Belajar Bermadzhab Kepada Syaikh Hasan Bukhari

Dalam daurah Ilmiah Internasional Jeddah di antara materi yang dipelajari adalah kitab Kitab Al-Ilmu dan Kitab Al-Iman, kedua kitab ini diampu oleh Sheikh Hamid Akram Al-Bukhari. Beliau ulama Madinah yang memiliki Majelis Ilmu di Masjid Nabawi.

Di sela-sela pembahasan Kitabul Ilmi (Sesi 1) Sheikh menyampaikan bahwa untuk belajar ilmu fikih, seharusnya seorang muslim memulainya dari Madzhab yang dianut oleh mayoritas penduduk negerinya.

Mengapa? Hal itu untuk menghindari benturan di tengah masyarakat. Bisa dibayangkan. Jika kita tinggal di Indonesia, yang mayoritas bermadzhab Syafii, tiba-tiba saja ada dai yang nengajarkan ajaran madzhab Hanafi di tengah masyarakat luas yang masih awam, hampir bisa dipastikan akan timbul kekacauan dan perselisihan.

Berbeda halnya kalau itu terjadi di kalangan pelajar atau mahasiswa, yang memang sudah saatnya belajar tentang perbandingan dan perbedaan madzhab.

Hemat beliau, seorang dai yang bijak pasti akan mempersempit ruang perbedaan dengan objek dakwahnya. Dan bukan malah memperlebar jurang pemisah antara keduanya.

Salah satu caranya ialah pendekatan dakwah dengan mengedepankan persaman madzhab fikih. Bukan memaksakan madzhab lain yang masih sama sekali asing di tengah umat yang awam. Sebab, persatuan umat adalah sesuatu yang teramat mahal.

Reporter: Herliawan Setiya (Peserta Dauroh Internasional Jeddah Saudi 2018)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *