Download Materi Khutbah Jum’at : Rumah Sebagai Tempat Dzikir

Materi Khutbah Jum’at
Rumah Sebagai Tempat Dzikir
Oleh: Ust. Zaid Royani, S.Pd.I

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى  إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وقال رسول الله :إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Dalam kehidupan manusia rumah memiliki banyak faidah dan manfaat. Sebagai tempat tinggal, istirahat, berkumpul dan lainnya. Terlebih bagi seorang muslim rumah memiliki nilai tambahan yaitu sebagai tempat dzikir.

Karena Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda:

مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ الله فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Muslim no. 779)

Dalam hadits ini Nabi shallahu’alaihi wasallam membuat perumpamaan antara dua tipe rumah, tipe rumah pertama adalah rumah yang dijadikan sebagai tempat dzikir, sedangkan tipe rumah kedua tidak pernah dijadikan sebagai tempat dzikir, maka penghuni rumah pertama seperti orang hidup dan penghuni rumah kedua seperti orang mati.

Hal ini senada dengan sabda Nabi shallahu’alaihi wasallam dalam riwayat lainnya, beliau bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabb-nya dengan orang yang tidak ingat Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari no. 6407)

Kedua hadits di atas memberikan isyarat bahwa ukuran hidup dan matinya seseorang hakikatnya ditentukan dengan kondisi hatinya. Jika hatinya berdzikir mengingat Allah maka ia adalah makhluk hidup. Namun jika hatinya lalai dari mengingat Allah maka ia adalah mayit meski tubuhnya masih bernyawa.

Oleh karena itu Rasulullah memerintahkan lewat sabdanya agar setiap muslim menjadikan rumahnya sebagai tempat dzikir. Tidak hanya dijadikan sebagai tempat tidur, makan, buang hajat dan keperluan umum lainnya harus ada fungsi ibadahnya.

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Adapun menjadikan rumah sebagai tempat dzikir maknanya sangat luas, tidak terbatas ucapan dzikir saja. Karena perbuataan taat kepada Allah secara umum termasuk bagian dari dzikir. Setidaknya ada beberapa amalan yang dikatagorikan sebagai amalan dzikir yang bisa dilakukan di rumah.

Pertama, Mendirikan shalat.

Shalat bagian dari dzikir. Karena Allah Ta’ala berfirman:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ

“Dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Tha-Ha: 14)

Saat seorang muslim mendirikan shalat pada hakikatnya ia sedang berdzikir. Sehingga, saat seorang hamba mendirikan shalat di rumah maka ia telah menjadikan rumahnya sebagai tempat dzikir. Oleh karena itu, Nabi shallahu’alaihi wasallam bersabda:

اجْعَلُوْا فِيْ بُيُوْتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ، وَلاَ تَتَّخِذُوْها قُبُوْرًا

“Jadikanlah rumah kalian sebagai tempat shalat kalian, jangan jadikan ia sebagai kuburan” (HR. Al Bukhari no. 432, 1187, Muslim no. 777)

Imam An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, makna shalat dalam hadits ini adalah shalat sunnah. Sehingga maknanya, kerjakanlah shalat-shalat sunnah kalian di rumah. Jangan jadikan seperti kuburan yang kosong dari ibadah shalat. (Syarh Shahih Muslim, 6/67)

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Kedua, Membaca Al Qur’an

Membaca Al Qur’an pun bagian dari amalan dzikrullah. Karena Allah mensifati Al Qur’an dengan Adz Dzikir (pengingat). Allah Ta’ala berfirman:

وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Kami turunkan Adz-Dzikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan,” (QS. An-Nahl: 44)

Bahkan Imam An Nawawi dalam kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an menyebutkan bahwa membaca Al Qur’an lebih utama dari seluruh lafadz-lafadz dzikir. (At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an, hal. 24)

Selain sebagai bentuk dzikir, membaca Al Qur’an di rumah berfungsi mengusir syaitan berserta keburukan yang dibawanya dari rumah. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda:

لا تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيْتِ الذِيْ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ البَقَرَةِ

“Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti pekuburan, sesungguhnya syaitan lari tunggang langgang dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah.” (HR. Muslim)

Dengan memperbanyak membaca Al Qur’an, menghafalnya, mentadabburi ayat-ayatnya di dalam rumah maka seorang muslim telah menjalankan perintah Nabi shallahu’alaihi wasallam untuk menjadikan rumah sebagai tempat dzikir.

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Ketiga, Bermajelis Ilmu

Aktivitas mempelajari ilmu agama bagian dari amalan dzikir. Karena Nabi shallahu’alaihi wasallam menamakan majelis ilmu dengan majelis dzikir. Beliau bersabda,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الجَنَّةِ فَارْتَعُوْا

”Jika Engkau melewati taman-taman surga maka singgahlah!”

Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah! Apakah taman-taman surga itu?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

حِلَقُ الذِّكْرِ

“Yiatu majelis-majelis dzikir.”  (HR. Ahmad)

Sehingga ketika, penghuni rumah menjadikan rumah sebagai tempat belajar, pengajian, atau kepala rumah tangga mengajarkan istri, anak dan saudara-saudaranya satu dua ayat, satu dua hadits Nabi shallahu’alaihi wasallam, mengajarkan halal-haram, perintah-larangan maka ia telah menjadikan rumah sebagai tempat dzikir.

Alangkah indahnya rumah yang diisi dengan cahaya ilmu, senantiasa dinaungi oleh para malaikat dan mendapat ridha Allah Ta’ala.

Setidaknya ini ketiga amalan yang termasuk bagian dari amalan dzikir yang bisa dilakukan di rumah. Semoga dengan mengamalkan tiga amalan ini, kita telah melaksanakan perintah Nabi yang mulia.

أقول قولي هذا، أستغفرالله لي ولكم إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

الحَمْدُ للهِ وَكَفَى والصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَى النَّبيِّ المُصْطَفَي وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ اقْتَفَى

Kita telah faham perintah menjadikan rumah sebagai tempat dzikir beserta variasi jenisnya. Tujuannya adalah agar rumah-rumah kaum muslimin dipenuhi rahmat Allah yang dibawa oleh para Malaikat. Karena para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat kemungkaran.

Sebagaimana yang terjadi pada hari ini rumah kebanyakan kaum muslimin mulai dari pagi hingga malam diisi dengan berbagai kemungkaran, mulai pagi hari penghuninya tidak shalat, membaca Al Qur’an, siang harinya suara musik dangdut diputar sangat keras, sore harinya dijadikan tempat bercampurnya laki-laki dan wanita, malam harinya dibuat untuk bergadang. Sehingga membuat syaitan sangat betah tinggal di rumah tersebut.

Maka dengan menjadikan rumah sebagai tempat dzikir, akan mengundang para malaikat dengan membawa rahmat dan mengusir syaitan yang membawa segala keburukan. Marilah kita berdoa memohon kepada Allah agar selalu dibimbing ke jalan-Nya yang lurus.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ اكْفِنأ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إِنِّا نسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ يَارَبَّ العَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم


Jangan lupa klik tombol share di bawah, Semoga Bermanfaat!
Terimakasih, Jazakumullah Khairan, Barakallahu Fiikum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *