Materi Khutbah Jum’at
Satu Kata Untuk Islam, TOTALITAS
Oleh: Abu Athif, Lc.
Khutbah pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنِفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ الَّذِي بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَأَدَّى الأَمَانَةَ، وَنَصَحَ الْأُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ حَتَّى تَرَكَنَا عَلَى مَحَجَّةِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيْغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ وَأَتَمَّ التَّسْلِيْمِ وَعَلَى أَهْلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَإِنَّ شَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَهٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Jama’ah kaum muslimin, sidang jumat yang semoga senantiasa dalam limpahan taufiq, hidayah, rahmat dan barokah dari Allah ﷻ
Salah satu pelajaran yang sering diulang-ulang dalam Al Quran agar menjadi peringatan bagi kaum beriman adalah kisah penyimpangan umat-umat terdahulu, khususnya dari kalangan ahlul kitab –yahudi dan nasrani-. Mereka adalah kaum yang telah diturunkan kitab-kitab dan diutusnya di tengah-tengah mereka para nabi dan rasul. Telah ditampakkan pula di hadapan mereka bukti-bukti kebenaran yang nyata tentang kekuasaan Allah ta’ala dan kenikmatan-Nya untuk mereka.
Namun dengan itu semua, tetap saja sebagian besar dari mereka mengingkari dan menentang kebenaran Islam dan syari’at yang diturunkan. Salah satu tingkah laku mereka yang mengundang murka dan adzab Allah adalah memilah dan memilih syari’at yang ditetapkan untuk mereka. Jika syari’at yang diturunkan sesuai dengan kepentingan dan syahwat mereka maka diterima. Jika tidak bersesuaian maka ditolak.
Salah satu kisah yang diabadikan dalam Al Quran tentang mereka adalah sikap lancang mereka melanggar larangan untuk ikut berperang dan larangan mengusir saudaranya dari tempat tinggal mereka. Kemudian ketika perang telah usai mereka baru menaati perintah dalam kitab taurat untuk membebaskan tawanan perang dengan menerima tebusan berupa harta. Kisah ini diabadikan dalam QS. Al Baqoroh: ayat 84-86. Allah berfirman:
﴿وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلَا تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ﴾
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong”. [QS. Al Baqoroh: 84-86]
Disebutkan dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, bahwa dahulu di kota Madinah –sebelum hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat- komunitas yahudi hidup berdampingan dengan penduduk asli Madinah -suku Aus dan suku Khazraj-. Ada tiga suku yahudi yang masing-masing memiliki kedekatan dan ikatan loyalitas dengan penduduk setempat. Yahudi Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir berafiliasi dan membangun aliansi dengan suku Khazraj. Sementara yahudi Bani Quraidzah berafiliasi dengan suku Aus. Suku Aus dan Khazraj saat itu masih menganut paganisme dengan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Di samping itu, di antara keduanya terjadi rivalitas tinggi yang sering memantik peperangan.
Saat itu kitab taurat yang kaum yahudi pegang telah memberikan ketetapan syari’at berupa larangan ikut berperang dan menumpahkan darah serta mengusir saudaranya seiman dari tempat tinggal mereka. Di saat yang bersamaan mereka pun juga diperintahkan dalam taurat untuk membebaskan tawanan perang dengan memberikan tebusan. Namun apa yang terjadi ketika peperangan antara suku Aus dan Khazraj meletus? kaum yahudi justru melanggar larangan berperang dan larangan mengusir saudara seiman sendiri. Masing-masing suku yahudi turut berperang dan membela kelompok afiliasi mereka.
Ketika ditanyakan kepada mereka: “Mengapa kalian ikut berperang dan mengusir saudara kalian sendiri ?” mereka pun menjawab: “kami tidak ingin merendahkan dan menghinakan sekutu atau aliansi kami”. Dan ketika mereka ditanya: “mengapa kalian mengambil tebusan tawanan perang?” mereka pun menjawab: “Hal ini karena perintah yang ada di taurat”. Karena sikap inilah Allah berfirman mencela mereka :
﴿أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ﴾
Artinya: Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?! [QS. Al Baqoroh: ayat 85]
Tingkah laku kaum yahudi ini mengundang murka Allah. Hingga Allah turunkan ancaman berat dengan firman-Nya:
﴿فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ﴾
Artinya: Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. [QS. Al Baqoroh: ayat 85]
Kisah ini memberikan pesan penting kepada kaum muslimin bahwa cara beragama seperti orang yahudi adalah sebuah kemaksiatan dan kekufuran kepada Allah ﷻ. Beribadah kepada Allah ﷻ haruslah mengikuti ketetapan dariNya. Bukan mengikuti kemauan hawa nafsu. Ciri hamba yang beriman adalah bersikap loyal kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya secara totalitas. Tidak ada lagi tawar-menawar dalam melaksanakan perintahNya. Hanya satu ungkapan yang keluar dari lisan seorang hamba beriman ketika diseru untuk menjalankan hukum Allah dan tuntunan RasulNya yaitu ungkapan sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat). Allah berfirman :
﴿إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ -(النور: ٥۱)-
Artinya: “Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. [QS. An Nur: ayat 51]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ باِلْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيْئَةٍ وَمُوْبِقَةٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّهُ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ وَاهْتَدَى بِهَدْيِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَبَعْدُ،
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Kaum muslimin yang semoga senantiasa Allah berkahi dan rahmati.
Dalam kesempatan lain, sebagian dari ahli kitab ada yang telah masuk Islam. Namun sebagian dari mereka masih ada yang berpegang teguh dengan ajaran Taurat. Maka turunlah ayat:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ﴾ -(البقرة: ٢٠۸)-
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kalian. [QS. Al Baqoroh: ayat 208]
Abdullah bin ‘Abbas menjelaskan bahwa makna kata “Kaaffah” dalam ayat tersebut adalah secara keseluruhan (tidak parsial). Maksudnya adalah mengamalkan seluruh cabang-cabang iman dan syariat islam.
Dari sini, seorang muslim haruslah memahami bahwa dalam beribadah tidak bisa disesuaikan dengan selera individu. Urusan ibadah harus mengikuti apa yang menjadi selera dan keinginan Allah ﷻ. Tidak boleh seseorang mencoba memilah dan memilih apa yang telah Allah tetapkan dalam syari’at-Nya. Kemudian seorang hamba muslim harus berusaha sekuat tenaganya untuk menjalankan setiap perintah-Nya. Satu kata untuk Islam, TOTALITAS.
Akhirnya hanya kepada Allah kita memohon dan bermunajat, semoga Allah menganugerahkan kepada kita istiqomah di atas Iman dan Islam hingga akhir hayat nanti.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم
﴿وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ﴾
اِعْلَمُوْا عِبَادَ اللهِ… أَنَّ اللهَ أَمَرَ أَمْرًا بَدَأَ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ، وَثَلَّثَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى:﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آل مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُبَلِّغُنَا بِهِ حُبَّكَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُناَ، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالْفَوْزَ باِلْجَنَّةِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَّتِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهَا جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنَ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDF Materi Khutbah Jum’atnya di sini :
Link Unduh File di atas bisa langsung di baca, di print, maupun di download.
Jangan lupa klik tombol share di bawah, Semoga Bermanfaat!
Terimakasih, Jazakumullah Khairan, Barakallahu Fiikum.