan Allah tidak membiarkan rumah dari batu atau dari kulit melainkan pasti memasukkan agama ini kepadanya, baik dengan kemuliaan orang mulia atau kehinaan oran yang hina, kemulian yang Alloh muliakan dengan Islam dan kehinaan yang Allah hinakan dengan kekufuran”. –HR. Ahmad-

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Misi kedua: adalah menyuruh kepada yang ma’ruf.

Arti ma’ruf adalah segala perbuatan yang diketahui sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan pendekatan kepada-Nya serta berbuat ihsan (baik) kepada manusia. Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya Al Jami’ li Ahkam al Quran, menyebutkan bahwa kata ma’ruf adalah kata yang mencakup dan mewakili semua perbuatan baik dan ketaatan kepada Allah.

Ayat ini menegaskan bahwa setiap muslim haruslah menjadi duta kebaikan di manapun dia berada. Dalam setiap kesempatan pula setiap muslim juga harus menjadi pelopor kebaikan. Setiap muslim haruslah tidak melewatkan setiap waktunya kecuali dirinya memastikan bahwa setiap gerak, langkah dan pikirannya menjadi kebaikan untuk dirinya dan bagi orang lain. Dari sini lah keindahan Islam akan terlihat oleh siapa saja.

Di saat sebagaian manusia belum mengerti dan memahami Islam, maka mereka akan bisa belajar dari setiap perilaku muslim. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam setiap langkah perjuangan dakwahnya. Di saat kampanye hitam, fitnah dan tuduhan keji yang disebarkan oleh kaum kafirin Quroisy terhadap diri beliau, Nabi Muhammad membalasnya dengan ajakan kebaikan dan ma’ruf disertai dengan keteladanan. Siapa saja yang mencintai dan yang membenci serta memusuhi beliau pun mengakui akan kebenaran yang beliau bawa serta keluhuran akhlaq beliau.

Di sinilah peran strategis seorang muslim sebagai agen perubahan menuju kebaikan. Setiap muslim harus maju bergerak untuk selalu mengajak manusia berubah dari keburukan menuju kebaikan. Di saat sebagian manusia yang menjadi antek iblis selalu mengkampanyekan kemaksiatan dan keburukan, maka setiap muslim harus berada di garda terdepan dalam mengkampanyekan perkara yang ma’ruf. 

Mengajak kepada yang ma’ruf adalah investasi kebaikan yang menjadi umur kedua bagi kita. Hal itu telah disebutkan oleh Nabi ﷺ dalam sabdanya;

“مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ”. –رواه مسلم-

 “Barang siapa yang menunjukkan kebaikan maka baginya seperti pahala orang yang melakukannya”. [HR. Muslim]

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Misi ketiga: adalah mencegah kemungkaran.

Kata mungkar adalah lawan kata dari ma’ruf dan setiap perkara yang diharamkan, dianggap buruk dan dibenci oleh syari’at. Imam al Ghazali rahimahullah menjelaskan di dalam kitab Ihya’ Ulum al Diin, bahwa makna mungkar adalah sebagai perkara yang dilarang terjadi dalam syari’at.

Membenci dan mencegah terjadinya kemungkaran adalah kewajiban sekaligus menjadi indikasi kuat dan lemahnya iman seorang hamba. Nabi ﷺ menjelaskan hal ini dalam sabdanya:

“مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ”. –رواه مسلم-

 “Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu merubahnya (dengan tangannya) maka dengan lisannya, jika tidak mampu (merubah dengan lisannya) maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman”. [HR. Muslim]

Satu kemungkaran yang menyebar di tengah masyarakat adalah bahaya besar yang kerusakannya melebihi dari pada kerusakan yang terjadi akibat bencana alam. Apalagi jika banyak kemungkaran yang menyebar, sungguh rusaknya peradaban manusia disebabkan munculnya kemungkaran.

Tidakkah kita fahami kerusakan yang muncul dari kisah Fir’aun?! Saat kemungkaran berupa gila kekuasaan membuat dirinya lalai dan sombong hingga mudah dan tega mengalirkan darah anak-anak dan bayi-bayi laki-laki yang tak berdosa. Tidakkah kita ambil pelajaran dari kisah Qorun?! Saat kemungkaran berupa cinta harta dan bakhil membuat kerusakan berupa kesenjangan sosial dan sikap arogansi memonopoli secara rakus kebutuhan dan hajat hidup manusia. Akibatnya semua merasakan hidup sengsara dan terdzolimi.

Oleh sebab itu mencegah perbuatan mungkar merupakan amalan besar karena bisa menyelamatkan seluruh manusia. Sebuah gambaran yang sangat akurat tentang pentingnya kita melakukan pencegahan terhadap segala macam bentuk kemungkaran telah disampaikan oleh Nabi kita tercinta Muhammad ﷺ dalam sabdanya:

 “مَثَلُ الْقَائِمِ فِي حُدُوْدِ اللهِ وَالْوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِيْنَةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا وَكَانَ الَّذِيْنَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيْبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ تَرَكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيْعًا، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيْهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيْعًا”. –رواه البخاري-

 “Perumpamaan orang yang menjaga hukum-hukum Allah dan orang yang melanggarnya seperti suatu kaum yang bersama-sama bersaham berada di atas kapal, maka sebagian berada di atasnya dan sebagian di bawahnya, dan orang yang berada di bawahnya apabila hendak mengambil air minum harus melewati orang-orang yang ada di atas mereka, lalu mereka berkata: andai kita melubangi bagian bawah kapal ini (agar dapat dengan mudah mengambil air) dan tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas kapal. Maka jika semuanya membiarkan mereka (orang-orang yang hendak ingin melubangi kapal di bawa) dan apa yang mereka inginkan niscaya binasalah semua. Dan jika semua mencegah tangan mereka niscaya mereka selamat dan selamatlah semua yang ada di kapal itu”. [HR. Bukhori]

Demikianlah tiga misi penting yang harus diemban dan dilaksanakan oleh setiap muslim. Semoga Allah menjadikan kita semua bagian dari hamba-hamba-Nya yang selamat di dunia dan Akhirat.

بارك الله لي لكم بالقرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم من كل ذنب وخطيئة وموبقة، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

الحمد لله الواحد الأحد، الفرد الصمد، من جلّ عن زوج وكفء وولد، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، النبي المصطفى، والرسول المجتبى، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن لأثرهم اقتفى

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Ada bekal yang harus kita miliki dalam menjalankan tiga misi penting yang telah disebutkan di khutbah pertama. Bekal tersebut adalah ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah apa yang telah difirmankan oleh Allah ﷻ dan apa yang telah disabdakan oleh Rasululloh ﷺ. Tanpa bekal ilmu kita tidak akan bisa menjalankan ketiga misi tersebut. Bahkan kita juga tidak akan berdaya di hadapan kemungkaran dan kemaksiatan yang sudah terlalu jamak dilakukan oleh sebagian besar dari masyarakat.

Mempelajari Islam menjadi kebutuhan dasar bagi setiap muslim. Dengan mendalami agama menjadikan diri tahu arah dan tujuan hidup. Jangan sampai hidup kita mengalami disorientasi (kehilangan arah hidup). Ilmu yang kita pelajari haruslah membuahkan sebuah amalan nyata dalam kehidupan kita. Di antara amalan yang harus kita kerjakan adalah tiga misi yaitu, mendakwahkan Islam, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.

Akhirnya hanya kepada Allah ﷻ kita berharap dan memohon agar diberikan kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan tiga misi penting tersebut.

﴿وَالْعَصْرِ۝ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ۝ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ۝﴾

اعلموا عباد الله… أن الله أمر أمرا بدأ بنفسة، وثنّى بملائكته، وثلَّث بالمؤمنين حيث قال تبارك وتعالى:﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا۝﴾

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.

اللهم اقسم لنا من خشيتك ما تحول به بيننا وبين معصيتك، ومن طاعتك ما تبلغنا بها جنتك، ومن اليقين ما ما تهون به علينا مصائب الدنيا،

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم. وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

.
Jangan lupa klik tombol share di bawah, Semoga Bermanfaat!
Terimakasih, Jazakumullah Khairan, Barakallahu Fiikum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *