Agar Selamat Dari Adzab Kubur

Agar Selamat Dari Adzab Kubur

Setiap muslim menyakini kebenaran adanya nikmat dan adzab kubur. Setiap manusia pasti akan menemuinya setelah kematiannya.

Sebab itu, penting bagi seorang muslim untuk mengetahui amalan-amalan apa saja yang akan menyelamatkannya dari adzab kubur.

Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan beberapa amalan yang dapat menyelamtkan seseorang dari pedihnya adzab kubur, di antaranya adalah:

  1. Berjihad

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda:

عَنْ رَاشِدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا بَالُ الْمُؤْمِنِينَ يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ إِلَّا الشَّهِيدَ قَالَ كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً

Dari Rasyid bin Sa’d bahwa seseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, Mengapa kaum mukminin ditanya di dalam kuburan mereka kecuali orang yang mati syahid ? beliau bersabda : “Cukuplah dengan kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian baginya.” [HR. Nasa’i]

Dalam riwayat lainnya disebutkan pula:

عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ

Dari Al Miqdam bin Ma’di Karib ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Orang yang mati syahid di sisi Allah mempunyai enam keutamaan : dosanya akan diampuni sejak darahnya tertumpah di awal kali pertempuran, diperlihatkan tempat duduknya di dalam aljannah, dijaga dari siksa kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, diberi mahkota kemuliaan yang satu permata darinya lebih baik dari dunia seisinya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari dan diberi hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari keluarganya.” [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Amalan jihad disebut sebagai dzirwatus sanamil Islam (amalan puncak dalam Islam). Karena dalam amal ini seseorang dituntut untuk mengorbankan jiwa, harta, waktu dan lainnya untuk Islam.

Maka sebagai balasan dari Allah dan keutamaan untuknya ia akan dihindarkan dari siksa kubur.  Sebab itu, hendaknya setiap muslim selalu berniat untuk berjihad untuk memuliakan agama Allah ta’ala.

  1. Ribath (Berjaga di Perbatasan)

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda:

عَنْ سَلْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ

Dari Salman dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ribath sehari semalam lebih baik daripada shaum (puasa) dan shalat malam sebulan penuh, jika dia meninggal maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yang pernah dia amalkan, mengalir pula rizkinya dan terbebas dari fitnah kubur.” [HR Muslim]

Dalam riwayat lainnya disebutkan:

عَنْ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلَّا الَّذِي مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنَّهُ يُنْمَى لَهُ عَمَلُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيَأْمَنُ مِنْ فِتْنَةِ

Dari Fadhalah bin Ubaid dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : “Setiap mayit ditutup berdasarkan amalnya kecuali orang yang mati saat ribath (berjaga di jalan Allah), maka amalnya akan tetap berkembang hingga hari kiamat, dan ia akan aman dari fitnah kubur.” [HR. Tirmidzi]

Ribath masih termasuk bagian dari amal jihad fi sabilillah. Sehingga resiko maupun kadar kesulitannya pun sama seperti amal jihad.

Karena orang yang sedang ribath mareka sedang menyelamatkan banyak jiwa kaum muslimin dari serangan musuh-musuh Islam. Sebab itu, Allah ta’ala membalasnya dengan pahala yang terus mengalir meski ia telah meninggal dan ia akan diselamatkan dari siksa kubur.

  1. Membaca surat Al Mulk.

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَرَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِبَاءَهُ عَلَى قَبْرٍ وَهُوَ لَا يَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ضَرَبْتُ خِبَائِي عَلَى قَبْرٍ وَأَنَا لَا أَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ تَبَارَكَ الْمُلْكِ حَتَّى خَتَمَهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِيَ الْمَانِعَةُ هِيَ الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Dari Ibnu Abbas ia berkata : Sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membuat kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira jika berada di pemakaman, tiba-tiba ada seseorang membaca surat Al Mulk hingga  selesai, kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang membaca surat Al Mulk hingga selesai, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Dia adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur.”  [HR. Tirmidzi]

Dalam riwayat lainnya disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ سُورَةً مِنْ الْقُرْآنِ ثَلَاثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِيَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Sesungguhnya ada satu surat dalam Al Qur`an yang terdiri dari tiga puluh ayat, dan dapat memberikan syafa’at kepada seseorang hingga dia diampuni, yaitu surat Al Mulk.”  [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Salah satu surat yang memiliki keutamaan adalah surat Al Mulk. Surat ini berjumlah 30 ayat, sehingga sangat mudah untuk dihafalkan.

Keutamaan dalam surat ini adalah dapat menyelamatkan seorang muslim darisiksa kubur dan menjadi syafaat baginya kelak di jannah. Maka, selayaknya seorang muslim memahami dan menghafalkan surat ini.

Anjuran lainnya adalah agar kita membacanya sebelum tidur di malam hari. Semoga dengan mengamalkan perintah Rasulullah kita terhindar dari siksa kubur.

  1. Meninggal Karena Sakit

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ مَرِيضًا مَاتَ شَهِيدًا وَوُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَغُدِيَ وَرِيحَ عَلَيْهِ بِرِزْقِهِ مِنْ الْجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa mati dalam kondisi sakit, maka ia mati syahid, dilindungi dari siksa kubur dan akan diperlihatkan rizkinya di dalam jannah (surga) di waktu pagi dan petang.” [HR Ibnu Majah]

Musibah berupa sakit sering menghampiri hidup seorang hamba. Selain sebagai penggugur dosa, musibah sakit juga memiliki keutamaan bagi orang yang bersabar dalam menghadapinya, yaitu ia akan diselamatkan dari siksa kubur.

Sebab itu, hendaknya seorang muslim harus tetap husnudzan (berprasangka baik) terhadap ketetapan baik dan buruk dari Allah.

  1. Meninggal Karena Sakit Perut

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda:

عَنْ سُلَيْمَان بْن صُرَدٍ عَنْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَتَلَهُ بَطْنُهُ لَمْ يُعَذَّبْ فِي قَبْرِهِ

Dari Sulaiman bin Shurd dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang meninggal karena sakit di perutnya, niscaya tidak akan di adzab di dalam kuburnya.” [HR Tirmidzi]

Sakit perut merupakan bagian dari musibah rasa sakit. Salah satu penyakit yang sangat menyiksa dan sangat berat dirasakan adalah sakit perut dengan segala sebabnya.
Maka Allah akan memberi keutamaan bagi orang yang diuji dengan penyakit ini dengan dibebaskannya ia dari adzab kubur.

  1. Meninggal di Hari Jum’at

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ وَأَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْن أَبِي هِلَالٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ سَيْفٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Dari Abdullah bin ‘Amr berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.”  [HR Tirmidzi]

Hari Jum’at memiliki keutamaan yang banyak. Salah satunya adalah orang yang meninggal di hari itu, terhitung dari malam Jum’at maka orang tersebut akan diselamatkan dari siksa kubur.

Namun hal ini berlaku bagi orang muslim yang  lurus dalam keislamannya. Sebab jika ada orang yang tidak menjalankan perintah Allah dengan baik dan ia meninggal di hari Jum’at maka itu tidak ada maknanya.  Adapun jika hal itu terjadi pada orang istiqomah dalam ibadahnya maka meninggalnya ia di hari Jum’at merupakan keutamaan yang Allah lebihkan untuknya.

(Ust. Oman Suratman – Dengan beberapa tambahan)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *