Agar Safar Berpahala
Safar disebut oleh Rasulullah sebagai setengah adzab (nishful ‘adzab). Karena banyaknya kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi musafir dalam safarnya.
Meski tidak dalam kondisi tenang seperti di kampung halamannya, seorang muslim yang sedang bersafar tetap dianjurkan untuk memperhatikan beberapa hal, agar safarnya bernilai pahala di sisi Allah, tidak sia-sia atau bahkan berdosa.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam bersafar, yaitu:
1. Memperbanyak Dzikir dan Do’a.
Hendaknya seorang musafir melazimi dzikir dan do’a. Karena safar termasuk salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Begitupula karena safar adalah kondisi di mana musafir akan menghadapi berbagai kesulitan, maka hendaknya berdoa memohon pertolongan dalam safarnya.
2. Menjaga pandangan.
Cara menjaga pandangan dilakukan dengan dua cara, yaitu menundukkan pandangan dan menutup aurat terkhusus bagi wanita muslimah.
Dengan menjaga pandangan seseorang akan terhindar dari berbagai fitnah.
3. Mengulang hafalan.
Terkadang saat bersafar banyak waktu yang luang, baik saat menaiki kendaraan, menunggu kendaraan dan lainnya. Maka hendaknya seorang musafir mempergunakan waktunya untuk mengulang hafalan yang ia hafal baik Al-Qur’an atau hadits dan lainnya.
4. Membaca bacaan bermanfaat.
Selain mengulang hafalan, seorang musafir juga bisa menggunakan waktu luangnya dengan membaca bacaan yang bermanfaat, baik buku, artikel, dan lainnya. Karena hal ini merupakan kebiasaan para ulama, mereka tidak akan jauh dari buku. Sebagaimana ungkapan yang masyhur “Khairu Jalisin fi zaman al kitab” (Sebaik-baik teman sepanjang waktu adalah buku bacaan).
Inilah empat hal yang harus diperhatikan seorang musafir dalam safarnya. wallahu a’lam.