Amalan Malam Idul Fitri

Malam Ied Ngapain Aja ?

Oleh: Ust. Zaid Royani,S.Pd.I

Seringnya saat malam ied fitri sebagian kaum muslimin bingung apa yang hendak ia lakukan. Karena bingung dan kurang ilmu tidak jarang ada orang yang justru mengisi malam tersebut untuk hal yang kurang bermanfaat atau bahkan berbau dosa.

Padahal banyak sekali amalan utama yang bisa dilakukan. Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan memberikan beberapa nasehat terkait amalan di malam Ied.

Pertama, Memperbanyak takbir

Mengumandangkan takbir dianjurkan sejak hilal sebagai petunjuk akhir Ramadhan telah nampak dan ditetapkan.

Hendaknya memperbanyak mengucapkan takbir Allahuakbar, Allahuakbar laailahaillahu Allahu akbar, allahuakbar walillahil hamd.

Anjuran memperbanyak dzikir dan takbir sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu dan agar kamu bersyukur” [QS. Al-Baqarah: 185]

Namun tradisi takbiran keliling yang sudah biasa dilakukan jangan sampai tercampur maksiat, hal yang membahayakan, dan dilakukan hingga larut malam.  

Kedua, Musahabah

Ramadhan telah berlalu, maka wajib bagi setiap hamba beriman untuk bermuhasabah. Apa yang telah kita perbuat pada bulan ini untuk kebaikan diri kita?

Bagi yang mampu memaksimalkan ramadhanya dengan baik maka hendaknya bersyukur kepada Allah dengan mengucap alhamdulillahi al ladzi bi nikmatihi tatimmus shalihat (segala puji bagi Allah dengan nikmat-Nya sempurnalah amal shalih)

Namun bagi yang belum bisa memaksimalkannya, atau menyia-nyiakan ramadhannya maka hendaknya beristighfar meminta ampunan kepada Allah.

Begitupula hendaklah kita menjadi orang yang merasa takut dan khawatir terhadap amal-amal yang telah kita perbuat khawatir amalan tersebut tidak diterima oleh Allah. Karena Allah berfirman:

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Allah hanya menerima amalan dari orang-orang bertakwa.” (QS. Al Maidah: 27)

Jangan sampai kita merasa ujub dengan amal kita, merasa telah mengerjakan kewajiban Rabbnya dengan sempurna, atau telah memberi hak Rabbnya dengan sempurna.

Justru seharusnya kita lebih merasa banyak kurangnya, masih ada yang diremehkan. Karena kita harus lebih perhatian dalam melihat diterimanya amal daripada beramal itu sendiri.

Ulama Salaf berkata:

 لأن أكون أعلم أن الله قد تقبل مني مثقال حبة من خردل أحبُّ إليَّ من الدنيا وما فيها

“Jika aku mengetahui bahwa Allah menerima sebagian amalmu meski sebesar biji sawi hal itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya.”

Ketiga, shalat malam

Banyak anggapan bahwa saat malam ied fitri sunnah shalat tahajjud

مَنْ قَامَ لَيْلَتَىِ الْعِيدَيْنِ لِلهِ مُحْتَسِبًا لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ. رواه الشافعي وابن ماجه

Artinya, “Siapa saja yang qiyamul lail pada dua malam Id (Idul Fitri dan Idul Adha) karena Allah demi mengharap ridha-Nya, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati manusia menjadi mati,” (HR As-Syafi’i dan Ibn Majah).

Inilah ketiga amalan yang bisa kita lakukan saat malam idul fitri. Semoga bermanfaat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *