Berhati Hati Dengan Istidraj
Oleh: Ust. Fakhrurozy Abu Syamil,S.Pd.I
Kadangkala kita heran, kenapa orang-orang terkenal, wajahnya cantik atau tampan, kekayaan melimpah, mereka adalah idola kawula muda dan disukai banyak orang, tetap merasa sendiri dan tersingkir. Dan akhirnya mereka memilih mengakhir hidup dengan bunuh diri?
Kenapa orang-orang kaya, dengan kemapanan hidup dan kesibukan kerja yang tinggi, merasa hampa dan merasa tidak bermakna. Akibatnya mereka menenggelamkan diri dalam dunia narkoba?
Allah ta’ala menyampaikan sebab kehidupan yang sempit dan beban kehidupan yang menyusahkan, meski ada dalam gelimang harta. Allah Ta’ala berfirman:
مَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِی فَإِنَّ لَهُۥ مَعِیشَةࣰ ضَنكࣰا وَنَحۡشُرُهُۥ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”. (QS. Thaha: 124)
Disebutkan lagi oleh Allah ta’ala dalam ayat lain:
وَضُرِبَتۡ عَلَیۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَاۤءُو بِغَضَبࣲ مِّنَ ٱللَّهِۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُوا۟ یَكۡفُرُونَ بِـَٔایَـٰتِ ٱللَّهِ وَیَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِیِّـۧنَ بِغَیۡرِ ٱلۡحَقِّ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ یَعۡتَدُونَ
“Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 61)
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali Imran: 112)
Sumber Bencana
Pada waktu nenek moyang kita, Nabi Adam ‘alaihis salam turun ke dunia, maka kehidupan dunia, Allah limpahkan barakah bagi manusia, karena tidak ada maksiat yang dikerjakan oleh manusia. Kemudian berkah kehidupan itu mulai dicabut karena perbuatan dosa dan maksiat manusia. Allah ta’ala berfirman:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Kedamaian suatu negeri, subur makmur dan aman sentosa, hilang karena manusia tidak bersyukur kepada nikmat Allah. Rasa syukur yang harusnya diwujudkan dengan mentaati Allah, justru diwujudkan dengan membebaskan syahwat. Allah ta’ala berfirman:
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلࣰا قَرۡیَةࣰ كَانَتۡ ءَامِنَةࣰ مُّطۡمَىِٕنَّةࣰ یَأۡتِیهَا رِزۡقُهَا رَغَدࣰا مِّن كُلِّ مَكَانࣲ فَكَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُوا۟ یَصۡنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112)
Hati-Hati Dengan Istidraj
Kadangkala Allah ta’ala memberi manusia dunia yang melimpah dan disukai oleh manusia, semakin banyak dosa dan menentang ajaran Allah, semakin banyak dunia yang dia dapatkan. Pemberian itu, bukan karena cinta atau sayang Allah kepada orang itu. Tetapi, pemberian itu disampaikan untuk membuat manusia semakin lupa kepada Allah, dan ketika hukuman tiba maka dia dalam puncak kesombongan dan dosa. Inilah istidraj yang Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam ingatkan:
إذا رأيتَ اللهَ يعطى العبدَ من الدنيا ما يحبُّ وهو مقيمٌ على معاصيه فإنما ذلك منه استدراجٌ
“Apabila engkau melihat Allah memberi dunia kepada seorang hamba, yang disukainya sedangkan dirinya selalu berbuat dosa, maka ketahuilah pemberian Allah itu adalah istidraj.” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi, al-Iraqy: hadits hasan)
Allah ta’ala bahkan menyampaikan kadang kalah manusia lupa kepada-Nya, maka Allah limpahkan rezeki dari langit dan bumi. Semua kekayaan datang kepada pelaku dosa, pada waktu dia berbuat dosa. Tetapi pemberian itu dilimpahkan untuk membuat orang itu semakin lupa kepada Allah. Allah berfirman:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya.…” (QS. Al-An’am: 44-45)
Allah ta’ala mengingatkan kaum muslimin tidak takjub dengan dunia yang dimiliki oleh kaum kafir, berupa anak keturunan yang cantik/tampan dan harta yang melimpah. Karena sesungguhnya Allah ta’ala melimpahkan itu semua, ujungnya untuk membuat mereka mati di puncak kekafirannya terhadap Allah.
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka sedang mereka dalam keadaan kafir.” (Qs. At-Taubah: 55)
Semoga Allah senantiasa memberi kita rezeki yang dapat menambah ketaatan kepada-Nya.