Materi Khutbah Jum’at
Jangan Cela Saudaramu
إن الحمد لله، نحمدُه ونستعينُه ونستغفرُه وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسنا، وسيئات أعمالنا، من يهدِه الله فلا مضلَّ له، ومن يضلِلْ فلا هادي له، وأشهدُ أنْ لا إله إلا الله وحده لا شريكَ له، وأشهدُ أن محمداً عبده ورسوله. لا نبي معده.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
معاشر المسلمين، أًوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد فاز المتقون
Kaum Muslimin yang semoga senantiasa Allah rahmati
Salah satu hal yang paling menakjubkan pada diri manusia adalah lisannya. Segumpal daging yang tidak lebih besar dari segenggam tangan tapi justru punya fungsi yang begitu luar biasa.
Seperti pisau bermata dua, lisan manusia bisa menjadi pundi-pundi kebaikan, tapi saat bersamaan juga bisa menjadi sumber sebab segala kerusakan.
Lidah manusia memang tidak bertulang, tapi apa yang diperbuatnya bisa lebih tajam dari pedang. Lisan menjadi sumber kebaikan saat digunakan untuk berucap kata-kata mulia, nasehat, berdoa, berdzikir, dan kebaikan lainnya.
Sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari dan Muslim)
Dua kalimat yang diucapkan kurang dari lima detik tapi bernilai begitu tinggi di sisi Allah, begitu mudah mendapat pahala lewat lisan. Ini baru satu kebaikan yang dihasilkan, belum doa dan dzikir lainnya, belum ucapan kebaikan lainnya. Betapa banyak kebaikan yang mampu dihasilkan lisan manusia.
Tapi dalam realita, kita justru mendapatkan keadaaan sebaliknya. lisan-lisan justru mengambil peran sebaliknya. jadi sumber-sumber keburukan dan perpecahan.
Mencela: Dosa Lisan Manusia
Kaum Muslimin yang semoga senantiasa Allah rahmati
Salah satu sosa lisan yang kerap dilakukan manusia adalah mencaci dan mencela. Lihatlah di sekeliling kita, di pasar-pasar, di jalan-jalan, di tempat-tempat keramaian. Betapa sering ktia menyaksiakan saat seseorang marah tidak terima; dia mengumpat, saat seseorang kesal bersengketa; dia mencela.
Mulai dari kata-kata celaan, umpatan dan makian hingga nama-nama hewan dilontarkan. Saling memaki menunjukkan bahwa mereka sedang emosi. Mereka lupa bahwa Allah Ta’ala telah memberi peringatan dalam kalam suci-Nya:
وَيۡل لِّكُلِّ هُمَزَة لُّمَزَةٍ
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,” (QS. al-Humazah :1)
Apa maksud dari pengumpat dan pencela dalam ayat ini? Syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah menjanjikan adzab yang pedih kepada setiap mereka yang suka mencela dan mencaci manusia; baik dengan perbuatan mereka maupun dengan ucapan. (Tafsri as-Sa’di, hlm.1103)
Seorang mukmin tidak pantas mengeluarkan kalimat cacian dari lisannya, terlebih lagi itu ditujukan kepada saudaranya lantara karena amarah dan emosi semata. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
كُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
“Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Berselisih, berbeda pendapat adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Tetapi ketika perbedaan melahirkan perselisihan yang membuat masing-masing lisan justru saling melempar umpatan, maka sungguh keduanya telah mencederai kehormatan saudaranya. Padahal Nabi telah menyebutkan bahwa kehormatan seorang muslim itu haram untuk dinodai.
Jelas sekali kata Nabi, “Cukup seseorang dikatan buruk saat ia mencela dan menghina saudaranya.” Ini adalah garis merah yang perlu diingat dengan baik. Bahwa celaan bukanlah bagian dari tabiat orang beriman.
Tahan lisan! Jangan Cela Saudaramu
Kaum Muslimin yang semoga senantiasa Allah rahmati
Orang-orang beriman itu bersaudara, Allah menjadikan persaudaraan tersebut akan senantiasa dekat dan rekat selama sesama muslim bisa menjaga lisannya dari perkataan yang saling merendahkan.
Tidak selamanya yang dicela itu rendah dan hina, juga tidak selalu yang mencela berada di posisi yang lebih mulia. Saling menyematkan gelar buruk kepada orang lain boleh jadi adalah tanda keburukan pada diri orang tersebut.
Allah Ta’ala mengingatkan kita dalam firman-Nya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡم مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآء مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. al-Hujurat:11)
Semoga Allah selalu menjauhkan kita dari sifat-sifat suka mencela dan merendahkan, dan semoga Allah hiasi akhlak kita dengan perhiasan ketawadhu’an dan ketakwaan.
Khutbah kedua
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتْ
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينِنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ فِيهِ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Download PDF Materi Khutbah Jum’atnya di sini :
Link Unduh File di atas bisa langsung di baca, di print, maupun di download.
Jangan lupa klik tombol share di bawah, Semoga Bermanfaat!
Terimakasih, Jazakumullah Khairan, Barakallahu Fiikum.