Oleh: Ust. Burhan Sodiq
Kita selalu berburu hal hal yang baik dalam kehidupan kita. Jika kita bertemu dengan sesuatu yang baik, maka kita akan rekomendasikan orang tuk datang. Sebuah peluang harga murah misalnya. Kita akan berburu dimanapun tempatnya. Kita sampaikan kepada orang lain peluang peluang itu. Tanpa harus diminta dan tanpa harus disuruh.
Karena pada hakekatnya kita ingin orang juga dapat kebaikan yang sama seperti yang kita punya. Oleh karena itu kita sampaikan informasi itu kepada mereka. Agar mereka tahu dan mereka bisa datang ke lokasi tersebut.
Lalu Bagaimana Dengan Kebaikan
Apakah bisa hal itu juga berlaku untuk kebaikan? Orang tidak perlu dipaksa paksa langsung saja menyampaikan kebaikan kepada orang lain. Dengan sebuah niat, agar orang lain mendapatkan kebaikan yang sama seperti dia? Inilah pekerjaan rumah yang perlu kita pikirkan bersama sama. Bagaimana sebuah kebaikan bisa dengan mudah dishare kepada orang lain.
Pertama yang harus dilakukan adalah kita harus mencintai kebaikan itu sendiri. Sejauh mana kita bisa punya rasa cinta yang mendalam terhadap kebaikan. Karena dengan rasa cinta yang besar, kita bisa berbuat banyak. Kita akan melakukan hal hal dengan sangat ringan. Tidak merasa berat dengan beban beban dakwah yang kita sandang.
Mendidik jiwa untuk mencintai kebaikan tidaklah mudah. Karena seringnya manusia lebih menyukai kesia siaan dan keterlenaan. Tidak begitu menyukai hal hal yang serius dan berat. Apalagi jika harus berkorban untuk sesuatu yang di luar kesenangan mereka. Maka kebaikan harus menjadi kebutuhkan setiap insan.
Mereka harus menjadikan kebaikan sebagai nutrisi utama untuk hati dan jiwa. Ketika kebaikan sudah menjadi nutrisi utama bagi hati dan jiwa, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mencintai kebaikan itu sendiri. Tapi lain halnya jika memang kebaikan belum menjadi kebutuhan. Kita akan senantiasa menghindari keburukan itu. Tidak butuh dengan kebaikan dan lebih menyukai tenggelam dalam kesibukan yang melenakan.
Kedua, yang perlu kita lakukan adalah membuat kebaikan kebaikan dengan kemasan kemasan semenarik mungkin. Adakalanya beberapa kawan mengadakan acara kebaikan apa adanya. Tidak dikemas dengan maksimal. Hanya berjalan apa adanya. Tidak ada rencana untuk memaksimalkan acara menjadi acara yang sangat fantastis.
Bikin desain flyer juga seadanya. Foto foto yang digunakan juga seadanya. Akhirnya yang datang pun seadanya. Tidak bisa datang banyak. Karena memang tidak tertarik sama sekali untuk mendatanginya. Padahal orang sangat tahu bahwa sebuah desain yang menarik akan membuat orang tertarik. Mereka akan datang dengan berbondong bondong ketika mereka tertarik dengan apa yang dilihat.
Otomatis Optimis
Sebuah kondisi dakwah yang menarik adalah selalu optimis dalam melihat apa saja di depannya. Tidak merasa pesimis dengan masa depan dakwah. Tetapi terus melaju dengan pola pola pendekatan kebaikan yang menarik hati. Tidak mudah ngambek dan tidak mudah patah semangat dalam menjalani kebaikan kebaikan hidup.
Untuk itu perlu dibangun semangat untuk rakus terhadap kebaikan. Pasang antenna yang panjang untuk bisa menangkap peluang peluang kebaikan yang nampak di depan mata. Agar kemudian kita merasa terus lapar dengan kebaikan kebaikan yang ada. Sehingga jiwa kita terus diguyur dengan semangat yang tiadak henti ingin baik.
Dengan begitu masyarakat di sekitar kita pun akan merespon dengan baik. Mereka akan menjadi penopang penopang kebaikan yang berkelanjutan. Karena berada di sebuah komunitas yang mendukung kebaikan akan terasa lebih menentramkan daripada berada dalam situasi buruk yang menyesakkan.
Jika hal itu sudah berjalan dengan semestinya, maka kita akan menjadi pribadi yang otomatis optimis. Selalu berjalan dengan cita cita dan harapan yang sama. Selalu menghendaki kebaikan kepada kita. Tidak terlalu sibuk dengan dunia yang melenakan, tetapi sibuk mencari kebaikan sebagai bekal di hari berkeabadian.