Download Materi Khutbah Jum’at: 3 Penghalang Yang Selalu Menghadang

Materi Khutbah Jum’at
3 Penghalang Yang Selalu Menghadang
Oleh: Ust. Zaky Afthoni Al-Qudsy

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى  إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وقال رسول الله :إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Kita memuji dan bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla, karena dengan nikmat dan karunia-Nya kita semua berkesempatan berada di suatu tempat yang paling dicintai Allah yaitu masjid, di hari yang paling istimewa dan mulia di sisi-Nya yaitu hari Jum’at, bersama ketaatan yang paling utama di dalamnya yaitu melaksanakan shalat jum’at secara berjama’ah.

Shalawat beriring salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad bin Abdillah, kepada ahli baitnya, sahabat-sahabatnya, para tabi’in dan tabi’ tabi’in, beserta seluruh umatnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnah beliau dengan baik ila yaumil qiyamati wa sallama taslima katsira.

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

            Dalam setiap perjalanan tidak terlepas dari hambatan dan rintangan. Tidak selamanya mulus, akan ada penghalang yang selalu menghadang. Baik perjalanan seseorang menuju kebaikan ataupun menuju keburukan. Baik hambatan tersebut di awal perajalanan, di tengah ataupun di babak terakhir sebuah perjalanan, bahkan tak jarang krikil dan rintangan itu selalu mewarnai sebelum melakukan perjalanan.

Sama halnya dengan perjalanan seorang Mukmin menuju kehidupan yang hakiki kelak di Jannah-Nya. Sebuah perjalanan yang telah dilewati oleh para Nabi dan Rasul-Nya, dan dilalui oleh orang-orang Shalih yang mengikutinya. Jalan yang mereka lalui ini tidak terlepas dari rintangan bahkan semakin jauh mereka berjalan semakin banyak dan kuat pula penghalang yang selalu menghadang.

Maka dari itu, seorang mukmin seharusnya mengenal dan mengetahui penghalang-penghalang perjalanan. Bagaimana harus bersikap, bekal dan langkah apa yang harus diusahakan agar bisa melewati rintangan-ringtangan tersebut dengan selamat, karena rintangan dan penghalang tersebut akan selalu ada dan tidak bisa dihilangkan.

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Penghalang pertama: Dunia dengan segala pernak-perniknya

            Di antara penghalang seorang Mukmin dalam perjalanannya menuju Allah adalah kehidupan dunia itu sendiri. Dunia dengan segala pernak perniknya terkadang mampu menghalangi seseorang dari beribadah kepada Allah. Di antara pernak-pernik dunia yang bisa melalaikan seorang hamba dari Allah adalah wanita, anak-anak, harta, jabatan, kekuasaan, kendaraan, tempat tinggal, dan hal-hal lain yang membuat senang seorang manusia. Di saat yang sama pernak-pernik di atas sebaliknya bisa menjadi sarana untuk beribadah kepada Allah dan menggapai keridhoan-Nya.

 Abu Sulaiman Ad-Darani pernah menyampaikan, “Dunia itu bisa menjadi hijab (penghalang) seseorang dari Allah Azza wa Jalla, dan bisa menjadi jembatan yang menghantarkan seorang hamba kepada-Nya.” Maka, di sini pentingnya seseoarang  memahami dan mengenal hakikat dunia. Sehingga ia mampu memberikan porsi yang tepat terhadap kehidupan dunia. Kapan ia harus mengambil bagian dunianya, dan kapan ia harus mengambil bagian Akhiratnya. 

Seseorang yang terlena dengan dunia dan dengan segala pernak-perniknya, sehingga lalai dan terhalang dari mengabdi kepada Allah bisa disebabkan karena ia tidak mengenal hakikat dunia. Dunia dalam pandangan orang beriman hanya tempat berlalu, bukan tempat untuk menetap selamanya. Dunia hanya dijadikan sebagai tempat ajang untuk saling berlomba mengumpulkan bekal kebaikan untuk kehidupan yang Abadi. Segala kenikmatan dan kesenengan yang ada di atas panggung dunia ini hanya bersifat sementara.  Sebaliknya seseorang yang tidak memahami hakikat kehidupan dunia, maka pasti ia akan terperdaya oleh kemewahannya, dan terlena dengan kesenangannya yang semu.

Maka, saat itu ia akan sangat mencintai dunia secara berlebihan dan mementingkan kepentingan dunia daripada kepentingan akhiratnya. Dari sinilah sebab itu bermula, dunia akan menjadi penghalang perjalanan seseorang menuju Allah. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Orang  yang mencintai dunia secara berlebihan tidak akan lepas dari tiga macam penderitaan: kekalutan pikiran yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir.” Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia secara berlebihan jika telah mendapatkan bagian dari dunia, maka ia tidak akan puas dan terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu. 

            Berapa banyak di antara kaum Muslimin yang saat ini meninggalkan shalat lima waktu lantaran berat meningalkan sejenak pekerjaan dan aktivitas duniawinya, dengan alasan bisa mengurangi pendapatan dan hasil yang maksimal.  Ada pula yang berat menginfakkan sebagian hartanya kepada yang sangat membutuhkan, dengan alasan gaji dan pendapatannya sedikit, sedangkan setiap kali ia mendapatkan gaji bulanan langsung mengajak keluarganya untuk menghambur-hamburkan uang dan belanja sesuatu yang tidak menjadi kebutuhannya.

            Dari Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوْا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى

“Siapa saja yang begitu cinta dengan dunianya, maka ia pasti akan menyia-nyiakan akhiratnya. Sebaliknya siapa yang begitu cinta akhiratnya, maka ia akan menganggap dunia sederhana dan kecil. Utamakan sesuatu yang kekal abadi daripada sesuatu yang akan sirna.” (HR. Ahmad, 4:412, Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi.)

            Sekali lagi, berhati-hatilah terhadap penghalang yang bernama dunia ini, sekali kita jatuh dalam jurangnya, berat sekali untuk keluar darinya karena adanya pengait-pengait yang menggiurkan dan iming-iming yang menyenangkan. Atau malah ada seseorang yang sengaja ingin masuk ke jurang dunia yang dalam ini, maka dikhawatirkan agama dan akhiratnya akan menjadi korban. Fenomena seperti ini banyak terjadi saat ini, mereka berani menjual agamanya hanya ingin mendapatkan sedikit keuntungan dunia. Wal ‘Iyadzu Billah

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Penghalang Kedua: Jebakan dan Godaan Setan

            Jebakan dan godaan setan termasuk penghalang seorang hamba dalam mengabdi kepada Allah. Baik setan dari kalangan jin (iblis dan bala tentaranya) atau setan dari kalangan manusia. Sebagaimana firman Allah,

وَزَیَّنَ لَهُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنُ أَعۡمَـٰلَهُمۡ فَصَدَّهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِیلِ وَكَانُوا۟ مُسۡتَبۡصِرِینَ

“Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan Allah, sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam.” (QS.Al-‘Ankabut: 38)

            Firman Allah yang lain dalam surat Fathir ayat 6, disebutkan bahwa setan itu benar-benar musuh kalian, dan jadikan ia musuhmu, dan setan selalu berusaha mengajak kalian semua agar menjadi penghuni neraka selama-lamanya. Tentunya dengan segala cara, jebakan dan perangkap, setan akan berusaha menggoda manusia dari semua arah. Baik dari atas, dari bawah, dari depan, dari belakang, dari arah kanan dan kiri.

             Setan memiliki jalan-jalan yang ia tempuh untuk mempengaruhi seorang Mukmin lalu menghalangi mereka dari agama Allah, melalaikan dari ketaatan, dan memalingkan dari jalan yang benar dan diridhoi. Jalan masuk setan tersebut adalah jalan syubhat dan jalan syahwat. Jalan masuk syahwat yaitu setan menghiasi setiap maksiat dan keinginan hawa nafsu manusia yang tidak terkontrol dengan kesenangan, keindahan, dan sesuatu yang baik, sehingga dianggap bukan perbuatan dosa dan maksiat. 

Sedangkan jalan masuk syubhat yaitu setan berusaha membuat ragu, bimbang dan kerancuan terhadap pemikiran dan pandangan yang benar terhadap agama seseorang. Sehingga ada di antara mereka yang berlebih-lebihan terhadap agamanya (ghuluw) keras dan kaku. Ada juga yang berani mengeluarkan pendapat dan mengemukakan pemikiran yang nyeleneh dan bertentangan dengan dalil-dalil Qath’I dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

            Di antara perangkap dan jerat yang dijadikan setan juga untuk menggoda manusia adalah apa yang telah dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Badai’ul Fawaid. Ada enam jerat yang rapi dan urut jika gagal jerat pertama maka akan menggunakan jerat kedua dan selanjutnya. Pertama: mengajak manusia kepada kekufuran dan kesyirikan, kedua: mengajak manusia untuk melakukan bid’ah, ketiga: menggoda agar mau melakukan dosa-dosa besar dengan berbagai macam bentuknya, keempat: menjerumuskan ke dalam dosa-dosa kecil, kelima: menyibukkan manusia dengan hal-hal yang mubah, keenam: menyibukkan dengan perbuatan-perbuatan yang kurang utama dari yang lebih utama.

Apabila dengan enam perangkap ini setan masih bisa dikalahkan oleh seorang hamba, maka setan tetap menyerang dan melawan tidak mau menyerah sampai ia mati dengan segala tipu daya dan perangkap yang lain. Sungguh besar perlawanan setan terhadap manusia, maka tetap selalu menjaga diri dan mintalah perlindungan Allah dari tipu daya setan dan bala tentaranya.   

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Penghalang Ketiga: Dorongan Hawa Nafsu

            Penghalang seorang Mukmin dari ketaatan dan beribadah kepada Allah yang ketiga adalah hawa nafsu yang ada pada dirinya. Ancaman atau serangan yang berasal dari dalam diri  sendiri itu jauh lebih berbahaya dibanding yang berasal dari luar. Musuh dari luar biasanya segera diketahui dan diantisipasi. Sementara musuh dari dalam dirinya sendiri tidak mudah dikenali dan diketahui.

Nafsu manusia diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia, seperti adanya keinginan (nafsu) makan, keinginan dengan wanita, senang dengan harta, senang melihat dan mendengar, ada perasaan benci dan cinta.  Di satu sisi nafsu bisa menjadi musuh yang menjerumuskan manusia dan menghalanginya dari beribadah kepada Allah, jika tidak bisa dikendalikan oleh akal dan wahyu.

Nafsu yang tidak terkendalikan oleh akal dan wahyu benar-benar menjadi musuh bagi pemiliknya. Nafsu tersebut akan selalu ingin menjauhakan pemiliknya dari Allah, ia akan menjadi penghalang utama bagi pemiliknya dari kebaikan dan amal shalih dengan menjerumuskan pemiliknya ke lubang dosa dan maksiat sesuai selera nafsunya. Pemiliknya tidak akan menyadari hal tersebut sampai ia terjatuh dalam jurang kehinaan yang paling dalam.

Setiap saat antara akal dan nafsu tak henti-hentinya berseteru pada diri manusia. Kemulian dan kehinaan manusia sangat bergantung pada posisi pertarungan antara keduanya. Seorang Tabi’in Malik bin Dinar berkata, “Allah menciptakan Malaikat disertai akal dan tidak memiliki syahwat (nafsu). Allah menciptakan binatang dengan menyertakan nafsu tanpa akal. Sedangkan Allah menciptakan manusia dengan menyertakan akal dan nafsu. Maka barangsiapa yang akalnya mampu mengalahkan nafsunya , maka dia lebih baik dari Malaikat, dan barangsiapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, maka dia lebih buruk dari binatang.”

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah.

Dalam khutbah yang kedua ini, kami akan menyampaikan bekal dan sikap yang harus kita miliki agar terjaga dari tiga penghalang dan musuh yang selalu menghadang. Yahya bin Mu’adz pernah menyampaikan,

أَعْدَاءُ الإِنْسَانِ ثَلاَثَةٌ: دُنْيَاهُ، وَشَيْطَانُهُ، وَنَفْسَهُ فَاحْتَرِسْ مِنَ الدُّنْيَا بِالزُهْدِ فِيْهَا، وَمِنْ الشَّيْطَانِ بِمُخَالَفَتِهِ، وَمِنْ النَّفْسِ بِتَرْكِ الشَّهَوَاتِ

Musuh manusia itu ada tiga: dunia, setan, dan nafsu. Bentengilah diri kalian dari dunia dengan zuhud, dari setan dengan menyelisihi perintahnya, dari hawa nafsu dengan mengontrol keinginan (syahwat)”

Pertama, bersikap zuhud dalam mengarungi kehidupan di panggung dunia ini. Zuhud dalam arti menganggap dunia dengan segala kesenangaannya ini adalah sementara dan akhirat dengan segala kesenangan dan balasannya lebih baik dan lebih kekal. Dengan sikap yang seperti ini seorang Mukmin tidak akan terperdaya dengan dunia dan dunia tidak akan mampu menghalanginya dari mengabdi kepada Allah. Ia akan menjadi hamba Allah yang sebenarnya bukan menjadi budak dunia.

Kedua, dengan menyelisihi perintah setan. Sikap yang terbaik agar setan tidak menguasai diri manusia adalah selalu menyelisihi perintahnya. Setiap kali setan  menggoda kita untuk berbuat dosa dan meninggalkan perintah Allah, maka ingatlah bahwa dengan menyelisihi perintah setan maka Allah memberikan kekuatan dan keteguhan pada iman kita. Di antara usaha agar lebih kuat untuk menyelisihi setan adalah selalu isti’adzah (meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).

Ketiga, dengan mengontrol dan mengendalikan keinginan. Dengan cara seperti ini kita akan mampu menguasai hawa nafsu dan menundukkannya agar mengikuti wahyu. Di antara usaha lain supaya bisa mengendalikan hawa nafsu adalah dengan sedikit tidur di malam hari dengan memanfaatkan untuk qiyamullail dan sering lapar alias sering puasa di siang hari.

Demikianlah khutbah yang kami sampaikan pada siang hari ini, semoga Allah selalu membimbing setiap langkah kita dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Mari kita tutup dengan berdoa kepada Allah.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالْجُوْدِ وَالْاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
صَلَاةً وَسَلَامًا عَلَى حَبِيبِنَا المُصْطَفَى –صلى الله عليه وسلم- وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُم بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّين
أُوصِيْكُمْ وَإٍيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ ,وَقَدْ قَال الله تَعَالى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ اكْفِنأ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إِنِّا نسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ يَارَبَّ العَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم


Jangan lupa klik tombol share di bawah, Semoga Bermanfaat!
Terimakasih, Jazakumullah Khairan, Barakallahu Fiikum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *