Dakwah Harus Memiliki Daya Tahan
Oleh: Ust. Burhan Shodiq
Pernahkah dengar kabar kalau kawan sepondok dulu kini tidak lagi aktif berdakwah? Padahal dulu adalah bintang di pondoknya. Bahasa Arab jago, ilmu agama juga ok tapi ternyata tidak segemilang nasibnya ketika di luar pondok. Terdengar dia kini sudah tidak aktif berdakwah lagi. Alasannya sepele, sudah terlalu bosan.
Kabar seperti itu bukan cuma satu dua kali terdengar. Malah sering banget kita dengar. Mereka yang dulu sangat aktif dalam berdakwah kini harus berhenti dan beralih ke profesi dan pekerjaan lain. Dunia dakwah ditinggalkan. Diganti dengan kesibukan kesibukan lainnya yang melenakan.
Salah satu problem dakwah adalah soal daya tahan. Tidak banyak orang yang bisa bertahan dalam menghadapi gelombang ujian dakwah. Ada yang memutuskan mundur pelan. Ada pula yang memutuskan berhenti setelah mencoba bertahan beberapa tahun lamanya.
Dakwah sebagai sebuah proses memang membutuhkan daya tahan yang kuat. Bagaimana seorang dai harus terus memompa pertahananya sekuat tenaga. Agar dia tetap bisa bertahan menghadap ujian dan cobaan dalam dakwah. Karena sesungguhnya inilah yang dibutuhkan oleh setiap pejuang dakwah. Daya tahan yang kuat.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (QS. At-Taubah: 111)
Ketika seseorang sudah berjanji untuk mewakafkan dirinya pada jalan juang dakwah, maka menjadi penting untuk senantiasa mengingat tujuan ini sejak awal. Jangan sampai tujuan ini menjadi redup dan bahkan malah hilang. Ia harus terus menggelorakan semangat juang dengan lebih bagus lagi.
Kerikil dan hambatan berupa sandungan dakwah adalah bagian dari dinamika perjuangan yang harus dihadapi. Terjalnya medan dakwah, hiruk pikuk orang orang yang tidak suka dengan dakwah adalah seni yang harus bisa dinikmati dan dihadapi.
Ia adalah sebuah proses pendewasaan yang menguatkan jiwa juang seseorang. Jangan sampai seorang dai menjadi mudah menyerah dan mudah kalah.
Setiap pejuang dakwah harus meyakini bahwa Allah yang akan memberikan mereka kekuatan untuk bertahan. Bukan dia yang berkuasa terhadap dirinya, tetapi pertolongan Allah yang mampu membuat dia bertahan dengan baik. Jika ia hanya mengandalkan kemampuan diri saja, maka akan susah bagi dia untuk bisa bertahan daian dakwah ini.
Setiap kita akan diuji. Apakah komitmen dakwahnya benar benar semua tekad yang tulus, ataukan semua hanya kepura puraan saja. Bukankah Allah sudah berfirman:
Proses ujian inilah yang akan menyaring sumber daya manusia dalam dakwah ini. Ada orang yang baru dapat musibah kecil sudah menjauh dari dakwah. Tetapi ada yang sudah mendapatkan beraneka musibah dalam hidupnya, namun ia tetapi tsabat dan kokoh dalam perjuangan.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Sebagaimana yang terserat dalam surat al-Baqarah: 214
Pertahanan Terbaik Adalah Menyerang
Menyerang ini maksudnya bukan melakukan penyerangan dengan senjata api atau senjata tajam. Tetapi menyerang dalam artian mencoba melebarkan pengaruh kebaikan kepada setiap manusia. Memperbanyak kegiatan-kegiatan dakwah di masyarakah. Meski pada akhirnya pertemuan antara haq dan batil pasti lambat laun akan terjadi.
Seorang kader dakwah harus berpikir keras kegiatan dakwah apa saja yang harus dia lakukan. Dengan menyibukkan diri dalam kebaikan maka dia akan selalu berpikir tentang kebaikan. Akan tetapi jika dia selalu dalam kondisi kosong pikiran dan tidak ada pekerjaan, maka akan mudah bagi setan untuk memperdaya dirinya.
Maka dengan menghidupkan diri melalui amal amal shalih akan mendidik seorang kader dakwah untuk terus berada dalam zona kebaikan. Jika sudah dalam fase ini, susah bagi mereka untuk tidak baik. Karena hampir seluruh komponen hidupnya mengajak kepada kebaikan.
Daya Tahan Butuh Kawan
Dai yang bekerja sendiri akan lebih mudah jatuh dan tersungkur manakala mendapat ujian dan cobaan. Sebab ia tak ada kawan untuk menguatkan posisi pertahanannya. Ia dengan mudah ambruk jika energinya sudah terkuras habis.
Kondisinya akan lain jika dia memiliki kawan dan sahabat yang menguatkan. Mereka akan lebih mudah bertahan saat ujian ujian dakwah datang. Karena mereka akan memiliki jalinan ukhuwah yang bagus. Saling menguatkan satu sama lain.
Dengan kawan yang memiliki tujuan dakwah yang sama, mereka bisa membuat jejaring dan manajemen komunitas yang bagus. Mereka bisa saling menguatkan dengan program dakwah yang mengikat dan komit. Komitmen mereka kuat dan saling diikat dengan mekanisme organisasi yang bagus.
Jadi, dakwah butuh endurance yang bagus. Butuh daya tahan yang bagus, karena ia diharapkan mampu terus berproses dan tidak berhenti di tengah jalan.
(majalah ar risalah: 205)